Faktor Ancaman Identifikasi Faktor Eksternal Peluang dan Ancaman 1. Faktor Peluang

Dengan adanya dukungan dalam bentuk program pengembangan kawasan tersebut akan sangat membantu dalam proses percepatan pembangunan tersebut. d. Perekonomian masyarakat yang semakin meningkat. Secara umum pendapatan setiap penduduk kabupaten Sambas dicerminkan dalam Pendapatan Regional Domestik Bruto PDRB kabupaten Sambas pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 5.287.291.210,- . PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009 ini mengalami peningkatan sebesar 13,13 dari tahun 2008 yang berjumlah Rp 4.673.550.470,-. Berdasarkan harga konstan yaitu sebesar Rp 2.771.482.120,- yang mengalami peningkatan sebesar 5,43 dari tahun 2008 yang sebesar Rp 2.628.632.190,-. PDRB perkapita penduduk atas dasar harga berlaku sebesar Rp 10.649.297,18. Sedangkan apabila dilihat berdasarkan harga konstan adalah berjumlah Rp 5.582.218,40. PDRB perkapita berdasarkan harga konstan ini mengalami peningkatan sebesar 4,27 . e. Jumlah penduduk yang semakin meningkat Penduduk Kabupaten Sambas berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemda Kabupaten Sambas tahun 2010 pemutakhiran data penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Sambas berjumlah 546.088 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 278.748 jiwa dan penduduk perempuan 267.340 jiwa dengan kepadatan rata-rata 77 jiwakm 2 , dengan Kepala Keluarga sebanyak 146.904 KK. Dengan pertambahan penduduk tersebut harus disertai dengan penyediaan lapangan pekerjaan. Salah satu usaha yang dapat dijadikan penyerap lapangan pekerjaan adalah dengan mendirikan usaha agroindustri yang berbahan baku dari kelapa dan karet yang lebih dikenal dengan nama sebutret.

5.2.2. Faktor Ancaman

a. Ketidakpastian harga bahan baku ditingkat petani. Fluktuasinya harga ditingkat petani dapat merupakan ancaman dalam usaha pengembangan agroindustri sebutret. Ketidakpastian harga bahan baku ditingkat petani akan sangat berpengaruh terhadap harga dari produk akhir itu sendiri. Karena apabila harga bahan baku berupa karet menjadi mahal, maka dapat dipastikan harga produk sebutretnya juga akan mengalami kenaikan. Hal ini merupakan kosekuensi agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Hal tersebut akan terjadi pada musim hujan. Karena pada musim tersebut para petani tidak akan melakukan panen karet. b. Pasar masih dikuasai oleh produk yang berbahan baku dari sintetis. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa untuk saat ini, peralatan-peralatan rumah tangga seperti kasur, kursi dan lain-lain masih didominasi oleh produk yang berbahan baku dari sintetis. Bahkan hasil dari produk sintetis tersebut dapat mengalahkan produk yang berasal dari kapuk, dan dapat mengubah pandangan masyarakat bahwa produk tersebut lebih baik dari yang lainnya. Selain harganya yang relatif masih dapat dijangkau oleh masyarakat golongan menengah ke bawah, juga untuk saat ini produk tersebut lebih mudah didapatkan di pasaran, dibandingkan dengan produk yang lainnya. c. Ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit. Maraknya pembukaan lahan untuk perluasan perkebunan sawit yang dilakukan oleh investor maupun masyarakat sangat berpengaruh pada ketersediaan lahan hutan yang ada. Sampai saat ini jumlah luas lahan perkebunan sawit lebih besar dibandingkan jumlah luas lahan tanaman karet. Adapun luas lahan kelapa sawit yaitu berjumlah 54.401,30 Ha, sedangkan luas lahan perkebunan karet hanya mencapai 53.578 Ha. Apabila luas perkebunan kelapa sawit dibandingkan dengan luas perkebunan kelapa akan terasa lebih jauh lagi. Hal ini dikarenakan luas perkebunan kelapa hanya mencapai 22.612,6 Ha. Besarnya animo masyarakat dan perusahaan-perusahaan yang ingin menanamkan modalnya dibidang perkebunan kelapa sawit, bukan suatu hal yang mustahil jika lama-kelamaan akan semakin menggeser atau mengurangi jumlah luas perkebunan karet dan kelapa yang ada di Kabupaten Sambas. d. Pemerintah belum konsisten dalam mengaplikasikan kebijakan tentang pengembangan komoditas unggulan. Kabupaten Sambas memiliki beberapa komoditas pertanian yang menjadi unggulan daerah seperti karet, kelapa, rambutan dan jeruk. Tapi sampai saat ini masih belum ada satupun dari komoditas tersebut yang menjadi prioritas untuk dibina dan dikembangkan, sehingga usaha peningkatan pendapatan petani masih belum terlaksana. Selain itu, Program yang digulirkan beberapa tahun yang lalu seperti program Kawasan Industri Semparuk sampai saat ini belum ada perkembangan yang berarti, malah seakan-akan masih berjalan ditempat. Dengan demikian program yang ingin menjadikan kabupaten Sambas yang berwawasan industri masih sangat jauh dari harapan. e. Politik dan keamanan. Stabilitas politik dan keamanan di daerah merupakan salah satu ancaman yang dapat mengganggu dalam pengembangan suatu agroindustri. Kondisi iklim politik dan keamanan sangat berpengaruh terhadap suatu usaha investasi. Hal ini dikarenakan oleh jika kondisi politik dan keamanan disuatu daerah dalam kondisi baik, maka minat para investor akan lebih besar ketimbang jika kondisi tersebut tidak baik. f. Perubahan cuaca. Perubahan cuaca sangat bepengaruh terhadap ketersediaan bahan baku pembuatan sebutret, terutama dalam penyediaan latek karet. Hal ini dikarenakan oleh semakin tidak menentunya cuaca yang tidak lagi didasarkan pada musim kemarau maupun musim penghujan, sehingga ketersediaan lateks juga tidak menentu. Karena karet hanya akan bisa dipanen pada waktu hari tidak hujan. Kabupaten Sambas termasuk daerah beriklim tropis dengan curah hujan bulanan rata-rata 187.348 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 11 hari bulan. Curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan September sampai dengan Januari dan curah hujan terendah antara bulan Juni sampai dengan bulan Agustus. g. Hama tanaman. Hama tanaman juga sangat berpengaruh terhadap jumlah hasil produksi. Karena apabila tidak secepatnya ditanggulangi dan diantisipasi akan berdampak lebih besar lagi dan bisa berakibat pada berkurangnya luas lahan yang dimiliki oleh petani. Adapun hama tanaman yang pernah menyerang pada tanaman kelapa di kabupaten Sambas pada tahun 2010 adalah hama dari spesies Plesispa reichei Chapuis. Adapun serangan hama ini ditandai dengan adanya kerusakan pada anak daun sehingga daun menjadi keriting dan kering. h. Belum adanya kemitraan usaha yang kuat. Hal ini sangat berpengaruh pada kontinuitas bahan baku. Petani akan bersemangat untuk berproduksi jika harga di pasaran tinggi dan akan kembali lesu apabila harganya turun. Oleh karena itu, perlunya kemitraan antara industri hulu pertanian dengan industri hilirnya agar konsistensi harga yang ada di pasaran tetap terjaga dan relatif lebih stabil. i. Kurangnya koordinasi dari instansi yang terkait Berbagai usaha pembinaan sudah dilakukan oleh pemerintah kabupaten Sambas terhadap produk yang telah menjadi unggulan daerah, namun usaha tersebut masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya koordinasi antar instansi-instansi yang terkait, sehingga sampai saat ini masih belum adanya produk-produk unggulan daerah yang mendapatkan prioritas untuk dibina. Selain itu, diakibatkan oleh kurangnya koordinasi di lingkungan pemda banyak lahan tumpang tindih dalam penggunaannya sehingga ada lahan yang sudah diperuntukan untuk suatu kegiatan diberikan izin lagi untuk kegiatan yang lainnya. 4.6. Implikasi Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Pengembangan Agroindustri Serat Sabut Kelapa Berkaret di Kabupaten Sambas. Faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi akan berimplikasi terhadap pengembangan agroindustri sebutret di Kabupaten Sambas. Implikasi tersebut akan ditinjau dalam dua aspek, yaitu aspek teknis dan aspek non-teknis: 1. Aspek teknis Adapun implikasinya adalah dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang salah satunya diakibatkan oleh rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat akan berpengaruh terhadap manajemen organsisasi nantinya seperti dalam hal perencanaan, pengendalian, pengelolaan keuangan, pemasaran dan pada proses produksi seperti rendahnya kreatifitas yang dimiliki dalam upaya mengembangkan produk. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan pengetahuan baik secara formal maupun non-formal melalui pelatihan maupun pendampingan sangat penting untuk dilakukan untuk meningkatkan mutu SDM dalam rangka merencanakan dan mengatur proses produksi dan operasi menjadi lebih baik dan teratur, serta dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi, mengurangi tingkat kerusakan pada produk dan dapat meningkatkan mutu produk sebutret melalui inovasi teknologi yang dilakukan, sehingga daya saing produk menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, keahlain SDM dalam memanajemen suatu organisasi sangat penting untuk keberlanjutan usaha yang akan dijalankan. Menurut David 2009 fungsi dasar manajemen yang harus dimiliki dan dikuasai oleh pengusaha adalah seperti dalam Tabel 24. Tabel 24. Fungsi dasar manajemen Fungsi Penjelasan Perencanaan Perencanaan terdiri atas semua aktifitas manajerial yang terkait dengan persiapan di masa depan. Tugas-tugas khususnya mencakup peramalan, penetapan tujuan, pengunaan strategi, pengembangan kebijakan dan penentuan sasaran. Pengorganisasian Pengrganisasian mencakup semua aktifitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan otoritas. Tugas-tugas khususnya mencakup rancangan organisasional, spesialisasi pekerjaan, deskripsi kerja, spesifikasi kerja, rentang kendali, kesatuan komando, koordinasi, rancangan pekerjaan dan analisis kerja. Pemotivasian Pemotivasian mencakup upaya-upaya menuju pembentukan perilaku manusia. Topik-topik spesifiknya mencakup kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasional, semangat kerja karyawan dan semabngat kerja manajerial. Penempatan Staf Aktifitas penempatan staf berpusat pada manajemen personalia atau sumber daya manusia. Termasuk di dalamnya adalah administrasi gaji dan upah, tunjangan karyawan, wawancara, rekruitmen, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keamanan karyawan, tindakan afirmatif, peluang kerja yang setara, hubungan dengan serikat pekerja, pengembangan karier, riset personalia, kebijakan pendisiplinan, prosedur keluhan dan kehumasan. Pengendalian Pengendalian mengacu pada semua aktifitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil-hasil aktualnya sejalan dengan yang direncanakan. Area pentingnya mencakup pengendalian kualitas, pengendalian keuangan, pengendalian penjualan, pengendalian persediaan, pengendalian pengeluaran, analisis varians, imbalan dan sanksi. Sumber: David, 2009 Menurut David 2006 dan Hubeis 2011 fungsi manajemen terdiri dari lima fungsi dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staf dan pengendalian. Perencanaan terdiri dari semua aktivitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan mengenai masa depan. Pengorganisasian berkaitan dengan semua mutu manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Fungsi pengorganisasian berkaitan dengan desain organisasi, spesialisasi pekerjaan dan analisis pekerjaan. Fungsi Pemotivasian berkaitan erat dengan kepemimpinan, komunikasi, kerjasama, delegasi wewenang, kepuasan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan dan moral manajerial. Penunjukan staf berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yaitu administrasi gaji dan upah, tunjangan karyawan, wawancara penerimaan, pelatihan dan pengembangan manajemen. pengendalian terdiri dari semua aktifitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan hasil konsisten dengan yang direncanakan. Tabel 25. Fungsi dasar manajemen produksi Fungsi Penjelasan Proses Keputusan proses berkaitan dengan rancangan sistem produksi fisik. Berbagai keputusan spesifiknya mencakup pilihan teknologi, tata letak fasilitas, analisa alur proses, lokasi fasilitas, perimbangan lini, pengendalian proses dan analisa transportasi. Kapasitas Keputusan kapasitas berkaitan dengan penentuan tingkat output optimal bagi organisasi. Keputusan-keputusan spesifiknya meliputi peramalan, pernecanaan fasilitas, perencanaan agregat, penjadwalan, pernecanaan kapasitas dan analisa antrean. Persediaan Keputusan persediaan menyangkut pengelolaan tigkat bahan mentah, proses pengerjaan dan barang jadi.keputusan-keputusan spesifiknya mencakup apa yang perlu dipesan, kapan dipesan, seberapa banyak pesanannya dan penanganan bahan-bahan. Angkatan Kerja Keputusan angkatan kerja berkaitan dengan pengelolaan tenaga kerja terampil, tidak terampil dan manajerial. Keputusan spesifiknya meliputi rancangan kerja, pengukursn kerja dan teknik-teknik motivasi. Kualitas Keputusan kualitas bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang berkualitas tinggilah yang diproduksi. Keputusan-keputusan spesifiknya meliputi pengendalian kontrol kualitas, penentuan sampel, pengujian, penjaminan kualitas dan pengendalian biaya. Sumber: David, 2009 Faktor lain yang juga harus dimiliki dan dikuasai oleh pengusaha maupun karyawan yaitu tentang produksioperasi. Karena dengan rendahnya kualitas SDM akan berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, fungsi ini harus ada dalam suatu organisasi usaha yang dijalankan. Menurut David 2009 fungsi dasar dalam produksi atau operasi seperti tercantum dalam Tabel 25. Menurut David 2006 dan Hubeis 2011 manajemen produksi terdiri dari lima fungsi keputusan, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu. Proses menyangkut desain dari sistem produksi fisik. Kapasitas menyangkut penetapan tingkat luaran maksimal untuk organisasi. Persediaan mencakup mengelola banyaknya bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Tenaga kerja berkenaan dengan mengelola tenaga kerja terampil, tidak terampil dan manajerial. Mutu bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa bermutu tinggi yang dihasilkan. Selain itu, diharapkan dengan peningkatan SDM yang dimiliki dapat mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan pemasaran produk sebutret. Pemasaran menurut Hubeis 2011 merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa, dimana keputusan mendasar yang harus dibuat untuk menetukan pemasaran yang tepat adalah keputusan dalam bauran pemasaran seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaannya. Menurut David 2009 ada tujuh fungsi pemasaran functions of market pokok yaitu : a. Analisis konsumen costumer analysis. Analisis konsumen merupakan pengamatan dan evaluasi kebutuhan, hasrat dan keinginan konsumen. Hal ini dilakukan dengan melibatkan pengadaan survei konsumen, penganalisaan informasi konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar, pengembangan profil konsumen memaparkan karakteristik demografis dari konsumen dan penentuan strategi segmentasi pasar. b. Penjualan produkjasa. Penjualan selling meliputi banyak aktivitas pemasaran seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen dan hubungan diller. c. Perencanaan produk dan jasa produk and service planning. Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktifitas seperti uji pemasaran, pemomosian produk dan merek, pemanfataan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, kualitas produk, penghapusan produk lama dan penyediaan layanan konsumen. d. Penetapan harga pricing. Tindakan dalam penetapan harga sangat penting untuk dilakukan dalam rangka mempertahankan keberadaan produk dipasaran. Karena penetapan harga yang terlalu tinggi justru akan merugikan perusahaan di waktu yang akan datang. e. Distribusi. Distribusi mencakup pergudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi atau wilayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi dan penjualan grosir f. Riset pemasaran marketing research. Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan dan penganalisaan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. g. Analisis peluang opportunity analysis. Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat dan resiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. Ada tiga langkah yang diperlukan untuk membuat analisis biaya-manfaat yaitu: 1 menghitung total biaya yang terkait dengan suatu keputusan, 2 memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut, dan 3 membandingkan total biaya dengan total manfaat. 2. Aspek non-teknis Bedirinya industri pengolahan serat sabut kelapa berkaret diharapkan lebih dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, jika keberadaan perkebunan karet dan kelapa sebagai bahan baku tetap terjaga kelestariannya, karena petani khususnya patani kelapa selain menjual kelapa dalam kopra, juga akan mendapatkan tambahan dari penjualan sabut kelapanya. Apalagi di Kabupaten Sambas masih belum ada industri pengolahan sebutret. Oleh karena itu dengan adanya teknologi pengolahan sebutret paling tidak akan dapat membantu masyarakat petani karet dan kelapa dalam upaya untuk meningkatkan nilai tambah pada produk. Tetapi usaha pengembangan industri pengolahan sebutret tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah dan perpolitikan yang berkembang kurang mendukung untuk terciptanya usaha tersebut. Oleh karena itu kebijakan-kebijakan yang telah dibuat untuk pengembangan agroinustri harus diaplikasikan dengan sebaik-baiknya, karena menurut Hubeis 2011 kebijakan pemerintah yang berupa undang-undang baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten yang akan menentukan beroperasinya suatu perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memfasilitasi dan membangun kemitraan antara UKM-UKM yang ada dengan industri-industri yang lebih besar serta antara industri hulu pertanian dengan industri hilir proses pengolahan. Tanpa adanya keterpaduan tersebut perkembangan usaha agroindustri ini akan sulit untuk dicapai. 4.7. Perumusan Strategi Pengembangan Agroindustri Serat Sabut Kelapa Berkaret di Kabupaten Sambas.

4.7.1. Matriks SWOT