Hasil nilai kecepatan arus yang telah diukur dilapangan pada saat penelitian ialah berkisar antara 0,06-02 ms pada stasiun I, kisaran 0,03-0,15
ms pada stasiun II, dan kisaran 0,06-0,015 ms pada stasiun III. Setelah dirata- ratakan dari hasil perstasiun, maka diperoleh hasil kecepatan arus tertinggi
terdapat pada stasiun I yaitu 0,11 ms, dan kecepatan arus terendah pada stasiun II dan stasiun III yaitu 0,08 ms. Hal ini disebabkan karena ada perbedaan waktu
pada saat pangukuran arus. Pengukuran arus dilakukan pada saat pasang dan pada saat surut, disertakan karena ada faktor angin yang mempengaruhi. Hal ini sesuai
dengan Alwidakdo dkk 2014, menyatakan bahwa angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus.
4. Karakteristik Substrat
Beberapa jenis makrozoobentos memiliki fisiologi khusus untuk beradaptasi pada lingkungan perairan yang memiliki tipe substrat berlumpur,
sehingga organisme tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada sedimen halus. Menurut Kartawinata et.al 1997 distribusi dan kelimpahan jenis
Moluska dipengaruhi oleh diameter rata-rata butiran sedimen. Karaketristik substrat yang diamati meliputi kadar C-Organik dan fraksi
substrat Tabel 6. Hasil analisis rata-rata kadar C-Organik pada setiap stasiun berkisar antara 3,4-3,6 . Hasil rata-rata kadar C-Organik tertinggi ditemukan
pada stasiun III yaitu 3,6. Pada stasiun ini spesies mangrove yang mendominasi adalah R. apiculata dan spesies Moluska yang mendominasi adalah N. subsulcata
dan C. capucinus. Hal ini sesuai dengan Jesus 2012, menyatakan bahwa R. yang banyak terpengaruh pasang surut karena tanah sering mengalami reduksi saat
Universitas Sumatera Utara
pasang dan teroksidasi saat surut. Rhizophora lebih sulit terdekomposisi, sehingga banyak ditemukan dalam bentuk bahan organik.
Tinggi rendahnya kandungan bahan organik diduga berkaitan dengan aktivitas yang terjadi atau kondisi lingkungan yang berada di sekitarnya. Kondisi
lingkungan yang dipengaruhi langsung oleh ombak dan arus yang kuat, cenderung mempunyai bahan organik yang relatif rendah dan sebaliknya lokasi yang
cenderung terlindung memiliki bahan organik yang relatif tinggi. Rustam 2003, mengatakan bahwa arus pada substrat berpasir selain menghanyutkan partikel
sedimen yang berukuran kecil juga dapat menghanyutkan bahan organik. Hasil analisis tekstur substrat menunjukkan bahwa setiap stasiun memiliki
komposisi fraksi debu, liat dan pasir yang jauh berbeda. Fraksi pasir tertinggi adalah di stasiun I plot 1 sebesar 58 dan terendah di stasiun III plot 1 sebesar
22 . Stasiun II plot 1 memiliki fraksi debu tertinggi mencapai 48 dan terendah di stasiun III plot 2 sebesar 26 . Fraksi liat komposisi tertinggi ditemukan pada
stasiun III plot 1 mencapai 48 dan terendah pada stasiun I plot 1 sebesar 8 . Tipe substrat dasar ikut menentukan jumlah dan jenis hewan bentos di
suatu perairan Susanto, 2000. Tipe substrat seperti tanah dasar berupa lumpur sangat penting dalam perkembangan komunitas hewan bentos. Pasir cenderung
memudahkan untuk bergeser dan bergerak ke tempat lain. Substrat berupa lumpur biasanya mengandung sedikit oksigen dan karena itu organisme yang hidup di
dalamnya harus dapat beradaptasi pada keadaan ini Ramli, 1989. Fauna yang menghuni hutan mangrove juga tergantung pada kondisi
substrat serta komposisi flora yang ada. Menurut Rangan 1996, kondisi substrat berpengaruh terhadap perkembangan komunitas Moluska dan substrat yang terdiri
Universitas Sumatera Utara
dari lumpur dan pasir merupakan substrat yang disenangi oleh Gastropoda dan Bivalvia.
5. Pasang Surut