permukaan  yang  dapat  mengikat  IgE  Imunoglobulin  yang  berperan  dalam pertahanan terhadap alergi Guyton  Hall 2008.
2.3.5 Limfosit
Limfosit  merupakan  sel  yang  sferis, memiliki garis  tengah  6-8 m
 , dengan  jumlah 63-84 dari leukosit  darah Mitruka  Rawnsley  1981. Secara
normal, sel limfosit mempunyai inti relatif besar, bulat sedikit cekungan pada satu sisi,  inti  kromatin padat,  anak  inti  baru  terlihat  dengan menggunakan mikroskop
elektron Gambar  4d. Limfosit  memiliki  sitoplasma yang  sangat sedikit, sedikit basofilik, dan mengandung  granula-granula  azurofilik. Limfosit  dalam  sirkulasi
darah normal  dapat  berukuran  10-12 m  . Ukuran  yang  lebih  besar  disebabkan
sitoplasmanya yang lebih banyak. Sel limfosit berada dalam kelenjar getah bening dan akan  tampak  dalam  darah  dalam  keadaan  patologis. Secara  fungsional,
limfosit dikelompokkan menjadi dua, yaitu limfosit T dan limfosit B. Limfosit T dan  B  dibentuk  dalam  sumsum  tulang.  Limfosit  T memiliki  jangka  waktu  hidup
lama dan berperan dalam reaksi kekebalan yang diperantarai oleh sel. Limfosit B memiliki  jangka  waktu  hidup  yang  bervariasi  dan  berperan  dalam  produksi
antibodi Guyton  Hall 2008.
2.3.6 Monosit
Monosit  merupakan  sel  leukosit  yang berukuran besar dan  terdapat sebanyak 0 sampai 5 dari jumlah leukosit normal Mitruka  Rawnsley 1981
. Monosit  memiliki  diameter  9-10
m  , tetapi  pada  sediaan  darah  kering  diameter
mencapai  20 m 
atau  lebih. Inti  biasanya  eksentris,  adanya  lekukan yang  dalam berbentuk  tapal  kuda  dan  kromatin  kurang  padat Gambar  4e. Retikulum
endoplasma yang ditemui pada monosit sedikit. Monosit banyak ditemukan dalam darah dan terdapat di dalam darah selama beberapa jam Guyton  Hall 2008.
Monosit  tergolong  fagositik  mononuklear  sistem  retikuloendotel  dan mempunyai  tempat-tempat  reseptor  pada  permukaan  membrannya.  Monosit
beredar melalui aliran darah, menembus dinding kapiler masuk ke dalam jaringan
penghubung,  dan  berdiferensiasi  menjadi  makrofag. Di  dalam  jaringan  bereaksi dengan  limfosit  dan  memegang  peranan  penting  dalam  pengenalan  dan  interaksi
sel-sel  dengan antigen Samuelson 2007.
Gambar 4 Sel darah putih leucocyte dan sel darah merah erytrocyte ; a Neutrofil, b Eosinofil, c Basofil, d Limfosit, e Monosit
a b
c d
e
3 METODE PENELITIAN 3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Insektarium, Laboratorium Entomologi, Bagian Parasitologi  dan  Entomologi  Kesehatan,  Departemen  Ilmu Penyakit  Hewan  dan
Kesehatan  Masyarakat  Veteriner,  Fakultas  Kedokteran  Hewan,  Institut  Pertanian Bogor. Penelitian  ini  dilakukan  pada bulan  Maret sampai April  2010  dan
dilaksanakan  dalam tiga tahap,  yaitu  pengambilan  sampel,  pembuatan  preparat, dan identifikasi.
3.2 Pengambilan Sampel Ektoparasit
Sampel ektoparasit diambil dari empat  belas ekor tikus  putih  R. norvegicus galur Sprague Dawley.  Pengambilan  ektoparasit  pada  tikus  ini
dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan kapas yang dibasahi dengan alkohol 70 dan pinset. Kapas yang sudah dibasahi dengan alkohol ini kemudian
ditempelkan ke bagian tubuh tikus yang terdapat ektoparasit. Hal ini dimaksudkan supaya  ektoparasit  pada  tubuh  tikus  mudah  untuk  didapatkan  dan  dikoleksi
sedangkan pinset digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil ektoparasit yang menempel pada badan tikus.
Teknik  pengambilan  sampel  dilakukan selama sepuluh menit  dan  dilakukan pengulangan  sebanyak  dua  kali.  Sampel  yang  telah  didapatkan kemudian
dimasukkan  ke  dalam  cawan  petri  yang  berisi  alkohol  70.  Tiap-tiap  sampel ektoparasit  yang  telah  terkumpul  kemudian  dipisahkan  dengan  kotoran  yang
terikut di dalam cawan petri dan dipindahkan ke dalam tabung koleksi yang juga berisi alkohol 70 dan diberi label.
3.3 Pembuatan Preparat Ektoparasit
Pembuatan preparat dilakukan setelah sampel semua terkumpul. Spesimen yang  berasal  dari  alkohol  dikeluarkan  dari  botol,  kemudian  dicuci  dengan
menggunakan air dan spesimen direndam dengan menggunakan laktofenol dalam temperatur  kamar  selama  kurang  lebih  tujuh  hari.  Setelah  tujuh  hari  direndam