Data Produksi Perikanan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

68

5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

kali, maka dilakukan dekomposisi data untuk menentukan data produksi dan effort untuk jenis alat tertentu yang beroperasi di Pantai Utara Jawa Barat. Dekomposisi dilakukan dengan dipilih alat tangkap yang dominan beroperasi di Pantai Utara Jawa Barat, yaitu payang, pukat pantai dan jaring insang hanyut dengan target spesies jenis pelagis layang, selar, tembang dan kembung. Kemudian dari proses tersebut akhirnya diperoleh data target spesies produksi perikanan yang akurat. Untuk menghitung proporsi produksi layang, selar, tembang dan kembung terhadap total tangkap dari alat tangkap Payang, Pukat Pantai dan Jaring Insang Hanyut untuk lokasi penelitian Pantai Utara Jawa Barat diperoleh dengan formula sebagai berikut :

5.1 Data Produksi Perikanan

Untuk menganalisis komponen biologi dalam penelitian ini, telah digunakan data time series produksi dan effort perikanan Pantai Utara Jawa Barat selama 22 tahun 1980-2001 periode pengamatan. Selanjutnya karena data yang tersedia sangat bersifat agregrat se 1 1 1 − = ∏ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ + + = n m t Jht Ppt Pyt it t h h h h h i = 1, 2,3,4 Dengan diketahuinya proporsi ini, maka dapat diketahui disagregasi data terhadap keempat spesies pelagis di atas terhadap total alat tangkap. Proses Barat i ersamaan di bawah ini: dekomposisi untuk menentukan produksi perikanan pelagis di Pantai Utara Jawa ni dilakukan dengan perhitungan melalui p 1 1 3 ijt it n h h ij φ 1 t i h ij ij h = ⎡ ⎤ − = ⎢ ⎥ φ = ∏ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ∑ 5.1 Jadi produksi spesies oleh alat pada periode adalah : i j t 69 1 1 3 1 n ij ijt it t i h h h h − = ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ = ∗ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ∏ ∑ 5.2 Sehingga total produksi perikanan pelagis setelah dikomposisi adalah : t ijt i j hD h = ∑∑ 5.3 Secara verbal persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Jika dimisalkan bahwa catch dari spesies i oleh alat tangkap j pada periode t sebagai , maka persamaan 5.1 menjelaskan bahwa adalah proporsional terhadap jumlah spesies i yang diproduksi secara total pada periode t. Untuk menentukan proporsi yang tepat, maka digunakan rataan geometrik antara rasio dari produksi spesies i oleh alat tangkap j dengan total produksi dari spesies i sebagaimana ditunjukkan pada persamaan 5.2, sehingga total produksi pelagis pada periode t produk n oleh Anna 2003 dengan memodifikasi teknik ijt h ijt h sebagaimana ditunjukkan pada persamaan 5.3 merupakan penjumlahan si dari spesies i oleh seluruh alat tangkap j. Teknik ini telah dilakuka yang dikembangkan oleh Watson et al. 2001. Hasil analisis data produksi perikanan pelagis layang, selar, tembang dan kembung dari alat tangkap payang, pukat pantai dan jaring insang hanyut di Pantai Utara Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 14 dibawah ini. 70 18000 20000 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 TAHUN TO N Payang Pukat Pantai Jar. Ins. Hanyut a bersifat trending non-stationary. Karena penentuan estimas lokasi terpilih. Gambar 14. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Untuk Tiga Alat Tangkap di Pantai Utara Jawa Barat. Dari Gambar 14 di atas dapat dilihat bahwa sepanjang tahun pengamatan, alat tangkap payang menangkap ikan pelagis ini lebih banyak dari pada alat tangkap pukat pantai dan jaring insang hanyut. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi ikan pelagis dari tahun ke tahun secara signifikan. Konsekuensi dari kenaikan yang terjadi terus menerus ini akan menjadi masalah dalam analisis time series selanjutnya apabila ternyata kemudian didapatkan bahwa dat i parameter biologi yang akan akan dilakukan dengan teknik oldinary least square OLS, dimana untuk mendapatkan hasil estimasi yang baik mensyaratkan data yang akan digunakan tidak bersifat trending. Oleh karena itu diperlukan analisis stationarity dengan uji Dickey Fuller serta handling data yang bersifat trending dengan menggunakan teknik cointegration Gambar 15, 16, 17 dan 18 di bawah ini memperlihatkan perkembangan produksi perikanan pelagis berdasarkan jenis alat tangkap di empat kabupaten 71 1100 100 200 300 400 500 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 TAHUN 6 800 900 1000 1996 1998 2000 TO N 00 700 Payang Pukat Pantai Jar. Ins. Hanyut Gambar 15. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Untuk Tiga Alat Tangkap di Kabupaten Karawang. ukkan bahwa perkembangan produksi ikan Gambar 15 di atas menunj pelagis di Kabupaten Karawang memperlihatkan pola yang sama untuk keempat target spesies yang kita pilih, alat tangkap payang masih memberikan share yang paling tinggi diikuti dengan jaring insang hanyut dan pukat pantai. Pola ini juga terjadi di Kabupaten Subang, Indramayu dan Cirebon Gambar 16, 17 dan 18. Kemudian selama periode pengamatan, produksi ikan pelagis mengalami peningkatan yang cukup signifikan. 72 1000 1200 1400 1600 1800 2000 TO N 200 400 600 800 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 TAHUN Payang Pukat Pantai Jar. Ins. Hanyut Gambar 16. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Untuk Tiga Alat Tangkap di Kabupaten Subang. 500 1000 1500 2000 2500 3000 4000 TO 3500 N 19 80 19 82 19 84 19 86 19 88 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 TAHUN Payang Pukat Pantai Jar. Ins. Hanyut Gambar 17. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Untuk Tiga Alat Tangkap di Kabupaten Indramayu. 73 1400 1600 1800 2000 2200 1000 1200 T O N 200 400 600 800 1 9 8 1 9 8 2 1 9 8 4 1 9 8 6 1 9 8 8 1 9 9 1 9 9 2 1 9 9 4 1 9 9 6 1 9 9 8 2 TAHUN Payang Pukat Pant ai Jar. I ns. Hanyut Gambar 18. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Untuk Tiga Alat Tangkap di Kabupaten Cirebon.

5.2 Standardisasi Unit Effort