RESPON RUSIA TERHADAP RENCANA PENEMPATAN RUDAL PERTAHANAN AMERIKA SERIKAT DI CEKO DAN POLANDIA

(1)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Rencana Amerika Serikat (AS) untuk membuat sistem pertahanan rudal di Polandia tercapai. Pada tanggal 8 Juli 2008, Menteri luar negeri AS Condolizza Rice dan Menteri luar negeri Polandia Radek Sikorski secara resmi menandatangani kesepakatan pembangunan sistem pertahanan rudal tersebut.1 Kesepakatan ini tentunya akan menyebabkan hubungan antara AS dengan Rusia semakin tegang.

Salah satu bentuk konkrit dari akibat hubungan buruk AS-Rusia adalah perang antara Rusia dan Georgia terkait perebutan wilayah Ossetia Selatan yang terjadi baru-baru ini. Upaya AS untuk menarik Georgia ke dalam blok Barat (AS dan NATO) telah menyebabkan Rusia tidak ragu untuk menggunakan kekuatan militernya terhadap Georgia. Perang tersebut adalah puncak dari kemarahan Rusia terhadap AS yang terus-menerus memperluas pengaruhnya terutama di negara-negara yang merupakan bekas Uni Soviet. Perilaku AS tersebut dilihat sebagai suatu ancaman besar oleh Rusia yang merasa negara-negara tersebut adalah “back yard-nya.2

Tidak dapat dipungkiri bahwa rencana penempatan sistem pertahanan rudal AS di Polandia dan Republik Ceko adalah salah satu manifestasi dari

1

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/16/00175780/sistem.rudal.disepakati, akses tanggal 1 September 2009.

2

Yang di maksud back yard disini adalah negara-negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Rusia, termasuk Negara-negara yang tergabung dalam CIS. Akbar, Rahadhian T .2008.Georgia: Krisis Baru Menuju Babak Baru Dalam HI , diakses dari


(2)

rencana global AS untuk semakin memperkuat supremasi militernya di seluruh dunia. Sejak tahun 2001, pasca tragedi 11 September, AS berencana membangun 8 sistem radar dan 3 pangkalan anti rudal di berbagai kawasan.3 Tempat-tempat strategis yang dipilih AS adalah Alaska, Inggris, Greenland, Polandia, Ceko, Negara Kaukasus, dan Jepang.4

Penempatan Rudal AS di Polandia dan Ceko terutama dimaksudkan oleh AS untuk menangkis serangan rudal dari Korea Utara dan Iran.5 Sikap bermusuhan yang ditunjukkan oleh Korea Utara dan Iran yang diduga kuat sedang membangun kekuatan senjata nuklir dipandang sebagai ancaman yang sangat membahayakan keamanan AS. Namun, bagi Rusia rencana AS tersebut adalah suatu bentuk ancaman yang sangat serius. Bila diamati, lokasi-lokasi rencana penempatan sistem radar dan sistem anti rudal tersebut menempatkan Rusia pada posisi terkepung dari segala penjuru. Ancaman terbesar yang dirasakan Rusia tentunya berasal dari Polandia dan Ceko karena kedua negara tersebut jaraknya paling dekat dengan Rusia. Bahkan bagi Rusia kedua Negara itu adalah halaman belakangnya.

Kecurigaan Rusia bahwa sebenarnya penempatan Rudal AS di Polandia dan Ceko dimaksudkan untuk mengunci rudal Rusia semakin kuat karena beberapa solusi yang ditawarkannya ditolak oleh AS. Sejak awal, Rusia telah

3

“AS-Rusia Tegang” diakses dari http://www.oyr79.com/news/as-rusia-tegang/, tanggal 20 Agustus 2009.

4

ibid 5

Fact Sheet: U.S.-Poland Bilateral Defense Cooperation,

http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2011/05/28/fact-sheet-us-poland-bilateral-defense-cooperation, diakses 09 April 2012.


(3)

menawarkan pengggunaan bersama pangkalan radar milik Rusia yang ada di Azerbaijan.6 Pangkalan tersebut merupakan sebuah instalasi radar peringatan dini

(early warning radar). Stasiun radar yang ada di pangkalan ini memiliki jangkauan 6000 km. Jangkauan tersebut mencakup Iran, Turki, India Irak dan seluruh Timur Tengah.7 Dengan fakta itu maka penolakan AS untuk menggunakan pangkalan tersebut telah menegaskan maksud AS yang sesungguhnya.

Konflik AS-Rusia akan menyebabkan ketegangan di dalam hubungan internasional secara keseluruhan. Ketegangan utamanya akan terjadi di wilayah Eropa Timur dan Eropa Tengah. Wilayah ini sangat penting bagi AS dan Rusia yang sama-sama sedang memperkuat eksistensinya di dunia. Ketegangan lebih luas akan terjadi pada hampir semua negara. Negara-negara lemah yang selama ini merasa lebih dekat dengan salah satu dari dua kekuatan utama dunia tersebut akan berusaha bergabung dengan salah satu dari keduanya. Hal itu adalah sikap alami yang selalu terjadi di dalam sistem internasional. Seperti dikatakan oleh realis, negara-negara lemah akan melakukan balancing yaitu beraliansi dengan negara yang lebih kuat untuk mengimbangi negara lain yang mengancamnya.8

Persaingan antar aliansi ini sangat potensial menyebabkan perang terbuka. Hal ini terjadi ketika Iran, Korea Utara, Kuba, Venezuela dan Sebagian negara di Eropa Timur dan Tengah beraliansi dengan Rusia untuk mengimbangi AS yang

6

Rusia Siap Bangun Rudal Balistik Untuk Tandingi Rencana Misil AS di Eropa Timur, diakses dari http://www.voanews.com/indonesian/archive/2007-02/2007-02-19-voa8.cfm?moddate=2007-02-19, tanggal 27 Mei 2009.

7

Ibid

8

Gunaryadi, Pasang-Surut di Tepi Barat dan Timur Atlantik Utara, diakses dari http://indocase.nl, tanggal 03 Agustus 2009.


(4)

semakin ekspansif. Di pihak lain sebagian besar negara beraliansi dengan AS untuk mendapatkan perlindungannya.9

Dalam penelitian ini, peneliti membahas respon Rusia terhadap rencana penempatan rudal pertahanan AS di Ceko dan Polandia yang kemudian mendorong Rusia untuk menyesuiakan diri dengan berbagai perubahan perilakunya. Perubahan perilaku ini akan digunakan untuk memahami pola interaksi antara Rusia dengan AS.

I.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Mengapa Rusia merespon rencana penempatan rudal pertahanan AS di Ceko dan Polandia dengan upaya memperkuat diri ( self defense)?”

1.3. Telaah Pustaka

1.3.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Rusia dan politik luar negerinya pasca perang dingin memang menjadi hal yang unik bagi para akademisi maupun paraktisi hubungan internasional. Rusia pasca perang dingin tetap merupakan representasi kekuatan Uni Soviet era perang dingin, sejauh ini asumsi tersebut masih dapat

9

Asumsi Penulis, Mengingat berbagai fenomena yang terjadi yang mencerminkan adanya upaya pembendungan pengaruh yang dilakukakan kedua pihak yang berseberangan, Amerika Serikat & Barat di satu sisi serta Rusia, Kuba, Venezuela, dan Korea Utara di sisi yang lain sebagai pihak-pihak yang saat ini sering terlibat masalah dengan Amerika Serikat.


(5)

diperdebatkan, namun kemunculan kembali Rusia dalam politik internasional akhir-akhir ini nampaknya akan memberikan angin segar bagi para pendukung asumsi tersebut.

Simaboera,10 berpendapat bahwa Rusia tengah melakukan manuver dan strategi dalam mempertahankan hegemoninya di kawasan Eropa. Menurut Simaboera, Strategi itu antara lain dengan memanfaatkan isu tentang keamanan energi Uni Eropa, dimana pasokan energi gas dan minyak utamanya berasal dari Rusia. Selain itu Rusia juga tengah gencar menjalin hubungan dengan negara-negara Eropa Tengah serta dunia Islam. Hal ini dilakukan Rusia untuk membendung perluasan NATO ke Timur. Indikasi ini menunjukkan bahwa Rusia tidak sejalan dengan semua kebijakan AS, khususnya tentang ekspansi NATO ke Timur.

Senada dengan Simaboera, Akbar juga berpendapat bahwa Rusia juga merespon secara negatif gerakan separatisme Ossetia Selatan di Georgia.11 Dalam penelitiannya, Akbar mencoba menganalisa klaim Rusia atas konsep kedaulatan penuhnya. Kedaulatan ini diterapkan pada perspektif realis dalam hubungan internasional dimana negara memiliki kedaulatan penuh untuk melakukan apa saja terhadap yang melanggar batas wilayahnya. Pelanggaran batas wilayah ini kemudian konsepnya dikembangkan oleh Negara modern dengan konsep citizenship/kewarganegaraan.12 Rusia terpancing ketika Georgia mencoba masuk

10

Simaboera, Refrizon Reaksi dan Strategi Rusia Dalam Mempertahankan Hegemoninya di Kawasan Eropa, diakses dari http://astarizon.org/Artikel/manuver%20Rusia.pdf, tanggal 26 Mei 2009 (09.00 WIB).

11

Akbar, Rahadhian T. op cit

12


(6)

menjadi anggota NATO. Keputusan untuk melakukan operasi militer di Ossetia selatan dimulai ketika ada serangan retaliasi Georgia. Sebaliknya, Georgia mengklaim bahwa Rusia terlebih dulu melakukan serangan pertama. Artinya, bahwa konfigurasi sejarah membuat hubungan kedua aktor ini semakin meruncing. NATO sebagai bagian dari “peradaban barat” masih ditolak oleh Rusia.

Penelitian yang peneliti bahas dengan judul Respon Rusia terhadap rencana penempatan rudal pertahanan AS di Ceko dan Polandia berbeda dengan penelitian awal di atas tetapi memiliki kesamaan dengan penelitian tentang Reaksi Rusia atas gerakan separatisme Ossetia Selatan di Georgia, namun dalam penelitian ini peneliti lebih fokus kepada kajian keamanan strategis, yang menekankan bagaimana Rusia memberikan persepsi terhadap hal-hal yang dianggap mengancam keamanan nasionalnya serta dengan cara apa Rusia merespon hal tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti membahas respon Rusia terhadap rencana penempatan rudal pertahanan AS di Ceko dan Polandia yang kemudian mendorong Rusia untuk menyesuiakan diri dengan berbagai perubahan perilakunya. Perubahan perilaku ini akan digunakan untuk memahami pola interaksi antara Rusia dengan AS.

1.3.2. Landasan Teori

1.3.2.1. Teori Balance of Threat

Pengembangan konsep yang paling menarik dari paradigma realis adalah munculnya perbedaan pemikiran antara kelompok “defensif” dan “ofensif”. Isu


(7)

keamanan tetap menjadi isu utama kedua kelompok tersebut, dimana keamanan dalam hubungan internasional merupakan salah satu aspek kepentingan nasional suatu negara.

Konsep keamanan dalam hubungan internasional kontemporer masih terus menjadi definisi yang diperdebatkan. Menurut Walter Lippmann,

A nation is secure to the extent to which it is not in danger of having sacrifice core values, if it wishes to avoid war and it is able, if challenged to maintain them by victory in such a war”13

Dari definisi diatas, secara tradisional setiap negara akan berusaha mengeliminasi segala kemungkinan ancaman yang berasal baik secara internal maupun eksternal, terutama yang mengancam komponen nilai-nilai inti negara tersebut. Ancaman yang dapat menjadi sesuatu yang fatal bagi keberlangusungan seluruh komponen negara datang dari ancaman secara militer. Sehingga, sebuah negara didorong oleh rasa tidak aman kemudian membangun suatu kekuatan militer yang ditujukan sebagai perlindungan dari ancaman militer tersebut. Sehingga, Liddell Hart mengartikan studi keamanan strategis sebagai “the art of distributing and applying military means to fulfill the ends of policy”14. Dalam hal ini, tujuan dari kebijakan suatu negara adalah mengeliminasi semua kemungkinan ancaman terhadap kepentingan nasional dan tercapainya keamanan nasional dengan penggunaan kekuatan militer strategis.

13

Walter Lippman, dalam Banyu Perwita, Anak Agung dan Mochamad Yani, Yanyan, 2005,“Pengantar Ilmu Hubungan Internasional”, PT.Remaja Rosda Karya, Bandung. hal 121.

14

John Baylis, et al., Strategy in the Contemporary World: An Introduction to Strategic Studies, New York: Oxford University Press, 2002, hal. 4.


(8)

Berbicara mengenai definisi dari keamanan, tidak akan terlepas dari persepsi atau sumber ancaman yang dimiliki oleh suatu negara. Menurut Arnold Wolfers, “Security is any objective sense, measures the absence of threats to acquire values, in a subjective sense, the absence of fear that such values will be attacked.”15 Dari pernyataan diatas, sebelum suatu negara melakukan tindakan balasan atau respon, sangatlah penting bagi suatu negara untuk terlebih dahulu menganalisis sumber-sumber dari ancaman tersebut.

Stephen M. Walt, dalam teorinya Balance of Threat menyebutkan empat persepsi atau sumber-sumber ancaman terhadap suatu negara antara lain16 :

Aggregate Power dimana bahwa semakin besar sumber kemampuan total suatu negara (dalam hal ini kemampuan militer), maka semakin besar pula potensi ancaman yang bisa mereka tunjukkan kepada negara lainnya. Geographic Proximity dimana kekuatan yang dekat dengan wilayah suatu negara menunjukkan ancaman yang lebih besar dari pada kekuatan yang jauh. Offensive Power dimana negara dengan kemampuan serangan yang besar lebih memungkinkan untuk menunjukkan ancaman yang lebih besar pula dari pada negara-negara yang menekankan kemampuan pertahanan. Aggresive Intentions

dimana beberapa negara yang dirasakan berperilaku agresif mungkin bisa memancing negara lain untuk menyeimbangkan diri dengan mereka.

15

Arnold Wolfers, dalam Banyu Perwita, op cit

16

Walt, Stephen M. 1987. Origins of Alliances, Ithaca: Cornell University Press, diakses dari http://books.google.co.id/books?id=EuwgRogAHwC&dq=the+origin+of+alliancess+by+steph en+walt&printsec=frontcover&source=bn&hl=id&ei=n6p7StbvE6aK6AOk09Va&sa=X&oi= book_result&ct=result&resnum=4#v=onepage&q=&f=false, tanggal 25 Mei 2009.


(9)

Ancaman terhadap keamanan nasional suatu negara dapat dimaknakan baik secara objektif yakni menilai dari ancaman yang aktual, maupun secara subjektif yakni mengacu terhadap tingkat persepsi yang dimiliki suatu negara terhadap suatu hal.17 Maka dari itu, pendefinisian suatu ancaman secara subjektif tergantung dari persepsi suatu negara yang dihadapkan kepada suatu fenomena tertentu. Persepsi inilah yang kemudian dijadikan acuan untuk mengidentifikasi suatu bentuk ancaman dan respon yang tepat untuk menanggulangi ancaman tersebut. Salah satu diantaranya adalah peningkatan kekuatan militer yang digunakan sebagai respon terhadap suatu ancaman.18

Adapun sumber ancaman yang dipersepsikan dari perkembangan kapabilitas suatu negara, salah satunya berasal dari eskalasi pertahanan suatu negara. Menurut Wheller dan Booth, dilema terhadap keamanan terjadi apabila persiapan militer suatu negara menciptakan ketidakpastian dalam pemikiran negara lain mengenai tujuan dari persiapan militer negara tersebut, apakah persiapan tersebut dalam rangka mempertahankan dirinya semata atau sebagai tindakan ofensif yang dapat mengubah status quo berdasarkan kepentingan negara tersebut.19 Maka dari itu negara yang membangun kekuatan sebagai upaya Self-Defense, tidak selalu dipersepsikan oleh negara lain sebagai tujuan damai.

17

Anak Agung Banyu Perwita, Redefinisi Konsep Keamanan : Pandangan Realisme dan Neo-Realisme dalam Hubungan Internasional Kontemporer dalam Yulius P. Hermawan

“Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional : Aktor Isu dan Metodologi”, Yogyakarta; Graha Ilmu, 2007 hal.29

18

Ibid, hal 30. 19

Wheller and Booth, dalam Daniel.S.Papp, 2002, Contemporary International Relations : Framework for Understanding, sixth edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc, hal. 228.


(10)

Perbedaan persepsi tersebut dapat mendorong negara lain untuk menempuh jalan yang sama¸ yakni turut mengembangkan kapabilitas defensifnya dengan cara yang sama.

Berdasarkan Source of Threat Stephen M.Walt, maka dapat dibuat pola sebagai berikut :

Gambar 1.1. Operasionalisasi Source of Threat Stephen M. Walt

Ancaman militer dan upaya penangkalan melalui penggunaan kapabilitas militer masih menjadi prioritas dalam kerangka pemikiran kajian keamanan kontemporer. Source of Threat diatas juga menunjukkan bahwa kapabilitas militer merupakan suatu variabel yang vital yang berfungsi untuk melindungi keamanan negara. Bahkan menurut Kegley, pelaksanaan politik luar negeri suatu negara seringkali didasarkan pada kapabilitasnya untuk menghalau ancaman secara militer.20

Hal ini didukung pernyataan Barry Buzan, bahwa karena sifatnya yang langsung dan destruktif, serangan militer terhadap suatu negara dapat diartikan sebagai suatu serangan terhadap segala aspek kenegaraan beserta institusinya, seperti aspek ekonomi¸ aspek politik, aspek sosial, dan aspek lainnya yang

20

Ibid, hal. 229

Source of Threat

Aggregate Power

Geographic Proximity

Offensive Power

Aggresive Intentions

Indikator Penempatan Rudal AS di Ceko & Polandia


(11)

menjadi titik vital bagi kelangsungan negara tersebut.21 Buzan juga menambahkan bahwa kapabilitas militer merupakan hal yang familiar dengan Power dan security struggle, sehingga sektor militer memiliki dinamika yang independen tanpa terpengaruh oleh adanya gejolak politik yang ada. Kapabilitas militer pun menurutnya merupakan suatu hal yang defensif yang utamanya dijadikan respon untuk mempertahankan keamanan nasional oleh suatu negara.22

1.3.3. Konsep

1.3.3.1. Konsep Structural Detterence

Untuk meneliti lebih lanjut dari respon Rusia terhadap rencana penempatan rudal AS di Ceko dan Polandia, maka penulis juga menyertakan konsep Structural Detterence, konsep ini digunakan untuk mengukur sejauh mana penggunaan persenjataan militer sebagai suatu respon terhadap kebijakan yang dilakukan negara lain.

Detterence merupakan suatu tindakan negara yang ditujukan untuk menekan pengaruhnya terhadap negara lain, sehingga negara tersebut berperilaku sesuai dengan kepentingan negara tersebut. Definisi tersebut, datang dari konsep

Detterence klasik¸ yang lahir dari tradisi intelektual realis yang terafiliasi dengan

Power Politics dan Realpolitics¸ dimana negara pada dasarnya memiliki sifat untuk memaksimalkan kekuatannya atau menggunakan lingkungan sekitarnya untuk memaksimalkan keamanannya.23

21

Barry Buzan, People, State¸and Fear : An Agenda for International Security Studies in the Post-Cold War Era (2nd edition), London: Wheatsheaf Books, 1991, hal.312

22

ibid

23

Frank C. Zagare dan D. Marc Kilgour, “Perfect Detterence”.Cambridge, Cambridge University Press,2000 hal.11


(12)

Konsep Detterence klasik terdiri dari dua konsep yang lahir pada era Perang dingin yakni Structural Detterence dan Decision-Theoric Detterence. Konsep Structural Detterence dipilih oleh penulis sebagai variabel kerangka pemikiran karena sifatnya yang relevan untuk menjelaskan Detterence

persenjataan militer sebagai respon militer Rusia terhadap rencana penempatan rudal AS di Ceko dan Polandia.

Konsep Structural Detterence merupakan salah satu gagasan yang berkembang ditengah-tengah kemelut persaingan antara AS dan Uni Soviet. Menurut konsep yang dikemukakan oleh Frank C. Zagare tersebut, secara tradisional Detterence dapat berkembang karena faktor-faktor sebagai berikut:

• Perlombaan senjata baik secara kuantitatif dan kualitatif yang mampu mempengaruhi persepsi suatu negara terhadap kapabilitas negara lain.

• Sistem pertahanan suatu negara yang komprehensif dan efektif, sehingga mampu untuk menimbulkan kecurigaan terhadap negara lain

• Proliferasi senjata nuklir yang tidak selektif, sehingga mengundang kecurigaan negara lain terkait maksud proliferasi senjata nuklir tersebut. Dalam konsep tersebut, Zagare menambahkan bahwa Detterence

ditentukan oleh jumlah dan karakteristik persenjataan yang dimiliki suatu negara dengan kebijakan strategis para pengambil keputusan di negara tersebut dalam penggunaan senjata tersebut, termasuk: 24

• Kebijakan atas pemilihan sasaran penggunaan senjata tersebut. Sasaran yang dituju pada umumnya sebagai Counterforce terhadap

24


(13)

persenjataan dan kapabilitas negara lawan dan Countervalue terhadap infrastruktur negara lawan

• Kebijakan atas intensitas pengggunaan senjata tersebut. Intensitas penggunaan atau Rates of Fire berada diantara titik nilai maksimum dimana suatu negara menggunakan seluruh persenjataannya seefektif mungkin dan titik nilai minimum dimana suatu negara menyimpan seluruh persenjataannya untuk digunakan kemudian hari.

Maka dari itu, sangatlah penting untuk menyertakan elemen dari teknologi persenjataan sebagai salah satu instrumen dari kebijakan keamanan nasional suatu negara. Tujuannya adalah untuk Penggunaan kekuatan militer sebagai defensive means dari ancaman- ancaman eksternal secara tradisional.25 Sehingga menurut Andre Beaufre dalam teori Preemptive Counterforce Capacity, penggunaan seluruh basis kekuatan dan teknologi militer mempengaruhi “ Second phase of strategy planning of possessing such a destruction capacity that a first strike would annihilate any enemy respond capacity “26 sehingga pada dasarnya respon militer suatu negara sebagai kebijakan pertahanan suatu negara sangat bergantung kepada perkembangan teknologi militer yang menjadi evaluasi dari kapabilitas destruktif suatu negara yang mampu mengeliminasi kemampuan negara lain untuk melakukan respon secara militer.

Dalam hal ini, Zagare menambahkan bahwa teknologi nuklir merupakan sesuatu yang diperlukan dalam menunjang stabilitas internasional. Asumsi ini

25

Barry Buzan, Ole Waever, and Jaap de Wilde, Security : A New Framework for Analysis, Boulder: Lynne Rienner Publisher, hal 116

26


(14)

datang dari pemikiran Stuctural deterrence yang umumnya dikenal pada masa Perang Dingin, dimana karena sifat senjata nuklir yang sangat destruktif, maka konsekuensi yang ditanggung oleh negara-negara yang memiliki kapabilitas nuklir menjadi sangat besar. Maka dari itu, banyak negara-negara yang meskipun memiliki pengembangan teknologi senjata nuklir yang mampu menjadi

Detterence bagi negara lain namun tidak ingin menggunakannya secara ofensif dan frontal. Sehingga, pada tataran ini kendati menciptakan detterence¸ senjata nuklir seringkali dijadikan sebagai instrumen defensif yang digunakan sebagai salah satu instrumen respon militer suatu negara terhadap serangan dan deterrence

negara lain.27

1.3.3.2. Konsep Balancing

Teori balance of threat juga menjelaskan beberapa kondisi yang memungkinkan suatu negara berperilaku balancing,28 Pertama, Power and Weakness29, Semakin kuat negara, maka dia akan cenderung untuk balancing. Negara-negara lemah akan melakukan balancing ketika terancam oleh negara-negara dengan kemampuan yang rata-rata sama. Kedua, Availability of Allies, Ketika terancam oleh kekuatan besar, negara akan mencari sekutu yang potensial dengan posisi dan kepentingan yang sama. Ketiga, Peace and War, negara cenderung untuk balancing dalam keadaan damai atau pada masa awal perang, karena mereka mencoba untuk melawan kekuatan yang mengancam mereka.

27

Frank C. Zagare op cit hal. 14-16

28

Walt,Stephen M.1987.Alliances: Balancing and Bandwagoning dalam Robert J.Art & Robert Jervis, International politics; Enduring Conceps and Contemporary Issues,Eighth Edition, Pearson Education Inc, hal 99-101

29


(15)

Alaziz, berpendapat bahwa untuk dapat mengidentifikasikan beberapa aspek yang berbeda, beberapa negarawan biasanya akan melakukan pertimbangan ketika memutuskan, dalam situasi tertentu, untuk memutuskan posisi balancing. Maka dibutuhkan beberapa indikator penunjang seperti di bawah ini.30

Pertama, Structure of the world order, dimana distribusi kekuasaan pada aktor internasional yang berbeda mempengaruhi keputusan negara untuk

balancing. Dalam dunia yang bipolar atau multipolar, beberapa negara lebih memungkinkan untuk balancing karena mereka mencoba untuk melakukan persaingan antar negara yang berpredikat super power. Kedua, The Vulnerability of state, Prilaku balancing adalah hal yang menantang dari sikap agresif yang memerlukan dukungan sosial rasional agar bisa ditopang dan ditinjau kembali. Demokrasi adalah satu-satunya jalan untuk mengamankan dukungan publik yang bisa diperbaiki. Dengan cara yang sama, balancing memerlukan semacam ketergantungan bersama antara negara yang mengancam dan yang terancam.

Dalam hal ini, tampaknya Rusia memilih menjalankan posisi balancing yaitu dengan cara menghimpun dukungan dan merangkul negara- negara yang berposisi sama (anti AS dan NATO) seperti Iran, Korea Utara, Kuba, Venezuela dan bahkan Shanghai Six.31 Hal ini dilakukan untuk mengimbagi AS dan NATO yang semakin ekspansif.

30

Alaziz.2003. Balance of Threat perception And the prospects of NATO Mediterranean Dialogue.University of Helsinki, diakses dari http://www.nato.int/acad/fellow/01-03/alaziz.pdf, tanggal 7 Agustus 2009.

31

Anggota Shanghai Six antara lain Rusia, China, Kazakhstan, Kyrgystan, Tajikistan, dan Uzbekistan, diakses dari http://www.antara.co.id/arc/2008/11/29/rusia-akan-gelar-rudal-baru-berkemampuan-nuklir-mulai-2009/


(16)

1.4. Definisi Konseptual

Balancing adalah tindakan suatu negara untuk mencegah negara lain memperbesar power terlalu jauh.32 Dari definisi ini, dapat kita simpulkan bahwa perilaku balancing merupakan reaksi atau respon dari aksi suatu negara. Keyakinan bahwa semua negara mempunyai kecenderungan alamiah untuk memperbesar kekuasannya menjadi alasan bagi suatu negara untuk berprilaku

balancing.33

1.5. Definisi Operasional

Karena balancing merupakan respon negara atas perilaku negara lain yang memperbesar powernya, maka variabel yang dapat digunakan adalah kapabilitas militer dan aliansi pertahanan. Untuk mengukur variabel tersebut maka diperlukan indikator-indikator sebagai berikut:

- Modernisasi kemampuan militer

- Kecenderungan membentuk aliansi dengan negara yang lebih kecil / lemah.

1.6. Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu independen dan dependen, variabel independen adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan tingkah laku dari variabel dependen, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang tingkah lakunya akan dianalisa, diramalkan dan diprediksi oleh variabel

32

Mohtar, Mas’oed .1994, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, Jakarta, PT. Pustaka LP3ES Indonesia, hal. 133

33


(17)

independen.34 Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah respon Rusia terhadap rencana penempatan rudal pertahanan AS di Ceko dan Polandia sedangkan variabel independennya adalah rencana penempatan rudal pertahanan AS di Ceko dan Polandia Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut :

Menjelaskan

Variabel Independen Variabel Dependen Rencana penempatan rudal Respon Rusia

Pertahanan AS di Ceko dan Polandia

Gambar 1.2. Variabel Independen dan dependen

1.7. Hipotesis

Jawaban sementara peneliti dari penelitian ini adalah bahwa Rusia merespon rencana penempatan rudal AS di Ceko dan Polandia dengan memodernisasi kemampuan militernya sebagai upaya Self-Defense untuk mempertahankan keamanan nasionalnya. Selain itu, Rusia juga berperilaku

balancing, yakni dengan merangkul negara- negara yang berposisi sama (anti AS dan NATO) seperti Iran, China, Korea Utara, Kuba, Venezuela. Perilaku ini mencerminkan kepentingan Rusia terhadap keamanan internal Rusia dan kawasan Eropa Timur yang juga ditunjang oleh adanya negara-negara yang berposisi sama dan mempunyai kepentingan yang sama dengan Rusia (anti AS dan Barat).

34


(18)

1.8. Metodologi

Fokus kajian dalam penelitian ini adalah tentang studi keamanan strategis dimana nantinya masalah akan dikaji melalui perspektif keamanan realis, dengan

state / negara bangsa sebagai unit analisisnya. Analisa state centric lebih menjanjikan penjelaskan politik internasional, melalui hubungan kausal, yang sangat membatasi dan menentukan perilaku negara. Melalui pendekatan positivis, diharapkan penelitian ini akan mampu menjelaskan respon Rusia terhadap rencana penempatan rudal pertahanan AS di Ceko dan Polandia sehingga penarikan kesimpulan akan mampu atau mewakili jawaban dari pertanyaan penelitian.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan mempergunakan data-data sekunder yang di dapat dari media massa baik cetak maupun elektronik dan data-data dari beberapa kajian pustaka yang turut mendukung jalannya penelitian. Sedangkan analisis data dengan cara menghubungkan atau breakdown data-data yang diperoleh dengan teori dan konsep yang ada dalam kajian pustaka. Untuk membatasi permasalahan, Peneliti menggunakan periode kepemimpinan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia periode kedua, yakni pada tahun 2004-2008.


(19)

I.9. Struktur Penulisan Bab I

Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, telaah pustaka, serta metodologi yang dipakai dalam penelitian ini.

Bab II

Bab ini akan membahas sistem pertahanan militer Amerika Serikat pasca perang dingin dan Rencana penempatan rudal di Ceko dan Polandia.

Bab III

Bab ini akan menjelaskan bagaimana respon Rusia terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh rencana penempatan rudal pertahanan AS di Ceko dan Polandia, terutama menyoal motivasi Rusia melakukan modernisasi terhadap militernya dan penerapan strategi pembentukan aliansi baru.

III. 1. Respon Militer

A. Modernisasi Peralatan Militer B. Kenaikan Anggaran Militer III. 2. Respon Politik

A. Kerjasama Negara-Negara Kontra AS B. Upaya Membentuk Pakta Pertahanan Baru

Bab IV

Dalam bab ini akan dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil dari analisis data pada bab sebelumnya.


(20)

I.10. Alur Penelitian

Alur penelitian ini akan peneliti jabarkan dalam bentuk bagan di bawah ini : Terhadap

Rencana Rudal Pertahanan AS di Ceko & Polandia

Respon Rusia

• Source of Threat Stephen M.Walt • Konsep Structural Detterence • Konsep Balancing


(21)

SKRIPSI

RESPON RUSIA TERHADAP RENCANA PENEMPATAN

RUDAL PERTAHANAN AMERIKA SERIKAT DI CEKO DAN

POLANDIA

Di Susun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh: YA’CUB FARID

05260134

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(22)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ya’cub Farid NIM : 05260134

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Respon Rusia Terhadap Rencana Penempatan Rudal Pertahanan Amerika Serikat di Ceko dan Polandia

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Jum’at Tanggal : 04 Mei 2012 Tempat : Lab. HI

Mengesahkan, Dekan FISIP – UMM

Dr. Wahyudi, M.Si Dewan Penguji:

1. Dr. Asep Nurjaman, M.Si Penguji 1 ( ) 2. Ayusia S. Kusuma, M.Sos., Sc Penguji 2 ( ) 3. Victory Pradhitama, S.Sos., M.Si Penguji 3 ( ) 4. Ruli I. Ramadhoan, S.sos., M.Si Penguji 4 ( )


(23)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Ya’cub Farid NIM : 05260134

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Respon Rusia Terhadap Rencana Penempatan Rudal Pertahanan Amerika Serikat di Ceko dan Polandia

Disetujui Oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

(Victory Pradhitama, S.Sos, M.Si) (Ruly I Ramadhoan, S.Sos, M.Si)

Mengetahui,

Dekan FISIP Ketua Jurusan

Hubungan Internasional UMM


(24)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ya’cub Farid

Tempat, tanggal lahir : Pamekasan, 09 Maret 1987

NIM : 05260134

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul:

Respon Rusia Terhadap Rencana Penempatan Rudal Pertahanan Amerika Serikat di Ceko dan Polandia

Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 21 Mei 2012

Yang menyatakan


(25)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Ya’cub Farid 2. NIM : 05260134

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi : Respon Rusia Terhadap Rencana penempatan Rudal Pertahanan Amerika Serikat di Ceko dan Polandia

6. Pembimbing : 1. Victory Pradhitama, S.Sos., M.Si 2. Ruly I Ramadhoan, S.Sos., M.Si

7. Kronologi Bimbingan Tanggal

Paraf Pembimbing

I

Keterangan Tanggal

Paraf Pembimbing II Keterangan 20 Desember 2009 Pengajuan Judul Skripsi 20 Desember 2009 Pengajuan Judul Skripsi 20 Januari 2010 ACC Judul

Skripsi 20 Januari 2010

ACC Judul Skripsi 12 Desember 2011 ACC Ujian Proposal Skripsi 12 Desember 2011 ACC Ujian Proposal Skripsi

9 Januari 2012 ACC Bab I 9 Januari 2012 ACC Bab I

20 Februari 2012 ACC Bab II 20 Februari 2012 ACC Bab II

27 Maret 2012 ACC Bab III 27 Maret 2012 ACC Bab III

10 April 2012 ACC Bab IV 10 April 2012 ACC Bab IV

11 April 2012 ACC Ujian

Skripsi 12 April 2012

ACC Ujian Skripsi


(26)

MOTTO

...di belakang ‘ku ada KEKUATAN tak terbatas - di depan ‘ku ada

KEMUNGKINAN tak terakhir - di sekeliling ‘ku ada

KESEMPATAN tak terhitung...

...Hidup adalah soal keberanian, Menghadapi yang tanda tanya -

Tanpa kita bisa mengerti, Tanpa kita bisa menawar - Terima dan

Hadapilah...

-- Soe Hok Gie --

...I have a dream, I shall continue to work for that dream as long as

life it self, if necessary I shall even die for that dream...


(27)

! " " #

$ %

& & & &

"$ ' ' ' '

#

& ( " ' "

& ( " ' "

& ( " ' "

& ( " ' " " )

" * "

" +++

& , ) ," " "

& , ) ," " "

& , ) ," " "

& , ) ," " " " ))

" "

-" ##

-" ##

-" ##

-" ## .... //// )))) """"

!!!! /)/)/)/) 0112011201120112 / 3 4 56 /7

& 8( ) "

& & 8( )8( ) ""

& 8( ) "

" 4

& & &

& 7777 """" . " 4

7 " 9:

77 " 9:" 9:

7 " 9: / - % / 8 & '

- ' $ - /

; " < . / / /

/ "

=

-" ! " =

7 " #" "


(28)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Respon Rusia Terhadap rencana Penempatan Rudal Pertahanan Amerika Serikat di Ceko dan Polandia dengan lancar.

Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi Mahasiswa-Mahasiswa Hubungan Internasional berikutnya dalam meneliti fenomena-fenomena terkini dalam kajian hubungan internasional, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini.

Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat peneliti nantikan.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.

1. Victory Pradhitama.,S.Sos.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing pertama yang banyak memberikan masukan terutama tentang Studi Keamanan.

2. Ruli Inayah Romadhoan.,S.Sos,M.Si, selaku Dosen Pembimbing kedua yang mengajarkan banyak hal kepada peneliti tentang penulisan penelitian ini, serta kesabarannya dalam membimbing peneliti.

3. Kepada kedua orang tua peneliti, Bapak Farid M.K. dan Ibu (alm) Sumiyati yang selalu mendoakan peneliti, sehingga penelitian ini dapat selesai dengan lancar


(29)

4. Kepada keempat saudara peneliti, Hamdan Karyanto, Faridah, Fauziyah dan Nur Aliyah. Terima kasih untuk do’a, semangat dan dukungan kalian. 5. Teman-teman peneliti di jurusan Hubungan Internasional angkatan 2005.

thanks for all.

6. Dan kepada semua pihak yang telah membantu proses penelitian ini yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu-persatu, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa hubungan internasional dan kalangan yang tertarik dengan kajian HI.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 21 Mei 2012


(30)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... ...i

Lembar Persetujuan ... ..ii

Pernyataan Orisinalitas ... .iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... .iv

Motto ... ..v

Lembar Persembahan ... .vi

Abstraksi ...vii

KataPengantar ...ix

Daftar Isi ...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... ..1

1.2. Rumusan Masalah ... ..4

1.3. Telaah Pustaka ... ..4

1.3.1. Penelitian Terdahulu ... ..4

1.3.2. Landasan Teori ... ..6

1.3.2.1. Teori Balance of Threat ... ..6

1.3.3. Konsep ... 11

1.3.3.1. Konsep Structural Detterence...11

1.3.3.2. Konsep Balancing ... 14

1.4. Definisi Konseptual ... 16

1.5. Definisi Operasional ... 16

1.6. Variabel Penelitian ... 16

1.7. Hipotesis ... 17

1.8. Metodologi ... 18

1.9. Struktur Penulisan ... 29


(31)

BAB II

PENEMPATAN SISTEM PERTAHANAN RUDAL AS

DI CEKO & POLANDIA ... 21

BAB III

RESPON RUSIA TERHADAP RENCANA PENEMPATAN

RUDAL PERTAHANAN AS DI CEKO & POLANDIA ... 31 III.1. Respon Militer ... 34 III.2. Respon Politik ... 40

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan ... 51

Daftar Pustaka...55


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Buzan, Barry,1991,“People, States and Fear : An Agenda for International Security Studies in The Post-Cold War Era”. 2nd ed. Boulder: Lynne Rienner; Hemel Hempstead: Harvester Wheatsheaf.

Rudi, T May, 2002,“Study Strategis; dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin”, Cetakan Pertama, Refika Aditama, Bandung.

Banyu Perwita, Anak Agung DR. dan Mochamad Yani, Yanyan DR, 2005,“Pengantar Ilmu Hubungan Internasional”, PT.Remaja Rosda Karya, Bandung.

Waltz,Kenneth.1979, Teory of International Politics, New York, Mc Graw Hill. Brzezinsky, Zbigniew.1990, Kegagalan Besar Muncul Dan Runtuhnya Komunisme Dalam Abad Kedua Puluh, terj. Tjun Surjaman, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Alfian, Alfan M.2006, Uni Eropa dan Politik Global, dalam Jurnal Politika Vol.2 No.1 Tahun 2006, Akbar Tandjung Institute, Jakarta.

Charles A.Kupchan,2005, “Kehidupan Setelah Pax`Americana”, dalam Samuel P. Huntinton, Amerika dan Dunia,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Stephen M. Walt. 1987. Origins of Alliances Ithaca: Cornell University Press. Sorensen, Georg dan Robert Jackson. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Cougherty, James T. dan Robert L. T., Junior. 2001. Contending Theory of International Relations: A Comprehensive Survey. Newyork : Addition Westly Longman.

Mohtar, Mas’oed .1994, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, Jakarta, PT. Pustaka LP3ES Indonesia.

John Baylis, et al., Strategy in the Contemporary World: An Introduction to Strategic Studies, New York: Oxford University Press, 2002


(33)

Daniel.S.Papp, 2002, Contemporary International Relations : Framework for Understanding, sixth edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc, hal. 228.

Anak Agung Banyu Perwita, Redefinisi Konsep Keamanan : Pandangan Realisme dan Neo-Realisme dalam Hubungan Internasional Kontemporer dalam Yulius P. Hermawan “Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional : Aktor Isu dan Metodologi”, Yogyakarta; Graha Ilmu, 2007

Wheller and Booth, dalam Daniel.S.Papp, 2002, Contemporary International Relations : Framework for Understanding, sixth edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc

Frank C. Zagare dan D. Marc Kilgour, “Perfect Detterence”.Cambridge, Cambridge University Press,2000

Barry Buzan, Ole Waever, and Jaap de Wilde, Security : A New Framework for Analysis, Boulder: Lynne Rienner Publisher

Andre Beaufre, Strategy for Tomorrow, New York: Crane, Russak & Co.Inc., 1974

Website

http://www.russiansabroad.com/russian_history_198.html ,diakses pada tanggal 9 April 2009 (19.15 WIB)

http://www.nato.int/docu/comm/49-95/c520225a.htm , diakses pada tanggal 9 April 2009 (19.15 WIB)

http://www.russianeconomy.org/comments/041306.html diakses pada tanggal 11 April 2009 (06.00 WIB)

https://www.cia.gov/cia/publications/factbook/print/ru.html, diakses pada tanggal 11 April 2009 (06.00 WIB)

http://www.eia.doe.gov/emeu/cabs/Russia/Background.html, diakses pada tanggal 11 April 2009 (06.00 WIB)

http://www.carnegieendowment.org/experts/index.cfm?fa=expert_view&expert_i d=9&progzg &proj, diakses pada tanggal 11 April 2009 (06.00 WIB)


(34)

Anti-missile system in Poland http://beatroot.blogspot.com/2007/01/anti-missile-system-in-poland.html diakses 29 September 2011.

Poland Cautious About Hosting US Anti-Missile Shield,

http://www.spacewar.com/reports/Poland_Cautious_About_Hosting_US_Anti_Mi ssile_Shield_999.html,

Long-Range Ballistic Missike Defense in Erurope,

http://fpc.state.gov/documents/organization/110360.pdf diakses 03 Maret 2012

Sistem Anti-Rudal AS di Polandia Picu Perang Dingin Baru,

http://www.dw.de/dw/article/0,,3584034,00.html diakses 17 Mei 2011

US anti-missile defense : The view from Poland,

http://www.dailyestimate.com/print.asp?idarticle=10887 diakses 11 Maret 2012

Security Threats and Responses In Central Europe,

http://csis.org/files/media/csis/pubs/ceereportfile.pdf hal. 3, diakses 11 maret 2012

Yuri Mamchur, Russians Are Saddened, Not Angered, by U.S. Missile Defense System,

http://www.russiablog.org/2007/11/russians_are_saddened_not_ange.php

The provocative folly of Poland missile-defence,

http://www.eurekastreet.com.au/article.aspx?aeid=8677 diakses 12 Maret 2012.

Iran Bisa Serang Eropa,

http://dunia.lintas.me/article/hupelita.com/Iran_Bisa_Serang_Eropa/1, diakses 12 Maret 2012

White House Outlines Need for Missile Defense System in Europe,

http://www.nuclearfiles.org/menu/key-issues/missile-defense/issues/pro-con/white_house_outline.htm, diakses 12 Maret 2012

AS dan Polandia akan Setujui Tempatkan 10 Misil Pencegat Amerika,

http://dunia.lintas.me/article/voanews.com/AS_dan_Polandia_akan_Setujui_Te mpatkan_10_Misil_Pencegat_Amerika/1, diakses 09 April 2012.


(35)

Rencana NATO memperluas pertahanan Negara Baltik,

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/12/101207_nato.shtml, diakses 19 Maret 2012

Sea-Based Missile Defense Flight Test Results in Succsessful Intercept,

http://www.mda.mil/news/11news0007.html, diakses 19 Maret 2012

&A : US missile defence, http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/6720153.stm, diakses 09 Maret 2012.

America Threatens Russia: U.S. to deploy ballistic missiles in Poland by 2018, http://www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=26581, diakses 09 April

2012

Ka-boom or bust: The U.S. missile defence system,

http://www.cbc.ca/news/world/story/2008/08/18/f-missile-defence-backgrounder.html, diakses 02 Maret 2012.

Anti-ballistic missiles: menace and myth,

http://en.rian.ru/analysis/20070425/64384966.html, diakses 19 Mei 2012.

Regional powers and security: A framework for understanding order within regional security complexes, European Journal of International Relations,

http://ejt.sagepub.com/content/16/4/731.full.pdf, diakses 09 April 2012

Fact Sheet: U.S.-Poland Bilateral Defense Cooperation

http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2011/05/28/fact-sheet-us-poland-bilateral-defense-cooperation, diakses 09 April 2012.

National Missile Defense : Russia’s Reaction,, http://www.iwar.org.uk/news-archive/crs/11635.pdf, diakses 09 April 2012

Russia Threatening new cold war over missile defence,

http://www.guardian.co.uk/world/2007/apr/11/usa.topstories3, diakses 09 April 2012

Rusia Canangkan Penempatan Rudal RS-24,

http://www.dw.de/dw/article/0,,2936330,00.html, diakses 09 April 2012.

Rusia : Polandia beresiko Terkena Serangan Rudal,

http://nasional.kompas.com/read/2008/08/15/22324273/rusia.polandia.berisiko. terkena.serangan, diakses 09 April 2012.


(36)

Rusia Akan Gelar Rudal di Kaliningrad untuk "Netralisir" Sistem AS, http://www.antaranews.com/print/1225940881/rusia-akan-gelar-rudal-di-kaliningrad-untuk-netralisir-sistem-as, diakses 6 Maret 2012.

The Caliningrad Missile Cricis, http://www.acus.org/new_atlanticist/russian-missile-kaliningrad-defense-crisis, diakses 09 Maret 2012.

Rusia Uji Rudal Anti-pertahanan,

http://cetak.kompas.com/read/2008/08/30/00525423/rusia.uji.rudal.anti-pertahanan, diakses 09 Maret 2012.

Russia to equip 5 brigades with iskander missile systems by 2015,

http://en.rian.ru/russia/20081107/118191000.html, diakses 09 Maret 2012.

Russia test fires Sineva missile in Barent Sea,

http://en.rian.ru/mlitary_news/20110727/165419044.html, diakses 19 November 2011.

The Threat from Russia, http://missilethreat.com/thethreat/pageID.251/default.asp, diakses 09 April 2012.

Putin : Russia May Launch Nuclear Cooperation With Venezuela, http://www.voanews.com/english/news/a-13-2008-09-25-voa48-66761507.html, diakases 19 Maret 2012.

Babak Baru Perang Dingin antara Rusia dan Barat,

http://indonesian.irib.ir/telisik//asset_publisher/k0Z8/content/id/4890293/pop_u p?_101_INSTANCE_k0Z8_viewMode=print, diakses 25 Februari 2012.

Russia and Turkey : Military Aspec of a Joint Responsibility for the Region,

http://www.eurasiacritic.com/articles/russia-and-turkey-military-aspects-joint-responsibility-region, diakses 19 Maret 2012.

Rusia Dapat Balas Serangan AS dengan Rudal di Belarus,

http://www.antaranews.com/print/1195047547, diakses 19 Maret 2012

Rusia Bangkitkan Kekuatan Laut, http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=291764, diakses 19 Maret 2012.


(37)

Poland and the Nuclear History of the Cold War,

http://thecornfieldonline.com/index.php?topic=2051.0;wap2, diakses 06 April 2012.

Perjanjian Nuklir & Militer Perkuat Pijakan Rusia di Venezuela,

http://www.suaramedia.com/berita-dunia/amerika/19795-perjanjian-nuklir-a-militer-perkuat-pijakan-rusia-di-venezuela.html, diakses 15 Januari 2012.

Cottey dan Forster dalam Merle Maigre, Theories of Civil-Military Relations, http://www.icds.ee/fileadmin/failid/Civil%20Military%20Theories_Akadeemia _sept%202009_Merle%20Maigre.pdf, diakases 09 April 2012.

Joint Statement By the United States and the Czech Republic,

http://prague.usembassy.gov/joint_statement_by_the_united_states_and_the_cz ech_republic.html, diakses 09 April 2012.

U.S., NATO Have Some 1,000 Interceptor Missiles-Rogozin,


(1)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Buzan, Barry,1991,“People, States and Fear : An Agenda for International Security Studies in The Post-Cold War Era”. 2nd ed. Boulder: Lynne Rienner; Hemel Hempstead: Harvester Wheatsheaf.

Rudi, T May, 2002,“Study Strategis; dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin”, Cetakan Pertama, Refika Aditama, Bandung.

Banyu Perwita, Anak Agung DR. dan Mochamad Yani, Yanyan DR, 2005,“Pengantar Ilmu Hubungan Internasional”, PT.Remaja Rosda Karya, Bandung.

Waltz,Kenneth.1979, Teory of International Politics, New York, Mc Graw Hill. Brzezinsky, Zbigniew.1990, Kegagalan Besar Muncul Dan Runtuhnya Komunisme Dalam Abad Kedua Puluh, terj. Tjun Surjaman, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Alfian, Alfan M.2006, Uni Eropa dan Politik Global, dalam Jurnal Politika Vol.2 No.1 Tahun 2006, Akbar Tandjung Institute, Jakarta.

Charles A.Kupchan,2005, “Kehidupan Setelah Pax`Americana”, dalam Samuel P. Huntinton, Amerika dan Dunia,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Stephen M. Walt. 1987. Origins of Alliances Ithaca: Cornell University Press. Sorensen, Georg dan Robert Jackson. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Cougherty, James T. dan Robert L. T., Junior. 2001. Contending Theory of International Relations: A Comprehensive Survey. Newyork : Addition Westly Longman.

Mohtar, Mas’oed .1994, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, Jakarta, PT. Pustaka LP3ES Indonesia.

John Baylis, et al., Strategy in the Contemporary World: An Introduction to Strategic Studies, New York: Oxford University Press, 2002


(2)

xiii

Daniel.S.Papp, 2002, Contemporary International Relations : Framework for Understanding, sixth edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc, hal. 228.

Anak Agung Banyu Perwita, Redefinisi Konsep Keamanan : Pandangan Realisme dan Neo-Realisme dalam Hubungan Internasional Kontemporer dalam Yulius P. Hermawan “Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional : Aktor Isu dan Metodologi”, Yogyakarta; Graha Ilmu, 2007

Wheller and Booth, dalam Daniel.S.Papp, 2002, Contemporary International Relations : Framework for Understanding, sixth edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc

Frank C. Zagare dan D. Marc Kilgour, “Perfect Detterence”.Cambridge, Cambridge University Press,2000

Barry Buzan, Ole Waever, and Jaap de Wilde, Security : A New Framework for Analysis, Boulder: Lynne Rienner Publisher

Andre Beaufre, Strategy for Tomorrow, New York: Crane, Russak & Co.Inc., 1974

Website

http://www.russiansabroad.com/russian_history_198.html ,diakses pada tanggal 9 April 2009 (19.15 WIB)

http://www.nato.int/docu/comm/49-95/c520225a.htm , diakses pada tanggal 9 April 2009 (19.15 WIB)

http://www.russianeconomy.org/comments/041306.html diakses pada tanggal 11 April 2009 (06.00 WIB)

https://www.cia.gov/cia/publications/factbook/print/ru.html, diakses pada tanggal 11 April 2009 (06.00 WIB)

http://www.eia.doe.gov/emeu/cabs/Russia/Background.html, diakses pada tanggal 11 April 2009 (06.00 WIB)

http://www.carnegieendowment.org/experts/index.cfm?fa=expert_view&expert_i d=9&progzg &proj, diakses pada tanggal 11 April 2009 (06.00 WIB)


(3)

xiv

Anti-missile system in Poland http://beatroot.blogspot.com/2007/01/anti-missile-system-in-poland.html diakses 29 September 2011.

Poland Cautious About Hosting US Anti-Missile Shield,

http://www.spacewar.com/reports/Poland_Cautious_About_Hosting_US_Anti_Mi ssile_Shield_999.html,

Long-Range Ballistic Missike Defense in Erurope,

http://fpc.state.gov/documents/organization/110360.pdf diakses 03 Maret 2012 Sistem Anti-Rudal AS di Polandia Picu Perang Dingin Baru,

http://www.dw.de/dw/article/0,,3584034,00.html diakses 17 Mei 2011

US anti-missile defense : The view from Poland, http://www.dailyestimate.com/print.asp?idarticle=10887 diakses 11 Maret 2012

Security Threats and Responses In Central Europe, http://csis.org/files/media/csis/pubs/ceereportfile.pdf hal. 3, diakses 11 maret 2012

Yuri Mamchur, Russians Are Saddened, Not Angered, by U.S. Missile Defense System,

http://www.russiablog.org/2007/11/russians_are_saddened_not_ange.php The provocative folly of Poland missile-defence,

http://www.eurekastreet.com.au/article.aspx?aeid=8677 diakses 12 Maret 2012. Iran Bisa Serang Eropa,

http://dunia.lintas.me/article/hupelita.com/Iran_Bisa_Serang_Eropa/1, diakses 12 Maret 2012

White House Outlines Need for Missile Defense System in Europe,

http://www.nuclearfiles.org/menu/key-issues/missile-defense/issues/pro-con/white_house_outline.htm, diakses 12 Maret 2012

AS dan Polandia akan Setujui Tempatkan 10 Misil Pencegat Amerika,

http://dunia.lintas.me/article/voanews.com/AS_dan_Polandia_akan_Setujui_Te mpatkan_10_Misil_Pencegat_Amerika/1, diakses 09 April 2012.


(4)

xv

Rencana NATO memperluas pertahanan Negara Baltik,

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/12/101207_nato.shtml, diakses 19 Maret 2012

Sea-Based Missile Defense Flight Test Results in Succsessful Intercept, http://www.mda.mil/news/11news0007.html, diakses 19 Maret 2012

&A : US missile defence, http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/6720153.stm, diakses 09 Maret 2012.

America Threatens Russia: U.S. to deploy ballistic missiles in Poland by 2018, http://www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=26581, diakses 09 April

2012

Ka-boom or bust: The U.S. missile defence system,

http://www.cbc.ca/news/world/story/2008/08/18/f-missile-defence-backgrounder.html, diakses 02 Maret 2012.

Anti-ballistic missiles: menace and myth,

http://en.rian.ru/analysis/20070425/64384966.html, diakses 19 Mei 2012. Regional powers and security: A framework for understanding order within

regional security complexes, European Journal of International Relations, http://ejt.sagepub.com/content/16/4/731.full.pdf, diakses 09 April 2012

Fact Sheet: U.S.-Poland Bilateral Defense Cooperation

http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2011/05/28/fact-sheet-us-poland-bilateral-defense-cooperation, diakses 09 April 2012.

National Missile Defense : Russia’s Reaction,, http://www.iwar.org.uk/news-archive/crs/11635.pdf, diakses 09 April 2012

Russia Threatening new cold war over missile defence,

http://www.guardian.co.uk/world/2007/apr/11/usa.topstories3, diakses 09 April 2012

Rusia Canangkan Penempatan Rudal RS-24,

http://www.dw.de/dw/article/0,,2936330,00.html, diakses 09 April 2012. Rusia : Polandia beresiko Terkena Serangan Rudal,

http://nasional.kompas.com/read/2008/08/15/22324273/rusia.polandia.berisiko. terkena.serangan, diakses 09 April 2012.


(5)

xvi

Rusia Akan Gelar Rudal di Kaliningrad untuk "Netralisir" Sistem AS, http://www.antaranews.com/print/1225940881/rusia-akan-gelar-rudal-di-kaliningrad-untuk-netralisir-sistem-as, diakses 6 Maret 2012.

The Caliningrad Missile Cricis, http://www.acus.org/new_atlanticist/russian-missile-kaliningrad-defense-crisis, diakses 09 Maret 2012.

Rusia Uji Rudal Anti-pertahanan,

http://cetak.kompas.com/read/2008/08/30/00525423/rusia.uji.rudal.anti-pertahanan, diakses 09 Maret 2012.

Russia to equip 5 brigades with iskander missile systems by 2015,

http://en.rian.ru/russia/20081107/118191000.html, diakses 09 Maret 2012. Russia test fires Sineva missile in Barent Sea,

http://en.rian.ru/mlitary_news/20110727/165419044.html, diakses 19 November 2011.

The Threat from Russia, http://missilethreat.com/thethreat/pageID.251/default.asp, diakses 09 April 2012.

Putin : Russia May Launch Nuclear Cooperation With Venezuela, http://www.voanews.com/english/news/a-13-2008-09-25-voa48-66761507.html, diakases 19 Maret 2012.

Babak Baru Perang Dingin antara Rusia dan Barat,

http://indonesian.irib.ir/telisik//asset_publisher/k0Z8/content/id/4890293/pop_u p?_101_INSTANCE_k0Z8_viewMode=print, diakses 25 Februari 2012. Russia and Turkey : Military Aspec of a Joint Responsibility for the Region,

http://www.eurasiacritic.com/articles/russia-and-turkey-military-aspects-joint-responsibility-region, diakses 19 Maret 2012.

Rusia Dapat Balas Serangan AS dengan Rudal di Belarus,

http://www.antaranews.com/print/1195047547, diakses 19 Maret 2012 Rusia Bangkitkan Kekuatan Laut,


(6)

xvii Poland and the Nuclear History of the Cold War,

http://thecornfieldonline.com/index.php?topic=2051.0;wap2, diakses 06 April 2012.

Perjanjian Nuklir & Militer Perkuat Pijakan Rusia di Venezuela,

http://www.suaramedia.com/berita-dunia/amerika/19795-perjanjian-nuklir-a-militer-perkuat-pijakan-rusia-di-venezuela.html, diakses 15 Januari 2012. Cottey dan Forster dalam Merle Maigre, Theories of Civil-Military Relations,

http://www.icds.ee/fileadmin/failid/Civil%20Military%20Theories_Akadeemia _sept%202009_Merle%20Maigre.pdf, diakases 09 April 2012.

Joint Statement By the United States and the Czech Republic,

http://prague.usembassy.gov/joint_statement_by_the_united_states_and_the_cz ech_republic.html, diakses 09 April 2012.

U.S., NATO Have Some 1,000 Interceptor Missiles-Rogozin,