3
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi larutan kitosan dan pengaruh lama penyimpanan terhadap mutu daging ayam segar pada
penyimpanan suhu ruang selama 9 jam.
4
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Kitosan
Kitosan merupakan polisakarida polikationik alami yang terbentuk melalui proses deasetilasi dari kitin, yang merupakan polimer polisakarida terbesar kedua
setelah selulosa Chung et al. 2004 yang banyak terdapat pada eksoskeleton atau rangka luar dari krustasea, yaitu udang dan rajungan atau kepiting melalui proses
deproteinasi dengan NaOH, demineralisasi dengan HCl, dan deasetilasi dengan NaOH 50 Angka dan Suhartono 2000.
Proses deasetilasi adalah proses penghilangan gugus asetil -COCH
3
dari kitin menjadi kitosan, dimana akan menyisakan gugus amino yang bermuatan positif dan menghilangkan gugus asetil sehingga kitosan bersifat polikationik
Shahidi et al. 1999. Struktur kitosan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Struktur kitosan Muzzarelli 1996
2.2 Karakteristik Kitosan
Kitosan merupakan polimer panjang dengan nama kimia β1-4-2-amino-
2-deoksi-D-glukosa Shahidi et al. 1999 dan disusun oleh monomer-monomer glukosamin 2-amino-2-deoksi-D-glukosa Goosen 1997. Kitosan mempunyai
gugus amin yang bermuatan positif, sehingga menjadikan kitosan sebagai gula yang unik dibandingkan polisakarida lain yang umumnya bersifat netral atau
bermuatan negatif Angka dan Suhartono 2000. Grup amin kitosan dapat berinteraksi dengan muatan negatif suatu molekul seperti protein dan polimer
Goosen 1997. Kitosan berbentuk spesifik, karena mempunyai gugus reaktif amino pada
C-2 dan gugus hidroksil primer dan sekunder pada C-3 dan C-6 yang menyebabkan kitosan memiliki reaktivitas kimia tinggi sehingga mampu
5 mengikat air dan minyak dan dapat diaplikasikan sebagai pengawet, penstabil
warna, flokulan, dan pengawet benih Shahidi et al. 1999; Tang et al. 2007. Kitosan memiliki sifat yang tidak larut air tetapi larut dalam kebanyakan
larutan asam misalnya asam asetat, asam format, dan asam laktat Sanford 1989, dan mempunyai daya larut terbatas dalam asam fosfat serta tidak larut sama sekali
dalam asam sulfat Johnson dan Peniston 1975 dalam Astuti 2008. Kitosan juga tidak larut pada larutan basa, dan media campuran asam dan basa Muzzarelli
1996. Pelarut kitosan yang umum digunakan dan dapat dengan mudah melarutkannya adalah asam asetat dengan konsentrasi 1-2 Knorr 1982.
Karakter kitosan dapat dibedakan berdasarkan kualitas, sifat instrinsik kejernihankemurnian, berat molekul, viskositas, dan derajat deasetilasi Sanford
1989. Adapun karakteristik kitosan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik kitosan
Karakteristik Mutu kitosan
Ukuran partikel Serpihan sampai bubuk
Kadar air ≤ 10
Kadar abu ≤ 2
Kadar nitrogen ≤ 5
Warna larutan Jernih
Derajat deasetilasi ≥ 70
Sumber: Suptijah et al. 1992
Mutu atau kualitas kitosan dipengaruhi oleh derajat deasetilasi. Derajat deasetilasi merupakan suatu parameter mutu kitosan yang menunjukkan
persentase gugus asetil yang dapat dihilangkan dari rendemen kitin. Pelepasan gugus asetil kitosan menyebabkan kitosan bermuatan positif yang mampu
mengikat senyawa yang bermuatan negatif seperti protein, anion dari polisakarida yang kemudian membentuk ion netral Suhartono 1989. Viskositas kitosan
tergantung dari molekul kitosan, konsentrasi larutan, tingkat deasetilasi, pH, dan suhu. Tinggi rendahnya viskositas dari kitosan dapat terjadi selama proses
ekstraksi kitosan. Viskositas dipengaruhi oleh perlakuan fisik pemanasan dan perlakuan kimia ozon yang diiringi dengan peningkatan waktu perlakuan dan
suhu No et al. 1999.
6
2.3 Aplikasi Kitosan