Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit mitokondria, aparatus golgi rudimenter, dan sedikit granula glikogen. Neutrofil
merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik, memfagosit partikel kecil dengan aktif. Neutrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif
dan mampu melakukan glikolisis baik secara aerob maupun anaerob. Kemampuan neutrofil untuk hidup dalam lingkungan anaerob sangat menguntungkan karena
mereka dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkan debris pada jaringan nekrotik Effendi 2003.
2.3.3 Eosinofil
Eosinofil merupakan sel darah putih yang termasuk ke dalam granulosit. Jumlah eosinofil hanya 0-6 dari leukosit dan mempunyai garis tengah 9 m
, sedikit lebih kecil dari neutrofil Mitruka Rawnsley 1981. Inti memiliki dua
segmen, retikulum endoplasma, mitokondria, dan apparatus Golgi kurang berkembang Gambar 4b. Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid dan mampu
melakukan fagositosis terhadap komplek antigen dan antibodi Effendi 2003. Pada infeksi parasit, eosinofil diproduksi dalam jumlah yang besar dan akan
dimigrasikan ke daerah yang terinfeksi. Selain itu, eosinofil juga mempunyai kecenderungan khusus untuk berkumpul di jaringan tempat terjadinya reaksi
alergi dan diduga mampu mendetoksifikasi beberapa zat yang dapat menimbulkan peradangan yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil Guyton Hall 2008.
2.3.4 Basofil
Basofil merupakan sel darah putih yang memiliki jumlah kecil di dalam darah tikus. Jumlah basofil di dalam darah berkisar antara 0-3 Thrall et al.
2004. Basofil umumnya berbentuk seperti huruf S Gambar 4c. Sitoplasma basofil berisi granul yang lebih besar dan seringkali menutupi inti. Granul basofil
memiliki bentuk ireguler berwarna metakromatik. Basofil merupakan sel utama yang paling banyak ditemukan pada tempat peradangan atau alergi Caroline et al.
2009. Basofil mengandung heparin dan memiliki protein reseptor pada bagian
permukaan yang dapat mengikat IgE Imunoglobulin yang berperan dalam pertahanan terhadap alergi Guyton Hall 2008.
2.3.5 Limfosit
Limfosit merupakan sel yang sferis, memiliki garis tengah 6-8 m
, dengan jumlah 63-84 dari leukosit darah Mitruka Rawnsley 1981. Secara
normal, sel limfosit mempunyai inti relatif besar, bulat sedikit cekungan pada satu sisi, inti kromatin padat, anak inti baru terlihat dengan menggunakan mikroskop
elektron Gambar 4d. Limfosit memiliki sitoplasma yang sangat sedikit, sedikit basofilik, dan mengandung granula-granula azurofilik. Limfosit dalam sirkulasi
darah normal dapat berukuran 10-12 m . Ukuran yang lebih besar disebabkan
sitoplasmanya yang lebih banyak. Sel limfosit berada dalam kelenjar getah bening dan akan tampak dalam darah dalam keadaan patologis. Secara fungsional,
limfosit dikelompokkan menjadi dua, yaitu limfosit T dan limfosit B. Limfosit T dan B dibentuk dalam sumsum tulang. Limfosit T memiliki jangka waktu hidup
lama dan berperan dalam reaksi kekebalan yang diperantarai oleh sel. Limfosit B memiliki jangka waktu hidup yang bervariasi dan berperan dalam produksi
antibodi Guyton Hall 2008.
2.3.6 Monosit