Hubungan Kandungan C-Organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska

dengan kerapatan spesies mangrove ditunjukkan dengan persamaan y = 0,022x - 59,77 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,851 dan koefisien determinasi r = 0,922. Gambar 20. Grafik Regresi Kerapatan Spesies Mangrove terhadap Kepadatan Moluska

7. Hubungan Kandungan C-Organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska

Gambar 21 menunjukkan hubungan antara kandungan C-Organik substrat terhadap kepadatan Moluska pada Minggu I di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska dengan kandungan C-Organik substrat ditunjukkan dengan persamaan y = 15x + 16,83 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,069 dan koefisien determinasi r = 0,263. Gambar 21. Grafik Regresi Kandungan C-Organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu I 47,4 37,2 32 y = 0,022x - 59,77 R² = 0,851 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 4000 4100 4200 4300 4400 4500 4600 4700 4800 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 Kerapatan mangrove Indha r = 0,922 63 71 74 y = 15x + 16,83 R² = 0,069 15 30 45 60 75 3 3,2 3,4 3,6 3,8 4 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 C-organik r = 0,263 Universitas Sumatera Utara Gambar 22 menunjukkan hubungan antara kandungan C-Organik substrat terhadap kepadatan Moluska pada Minggu II di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska dengan kandungan C-Organik substrat ditunjukkan dengan persamaan y = 25x - 47,16 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,206 dan koefisien determinasi r = 0,453. Gambar 22. Grafik Regresi Kandungan C-Organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu II Gambar 23 menunjukkan hubungan antara kandungan C-Organik substrat terhadap kepadatan Moluska pada Minggu III di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska dengan kandungan C-Organik substrat ditunjukkan dengan persamaan y = 65x - 198,8 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,119 dan koefisien determinasi r = 0,346. 46 35 40 y = 25x - 47,16 R² = 0,206 10 20 30 40 50 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 K epa da a ta n m o lus k a Ind m 2 C-organik r = 0,453 Universitas Sumatera Utara Gambar 23. Grafik Regresi Kandungan C-Organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu III Gambar 24 menunjukkan hubungan antara kandungan C-Organik substrat terhadap kepadatan Moluska pada Minggu IV di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska dengan kandungan C-Organik substrat ditunjukkan dengan persamaan y = -120x + 450,3 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,544 dan koefisien determinasi r = -0,738. Gambar 24. Grafik Regresi Kandungan C-Organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu IV Gambar 25 menunjukkan hubungan antara kandungan C-Organik substrat terhadap kepadatan Moluska pada Minggu V di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model 49 12 25 y = 65x - 198,8 R² = 0,119 10 20 30 40 50 60 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 C-organik r = 0,346 43 36 12 y = -120x + 450,3 R² = 0,544 10 20 30 40 50 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 C-organik r = -0,738 Universitas Sumatera Utara hubungan antara kepadatan Moluska dengan kandungan C-Organik substrat ditunjukkan dengan persamaan y = -155x + 428,1 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,62 dan koefisien determinasi r = -0,789. Gambar 25. Grafik Regresi Kandungan C-Organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu V Gambar 26 menunjukkan hubungan antara kandungan C-Organik substrat terhadap kepadatan Moluska berdasarkan rata-rata pada setiap pengambilan sampel di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska dengan kandungan C-Organik substrat ditunjukkan dengan persamaan y = 26x + 129,8 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,110 dan koefisien determinasi r = - 0,331. Gambar 26. Grafik Regresi Kandungan C-Organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska 36 32 9 y = -115x + 428,1 R² = 0,622 10 20 30 40 50 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 C-organik r = -0,789 47,4 37,2 32 y = -26x + 129,8 R² = 0,110 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 3,35 3,4 3,45 3,5 3,55 3,6 3,65 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 C-organik r = -0,331 Universitas Sumatera Utara Pembahasan 1. Kondisi Ekosistem Mangrove Kerapatan Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa pada seluruh stasiun kerapatan mangrove di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara masih tergolong baik. Dengan nilai kerapaatan pada stasiun I ialah 4700 Indha, pada stasiun II ialah 4500 Indha dan pada stasiun III ialah 4066 Indha. Berdasarkan KepMen LH No. 201 Tahun 2004 bahwa kondisi mangrove dengan kerapatan 1500 dikategorikan dalam keadaan baik dengan kriteria sangat padat. Stasiun I merupakan stasiun dengan kondisi mangrove alami yang memiliki kerapatan pohon tertinggi dari stasiun lainnya yaitu seluas 4700 Indha. Kerapatan tertinggi terdapat pada spesies mangrove yaitu S. alba dengan jumlah kerapatan seluas 767 Indha, dan kerapatan terendah terdapat pada spesies mangrove yaitu A. alba dan A. officinalis dengan jumlah kerapatan seluas 133 Indha. Nilai kerapatan tertinggi pada stasiun II terdapat pada spesies mangrove yaitu R. apiculata seluas 733 Indha. Kerapatan spesies mangrove terendah dengan kerapatan seluas 133 Indha terdapadat pada N. fruticans. Stasiun II merupakan stasiun dengan kondisi mangrove yang telah direhabilitasi dengan kerapatan pohon seluas 4500 Indha. Stasiun III ialah stasiun dengan kondisi lahan mangrove, yang sebagian lahannya telah dikonversi menjadi lahan tambak ikan dan udang bagi masyarakat setempat, yang mempunyai luas kerapatan terendah seluas 4066 Indha. Kerapatan Universitas Sumatera Utara tertinggi terdapat pada spesies mangrove yaitu R. stylosa dengan jumlah kerapatan seluas 567 Indha, dan kerapatan terendah terdapat pada spesies mangrove yaitu A. floridum dan L. littorea dengan jumlah kerapatan seluas 167 Indha. Telah diketahui bahwa kerapatan jenis mangrove yang berbeda-beda dan memiliki jenis yang bervariasi pada setiap stasiun, salah satunya dipengaruhi oleh faktor lingkungan terhadap jenis mangrove yang ada pada lokasi stasiun masing- masing dan kegiatan yang terjadi di setiap stasiun yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan Talib 2008, yang menyatakan bahwa kondisi-kondisi lingkungan luar yang terdapat dikawasan mangrove cenderung bervariasi di sepanjang gradien dari laut ke darat. Banyak spesies mangrove telah beradaptasi terhadap gradien ini dengan berbagai cara, sehingga di dalam suatu kawasan suatu spesies mungkin tumbuh secara lebih efisien daripada spesies lain. Tergantung pada kombinasi dari kondisi-kondisi kimia dan fisik setempat, karena hal ini, jalur-jalur atau zona-zona dari spesies tunggal atau asosiasi-asosiasi sederhana sering kali berkembang di sepanjang garis pantai.

2. Keanekaragaman Moluska Komposisi dan Kepadatan Moluska

Dokumen yang terkait

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

0 5 102

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

0 0 16

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

0 0 2

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

0 0 5

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 17

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 4

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 2 21

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 6

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 35