4.1.2 Polyplax spinulosa
Polyplax spinulosa merupakan kutu penghisap yang termasuk ke dalam ordo Phthiraptera dan subordo Anoplura sucking lice, famili Polyplacidae. Kutu
ini biasa ditemukan pada tikus laboratorium R. norvegicus dan tikus liar. Menurut Burmeister 1839 P. spinulosa tergolong ke dalam kingdom Animalia,
filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo Phthiraptera, famili Polyplacidae, genus Polyplax, dan spesies Polyplax spinulosa.
Gambar 6 Polyplax spinulosa. A Kepala, B, Toraks, C, Abdomen, a mulut, b antena, c kaki, d kuku, e segmen, f keping
pleura Hasil penelitian menunjukkan bahwa P. spinulosa memiliki ukuran tubuh
mencapai 1,5 mm dengan pembagian struktur tubuh kepala, toraks, dan abdomen. P. spinulosa tidak memiliki mata. Kepala kutu berukuran kecil dan terdapat
sepasang antena yang tersegmentasi menjadi tiga sampai lima bagian dan meruncing pada bagian ujung dari antena tersebut. Di bagian toraks terdapat tiga
pasang kaki dengan kuku yang berbentuk seperti capit pada bagian ujung kaki. Abdomen P. spinulosa berukuran panjang dan menyerupai kerucut. Bagian
abdomen memiliki tujuh keping lateral pada setiap sisi dan memiliki tujuh sampai tiga belas keping dorsal. Tubuh kutu berwarna kuning kecokelatan Gambar 6.
Suckow et al. 2006 menyatakan bahwa P. spinulosa merupakan jenis kutu yang biasa dijumpai pada tikus laboratorium R. norvegicus. Kutu ini
A B
C a
b c
d e
f
memiliki tubuh yang ramping dan berwarna kuning kecoklatan dan memiliki panjang tubuh 0,6-1,5 mm. Pada bagian kepala umumnya memiliki bentuk yang
ramping dan lebih sempit dibandingkan toraks. Di bagian toraks terdapat keping ventral yang berbentuk pentagonal. Abdomen kutu dewasa berwarna kecokelatan
dan memiliki sebelas segmen yang ditutupi oleh seta. P. spinulosa betina umumnya memiliki tubuh yang lebih panjang dari pada jantan yang memiliki
bentuk tubuh lebih pendek dan lebar. Pada kutu betina, organ genitalnya memiliki dua pasang gonopod yang berfungsi untuk memandu, memanipulasi, dan
memberikan perekat pada telur untuk diletakkan pada rambut maupun kulit inang. Organ genital P. spinulosa jantan umumnya besar dan terletak pada bagian tengah
dari abdomen. Kutu memiliki enam kaki dengan kuku yang digunakan untuk mencengkeram rambut inang Mullen et al. 2009.
Kutu termasuk serangga yang bermetamorfosis tidak sempurna, yaitu perkembangbiakkan yang memiliki fase hidup telur, nimfa, dan dewasa dimana
fase nimfa menyerupai fase dewasa. P. spinulosa betina termasuk hewan ovivar. Sebagian besar telurnya diletakkan pada rambut inang. Telur-telur pada kutu
memiliki operculum yang merupakan tempat untuk keluarnya larva, berbentuk kerucut dengan pori-pori di sepanjang operculum. Pada bagian atas dari
operculum terdapat lubang kecil yang diselimuti oleh kutikula tipis berfungsi untuk tempat respirasi embrio yang sedang berkembang. Pada tahap nimfa,
terdapat tiga nimfa instar dan nimfa ketiga akan berubah menjadi dewasa. Umumnya tahap ini berlangsung selama empat sampai lima belas hari, masing-
masing nimfa instar selama tiga sampai delapan hari dan menjadi dewasa mencapai 35 hari. Pada kondisi yang optimal, kutu ini dapat menghasilkan
sepuluh sampai dua belas generasi pertahunnya, namun jarang terjadi pada keadaan alaminya Mullen et al. 2009.
P. spinulosa termasuk ke dalam kutu dengan inang yang spesifik host specific dan biasanya tidak dapat hidup jauh dari inangnya lebih dari empat jam
atau empat hari pada sebagian kasus. P. spinulosa menghabiskan seluruh hidupnya pada tubuh inangnya. Kutu ini dapat berkembang dengan baik pada
koloni tikus laboratorium dan jika infestasi terjadi dalam jumlah yang banyak
maka dapat menyebabkan pendarahan yang serius pada tikus yang menjadi inangnya sehingga terjadi anemia serta dermatitis akibat gigitan dari P. spinulosa.
Selain itu, P. spinulosa merupakan vektor dari Myoplasma haemomuris Haemobartonella muris, Rickettsia typhii, Trypanosoma lewisi, Borellia duttoni,
dan Brucella brucei Suckow et al. 2006.
4.1.3 Larva Caplak