Akuifer dalam Akuifer dalam

27 Tabel 6. Ketebalan akuifer dalam dan dangkal pada tiap titik Titik Ketebalan akuifer dangkal m Ketebalan akuifer dalam m GL1 19 47 GL2 6 20 GL3 17 63 GL4 16 26 GL5 6 35 GL6 3 46 GL7 4 20 GL8 5 43 GL9 6 21 GL10 4 33 GL11 2 42 GL12 4 8 GL13 4 15 GL14 8 52 Rata-rata 7,43 33,64

4.3.1. Hasil pengolahan pada Surfer9

Pengolahan data dengan bantuan Surfer 9 terbagi menjadi dua jenis pengolahan yaitu pengolahan untuk akuifer dalam confined aquifer dan akuifer dangkal unconfined aquifer. Untuk masing-masing jenis akuifer akan diperoleh penampang kontur muka airtanah dalam 2 dimensi dan 3 dimensi serta pola aliran airtanahnya.

a. Akuifer dalam

Gambar 10. Kontur 2 dimensi muka airtanah dalam 106.66 106.67 106.68 106.69 106.7 106.71 106.72 106.73 106.74 106.75 106.76 -6.35 -6.34 -6.33 -6.32 -6.31 -6.3 -6.29 -6.28 -6.27 -6.26 -6.25 -6.24 BT LS 28 Pengolahan data akuifer dengan surfer9 dapat digambarkan dalam kontur 2 dimensi muka airtanah seperti terlihat pada Gambar 10, sedangkan untuk pola aliran muka airtanah dalam dapat dilihat pada Gambar 11. Pada Gambar 11 terlihat pergerakan air menuju beberapa cekungan, Hal tersebut dikarenakan terjadinya penurunan tanah pada beberapa titik di Tangerang Selatan akibat dari penggunaan airtanah yang berlebihan. Gambar 11. Pola aliran airtanah flownet muka airtanah dalam Gambar 12. Kontur 2 Dimensi muka airtanah dalam beserta topografi wilayahnya Penampang kontur 2 dimensi muka airtanah dalam beserta topografi wilayah Tangerang Selatan dapat dilihat pada Gambar 12. Pada Gambar 12 terlihat 106.66 106.67 106.68 106.69 106.7 106.71 106.72 106.73 106.74 106.75 106.76 -6.35 -6.34 -6.33 -6.32 -6.31 -6.3 -6.29 -6.28 -6.27 -6.26 -6.25 -6.24 106.64 106.65 106.66 106.67 106.68 106.69 106.7 106.71 106.72 106.73 106.74 106.75 106.76 106.77 -6.36 -6.34 -6.32 -6.3 -6.28 -6.26 -6.24 -60 -55 -50 -45 -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 5 10 15 20 25 30 35 U BT LS LS BT Legenda 29 bahwa kontur tertinggi cenderung berada pada bagian selatan, sehingga pola aliran airtanah dalam cenderung dari selatan menuju ke utara. Untuk penampang kontur 3 dimensi muka airtanah dalam dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Kontur 3 dimensi muka airtanah dalam beserta topografi wilayahnya

b. Akuifer dangkal

Pengolahan data akuifer dengan surfer9 dapat digambarkan dalam kontur 2 dimensi muka airtanah seperti terlihat pada Gambar 14, sedangkan untuk pola aliran muka airtanah dangkal dapat dilihat pada Gambar 15. Pada Gambar 15 terlihat pergerakan air menuju beberapa cekungan, Hal tersebut dikarenakan terjadinya penurunan tanah pada beberapa titik di Tangerang Selatan akibat dari penggunaan airtanah yang berlebihan. Gambar 14. Kontur 2 dimensi muka airtanah dangkal 106.66 106.67 106.68 106.69 106.7 106.71 106.72 106.73 106.74 106.75 106.76 -6.35 -6.34 -6.33 -6.32 -6.31 -6.3 -6.29 -6.28 -6.27 -6.26 -6.25 -6.24 BT LS 30 Gambar 15. Pola aliran airtanah flownet muka airtanah dangkal Penampang kontur 2 dimensi muka airtanah dangkal beserta topografi wilayah Tangerang Selatan dapat dilihat pada Gambar 16. Pada Gambar 16 terlihat bahwa kontur tertinggi cenderung berada pada bagian selatan sama seperti pada akuifer dalam, sehingga pola aliran airtanah dangkal cenderung dari selatan menuju ke utara. Untuk penampang kontur 3 dimensi muka airtanah dangkal dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 16. Kontur 2 Dimensi muka airtanah dangkal beserta topografi wilayahnya 106.66 106.67 106.68 106.69 106.7 106.71 106.72 106.73 106.74 106.75 106.76 -6.35 -6.34 -6.33 -6.32 -6.31 -6.3 -6.29 -6.28 -6.27 -6.26 -6.25 -6.24 106.64 106.65 106.66 106.67 106.68 106.69 106.7 106.71 106.72 106.73 106.74 106.75 106.76 106.77 -6.36 -6.34 -6.32 -6.3 -6.28 -6.26 -6.24 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 BT BT U LS LS Legenda 31 Gambar 17. Kontur 3 dimensi muka airtanah dangkal beserta topografi wilayahnya

4.3.2. Perhitungan cadangan airtanah

a. Akuifer dalam

Gambar 18. Pola aliran airtanah flownet muka airtanah dalam beserta legenda Dari pola aliran airtanah pada Gambar 18, diketahui airtanah mengalir cenderung dari Selatan ke Utara, karena topografi terendah berada pada bagian Utara kota Tangerang Selatan. Pada Gambar 19 terlihat penampang 3 dimensi muka airtanah dalam beserta dimensi masing-masing parameter perhitungan darcy, diantaranya ketebalan akuifer b, lebar penampang akuifer W, dan panjang aliran akuifer δL. 106.66 106.67 106.68 106.69 106.7 106.71 106.72 106.73 106.74 106.75 106.76 -6.35 -6.34 -6.33 -6.32 -6.31 -6.3 -6.29 -6.28 -6.27 -6.26 -6.25 -6.24 -60 -55 -50 -45 -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 5 10 15 20 25 30 35 U BT LS Legenda 32 Gambar 19. Penampang akuifer dalam dan penjelasannya. Pada Gambar 19, dapat terlihat bahwa nilai b sebesar 33,64 m, sedangkan untuk nilai W dan δL berturut-turut sebesar 10,58 km dan 10,89 km. Perbedaan kedalaman akuifer dari titik terendah hingga titik tertinggi dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Bar log posisi akuifer dalam sesuai kedalamannya. 30 -13 10 -10 33 Diperoleh: W = 10,58 km dari pengukuran menggunakan peta � = 10,89 km dari pengukuran menggunakan peta b akuifer = 33,64 m rata-rata ketebalan akuifer dalam δh d = -13- 30 = -43 m k = 12 konduktivitas hidrolik pasir � = �ℎ � = −13� − 30� 10890 � A = 10580 m x 33,64 m = 355.911,2 m 2 � = −� × � × � = 10580� × 33,64� × −12 × −13� − 30� 10890 � = 16864,11 � 3 ℎ ��

b. Akuifer dangkal