dilakukan dengan observasi di lapangan dan melalui wawancara terstruktur dengan kuisioner.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Sambas Propinsi Kalimantan Barat dengan waktu penelitian di lapangan kurang lebih selama 4
bulan yang dimulai dari bulan Mei sampai Agustus 2011.
3.3. Pengumpulan, Pengolahan dan Analsis Data
Proses perumusan strategi pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1 tahap pengumpulan data, 2 tahap
analisis data, 3 tahap pengambilan keputusan.
3.3.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder dan data primer. Data sekunder didapat dari penelusuran berupa dokumen dari instansi
yang terkait, internet dan sumber pustaka-pustaka lainnya yang relevan dengan tofik penelitian. Data primer diperoleh dengan melakukan, wawancara dan
penyebaran kuesioner kepada responden. Target responden meliputi petani karet, petani kelapa, pedagang pengumpul karet, pedagang pengumpul buah kelapa, dan
masyarakat umum yang akan menjadi calon konsumen dari produk sebutret. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menggunakan
metode observasi di Kecamatan yang paling tinggi produksi karet dan kelapa. Kecamatan yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Kecamtan Teluk
Keramat dengan jumlah produksi karet sebesar 5.730,9 tontahun, dengan luas lahan perkebunan sebesar 12.130 Ha. Kecamatan yang mempunyai produksi
kelapa terbesar adalah kecamatan Jawai sebesar 3.695 tontahun, dengan luas lahan sebesar 5.485 Ha yang terdiri dari 5.475 Ha lahan kelapa dalam dan 10 Ha
lahan kelapa hybrida. Jumlah petani karet di kecamatan Teluk Keramat berjumlah 12.697 KK Kepala Keluarga, sedangkan jumlah petani kelapa di kecamatan
Jawai berjumlah 3.704 Kepala Keluarga. Adapun mengenai jumlah total dari responden petani karet, petani kelapa, pedagang pengumpul karet, pedagang
pengumpul buah kelapa, dan masyarakat umum yang akan menjadi calon
konsumen adalah sebanyak 70 responden dengan rincian 20 responden dari petani karet, 20 responden dari petani kelapa, 5 responden dari pedagang
pengumpul karet, 5 responden dari pedagang pengumpul kelapa, 20 responden dari masyarakat umum. Serta 5 orang responden yang dianggap ahli dalam
melakukan penilaian terhadap strategi pengembangan sebutret. Responden ahli tersebut berasal dari dari lingkup pemerintahan daerah kabupaten Sambas seperti
Dinas Kehutanan dan Perkebunan 1 orang, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan 1 orang, dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah 1 orang, serta dari kalangan akademisi 2 orang. Pengambilan jumlah sampel untuk petani ini didasarkan bahwa karakteristik dari
jumlah lahan yang diusahakan oleh petani sebagian besar relatif sama bersifat homogen yaitu berkisar di bawah 1 hektar, serta didasarkan pada keterbatasan
waktu, dana dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti. Fokus pembicaraan pada responden petani dan pedagang pengumpul
karet dan kelapa dalam penelitian ini adalah mengenai potensi sumber daya alam yang
dimiliki dalam upaya untuk mendukung ketersediaan atau keberlanjutan bahan baku, jenis bahan baku yang diperjualbelikan dan tingkat
harga yang berlaku. Adapun pada masyarakat umum adalah tingkat penggunaan peralatan rumah tangga terhadap barang-barang seperti kasur, bantal, kursi dan
barang-barang lainnya yang produknya dapat disubstitusi dengan produk-produk sebutret.
Data internal dan eksternal yang telah didapat, ditetapkan dan teridentifikasi dirangkum dalam suatu tabel matriks SWOT. Matriks SWOT
digunakan untuk mengetahui bentuk strategi yang dijabarkan dalam bentuk strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T.
3.3.2. Analisis Data