19
Gambar 6. Lokasi titik-titik pengukuran geolistrik
4.1.2 Keadaan Klimatologi dan Topografi
Cuaca dan iklim adalah proses interaktif alami kimia, biologis dan fisis di alam, khususnya di atmosfer. Hal ini terjadi karena adanya sumber energi, yaitu Matahari dan
gerakan rotasi Bumi pada poros kurang 24 jam serta revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Dalam peristiwa ini, pendekatan fisis lebih dominan daripada kimia dan biologis. Cuaca
sebagai kondisi udara sesaat dan iklim sebagai kondisi udara rata-rata dalam kurun waktu tertentu merupakan hasil interaksi proses fisis.
Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus
beberapa tahunan. Selain perubahan yang berpola siklus, aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal.
Trenberth, Houghton and Filho 1995 dalam Hidayati 2001 mendefinisikan Perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung
oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang . Iklim merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman, oleh karena itu iklim merupakan salah satu data yang sangat diperlukan dalam perencanaan wilayah terutama keperluan
pertanian. Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah, dimana
sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0
– 3 sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl. Untuk kemiringan pada garis besarnya terbagi atas 2 dua bagian, yaitu :
1. Kemiringan antara 0 – 3 meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat Timur,
Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara. 2. Kemiringan antara 3
– 8 meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.
20
4.1.3 Keadaan Geologi dan Geomorfologi