1.000 600 Pemodelan Keragaan Sektor Perikanan Untuk Pengembangan Ekonomi Sumberdaya dan Regional Pesisir Suatu Analisis Model Hybrid

137 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1 9 8 1 9 8 3 1 9 8 6 1 9 8 9 1 9 9 2 1 9 9 5 1 9 9 8 2 1 TAHUN R A S IO P R O D A C T P R O D S U S T 0 .0 0 0 0 .2 5 0 0 .5 0 0 0 .7 5 0

1.0 0 0 1.2 5 0

1.5 0 0 1.7 5 0

2 .0 0 0 2 .2 5 0 T A H UN a Kabupaten Karawang b Kabupaten Subang 0.000 0. 0. 0.

0. 1.000

1. 1.600 1 9 8 1 9 8 2 1 9 8 4 1 9 8 6 1 9 8 8 1 9 9 1 9 9 2 1 9 9 4 1 9 9 6 1 9 9 8 2 TAHUN R A S IO P R O D A C T P R O D S U S T 20 40 60 80 20 1.400 0.000 0.250 0.500 0.750 1.000 1.250 1.500 1.750 2.000 2.250 2.500 2.750 3.000 1 9 8 1 9 8 2 1 9 8 4 1 9 8 6 1 9 8 8 1 9 9 1 9 9 2 1 9 9 4 1 9 9 6 1 9 9 8 2 TAHUN R A S IO P R O D A C T P R O D S U S T c Kabupaten Indramayu d Kabupaten Cirebon Gambar 66. Trajektori Rasio Produksi Aktual dan Lestari di Empat Kabupaten Lokasi Penelitian Gambar 66 berikut ini memperlihatkan bagaimana trajektori rasio tenaga erja dengan produksi aktual di pantai Utara Jawa Barat, dimana nilai ini menggambarkan “social driven” atau produktivitas nelayan di lokasi penelitian. Selama p gan nilai ari social driven ini hampir tidak berubah. Hal ini menindikasikan bahwa rata- rata p k eriode pengamatan pola yang terjadi adalah adanya kecenderun d roduktivitas nelayan di Pantai Utara Jawa Barat tidak mengalami peningkatan. Dengan rata-rata sebesar 1,88 atau dengan kata lain bahwa rata-rata setiap nelayan di Pantai Utara Jawa Barat hanya menghasilkan 1,88 ton ikan 138 setiap tahunnya. Kalau nilai tadi dikonversikan kedalam bentuk pendapatan, maka nelayan pantai Utara Jawa Barat pendapatan kotornya hanya sekitar Rp. 7.500.000,- per tahun. Apabila dari pendapatan kotor tersebut 60 diterima nelayan, hal ini berarti bahwa tingkat pendapatan nelayan di Pantai Utara Jawa Barat masih berada di bawah Upah Minimum Regional Jawa Barat Rp. 408.260 per bulan. Apalagi dengan kondisi sekarang dimana Bahan Bakar Minyak solar telah melebihi Rp. 5000 per liter di tingkat nelayan, akan memberikan dampak yang cukup kuat terhadap nelayan kaitannya dengan beban biaya yang harus dikelua n keluar dari lingkaran kemiskinan yang selama ini melekat dalam kehidupan mereka. rkan untuk menangkap ikan. Selama kondisi ini terus bertahan, maka akan sulit bagi nelaya 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 198 198 2 198 4 198 6 198 8 199 199 2 199 4 199 6 199 8 200 TAHUN Analisis selanjutnya adalah melihat sampai sejauhmana social driven rjadi di empat kabupaten lokasi penelitian Gambar 67. Seperti dapat dilihat ada Gambar 68, pola yang sama juga terjadi untuk masing-masing kabupaten. Dimana produkstifitas nelayan di lokasi penelitian memperlihatkan suatu trend yang stabil. Untuk Kabupaten Subang, seperti hasil analisis sebelumnya Gambar 67. Trajektori Rasio Tenaga Kerja dan Produksi Aktual di Pantai Utara Jawa Barat te p 139 fenomena yang terjadi adalah terjadinya peningkatan yang cukup signifikan selama 10 tahun terkahir periode pengam tan. a 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450 0.500 0.550 1 9 8 1 9 8 2 1 9 8 4 1 9 8 6 1 9 8 8 1 9 9 1 9 9 2 1 9 9 4 1 9 9 6 1 9 9 8 2 TAHUN R A S IO T E N A G A K E R J A P R O D A C T 0 . 0 0 0 0 . 0 5 0 0 . 10 0 0 . 15 0 0 . 2 0 0 0 . 2 5 0 0 . 3 0 0 0 . 3 5 0 0 . 4 0 0 0 . 4 5 0 T A H U N a Kabupaten Karawang b Kabupaten Subang 0 . 0 0 0 0 . 2 0 0 0 . 4 0 0 0 . 6 0 0 0 . 8 0 0 1. 0 0 0 1. 2 0 0 1. 4 0 0