Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian.
Pertanyaan yang ingin dijawab melalui
penelitian
1. Seberapa besar potensi lestari ikan hias laut
yang dapat dimanfaatkan di Pulau
Weh?
2. Strategi apa yang perlu dilakukan untuk
mencapai pemanfaatan ikan hias laut yang
optimum?
3. Apakah pola
pemanfaatan ikan hias yang lestari dan
optimum juga memberikan
keuntungan secara ekonomi?
Permasalahan
1. Pola pemanfaatan ikan hias di P. Weh
cenderung hanya memanfaatkan satu
jenis ikan saja, yaitu ikan botana biru
Acanthurus lecucosternon
2. Belum diketahui
adanya kajian potensi sumberdaya ikan hias
laut di P. Weh 3. Belum
diketahui adanya model dan
strategi pemanfaatan yang optimum dan
lestari
Sumberdaya ikan hias laut di
Pulau Weh
Jumlah stok populasi ikan
hias laut Pemanfaatan ikan hias
laut untuk akuarium
Survei sensus visual
Pendugaan stok populasi ikan
hias laut
Strategi Pemanfaatan Ikan hias laut di Pulau Weh
Kegiatan pemanfaatan
ikan hias
Pola pemanfaatan
ikan hias laut Proses
penanganan handling
Fasilitas penanganan
Analisis finansial
Analisis SWOT Analisis jumlah
kuota tangkapan lestari
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat, diantaranya: 1
memberikan informasi mengenai potensi sumberdaya dan kuota tangkap lestari ikan hias laut yang dapat dimanfaatkan di Pulau Weh;
2 memberikan usulan arahan strategi pemanfaatan ikan hias laut yang optimum
dan berkelanjutan dari perspektif ekologi dan ekonomi bagi nelayan di Pulau Weh.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Perikanan Ikan Hias Laut di Indonesia
Indonesia merupakan pusat keragaman hayati laut dunia yang kaya akan spesies ikan karang. Menurut Allen dan Adrim 2003, di Indonesia terdapat 2057
spesies ikan karang yang terbagi kedalam 113 famili. Sembilan famili utama ikan karang di Indonesia adalah Gobiidae 272 spesies, Labridae 178, Apogonidae
114, Bleniidae 107, Serranidae 102, Muraenidae 61, Syngnathidae 61, Chaetodontidae 59, dan Lutjanidae 43.
Perdagangan ikan hias laut di Indonesia dimulai sejak awal era 70an atau mungkin lebih awal. Saat ini Indonesia merupakan negara pengekspor utama ikan
hias laut. Nilai ekspor pada tahun 1993 sebesar US 5,5 juta dengan negara tujuan utama Amerika dan Eropa Wood 2001a.
Indonesia merupakan eksportir terbesar di dunia untuk sumberdaya laut dalam memenuhi kebutuhan industri akuarium dan telah sangat bergantung pada
kegiatan pengambilan langsung di alam. Karena posisinya di khatulistiwa, Indonesia berada pada posisi yang strategis dalam mensuplai spesies-spesies laut
bagi Eropa, Amerika Utara dan Asia dalam 25 tahun terakhir Reksodihardjo dan Lilley 2007.
Perdagangan biota laut untuk akuarium telah memanfaatkan kondisi Indonesia yang strategis di dunia. Akan tetapi patut disayangkan bahwa terlalu
banyak pihak yang terlibat di dalam industri ini yang berasumsi bahwa suplai dari alam tidak terbatas. Industri ini telah menarik ribuan nelayan pesisir untuk
memiliki penghasilan tambahan dengan menjadi nelayan kolektor sumberdaya laut untuk kebutuhan industri akuarium. Sebagian besar dari nelayan tersebut
tidak mengenyam pendidikan dan tidak memiliki pekerjaan, para nelayan dipaksa bertahan dengan harga jual yang rendah, kondisi kerja yang buruk, kelumpuhan
dan kematian akibat kegiatan penangkapan, untuk memenuhi kepuasan pasar yang terus berkembang Reksodihardjo dan Lilley 2007.
Walaupun Indonesia merupakan eksportir terbesar, akan tetapi data perdagangan ikan hias laut Indonesia sampai saat ini sangat terbatas. Sangat