Proses Penerbitan Dokumen Tentang Dimensi Kapal
50 PNBP tersebut akan meringankan beban pemerintah daerah. Selain itu, mungkin para
pengusaha juga akan memiliki kebanggaan karena telah memberikan kontribusi kepada pengelolaan perikanan. Strategi pemerintah dalam kebijakan PNBP pada
tahun 2010 sd 2014 diarahkan pada kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi dalam upaya pencapaian optimalisasi dan efektifitas PNBP Anonimous a, 2010.
Disamping itu, dana PNBP yang dialokasikan ke kabupatenkota dapat digunakan langsung terutama untuk pengelolaan sumberdaya perikanan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. Hal ini, sesuai dengan kebijakan pemerintah ke depan yang akan lebih mengembangkan pemanfaatan dana yang
berasal dari PNBP untuk pengembangan perikanan tangkap ke daerah penghasil sesuai dengan kajian earmarking approach yang telah dilakukan oleh Departemen
Keuangan Anonimous b, 2010. Selanjutnya disebutkan bahwa pendekatan earmarking merupakan kebijakan untuk mendesain suatu pendapatan tertentu
menjadi sumber pendanaan bagi kegiatan pelayanan umum yang juga tertentu. Kubu ekonom yang pro terhadap pendekatan ini mengatakan bahwa pendekatan earmarking
merupakan salah satu alat untuk memacu masyarakat pembayar pajak mendukung pengeluaran atau belanja negara untuk kegiatan pelayanan umum tertentu karena
mereka menganggap penggunaan dana tersebut memiliki manfaat secara langsung kepada mreka. Disamping itu, dana PNBP yang dialokasikan ke kabupatenkota dapat
digunakan langsung teru tama untuk pengelolaan sumberdaya perikanan. Pada pinsipnya PNBP merupakan upaya untuk memberikan kesempatan kepada pelaku
usaha untuk berpartisipasi dalam pengelolaan perikanan yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti dikatakan oleh Zeller et al. 2006. Hal ini juga berlaku untuk
setiap usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan luar seperti kasus nelayan Andon di Raja Ampat Bailey et al.2006.
Dana APBN khususnya dana dekonsentrasi yang dialokasi ke Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 917,75 juta dan PAD tahun 2010
dari retribusi pengujian kapal sebesar Rp 55.316.250,-, serta dana dekonsentrasi tahun 2011 sebesar Rp 3.5 milyar. Jika dibandingkan dengan dana PNBP yang akan
diterima langsung ke Kabupatenkota melalui dana langsung ke rekening pemerintah
51 daerah kabupatenkota se Sumatera Utara berupa block grant sebesar Rp 5,56 milyar,
maka upaya optimasi PNBP melalui perbaikan pengukuran kapal harus menjadi prioritas.
Berdasarkan wawancara dan diskusi yang dilakukan bahwa pengecilan ukuran GT kapal dari ukuran yang sebenarnya mark-down, khususnya untuk kapal 10 – 30
GT di Provinsi Sumatera Utara diperkirakan berkisar 90 dari jumlah kapal yang ada. Sedangkan di seluruh Indonesia terjadi pengecilan antara 30 sd 80 dari
ukuran sebenarnya. Dengan perkiraan pengecilan tersebut dapat dibuat suatu simulasi potensi penerimaan Negara bukan pajak di Sumatera Utara. Dari Tabel 21
dapat dilihat bahwa jika dilakukan penertiban GT kapal ukuran 10-30 GT, akan didapat potensi PNBP dari perikanan Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp
9.260.449.367,-.
Tabel 21. Potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk Ukuran Kapal 10 – 30 GT Jika 90 Kapal di Provinsi Sumatera Utara Memiliki Data GT Lebih
Kecil dari Ukuran Sebenarnya mark-down
Rincian
Jumlah Kapal
Jumlah Kapal
90 Jumlah
GT Nilai PPP
Rp Nilai PHP
Rp Total PNBP
Rp
KAPAL 10- 20GT:
Purse seine Pukat Ikan
Bagan Gill net
Bubu 312
281 118
56 67
31 7
6.098 2.904
3.485 1.597
378 564.291.917
182.954.117 285.466.503
41.818.084 40.462.336
13.590.877 2.986.912.391
1.302.021.432 903.111.804
609.847.056 126.912.318
45.019.781 3.551.204.307
1.484.975.549 1.188.578.307
651.665.140 167.374.654
59.610.658 KAPAL20-
30 GT: Purse seine
Pukat Ikan Bagan
Gill net Bubu
364 328
138 66
79 36
9 7.115
3.388 4.066
1.863
440 998.547.071
251.310.600 635.386.625
48.787.764 47.206.058
15.856.023 4.710.697.989
2.010.131.330 2.010.131.330
711.488.232 148.064.371
52.523.078 5.709.245.060
2.039.801.578 2.645.517.955
760.275.996 195.270.430
68.379.101 Jumlah
676 609
1.562.838.988 7.697.610.380 9.260.449.367
52 Selanjutnya, simulasi potensi PNBP untuk seluruh kapal ukuran 10-30 GT di
seluruh Indonesia jika dilakukan penertiban ukuran GT kapal disajikan pada Tabel 22. Sebagaimana terlihat pada Tabel 22, apabila penertiban kapal 10-30 GT dilakukan
di seluruh Indonesia, maka PNBP akan meningkat antara Rp 59.697.533.871,- sd Rp 103.642.529.472,- , sehingga alokasi pemanfaatan PNBP untuk kabupatenkota akan
mendapat sebesar Rp 257.058.566,- sd Rp 327.794.816,-.. Yakni rata-rata PNBP pertahuan sebesar Rp 100 milyar ditambah nilai potensi PNBP di atas dikalikan 80
sebagai bagian kabupatenkota dibagai jumlah seluruh kabupatenkota. Tabel 22. Simulasi Potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Pungutan
Perikanan Terhadap Kapal Ikan Berukuran 10 – 30 GT jika Ukuran Kapal Diperkecil 30, 50 dan 70 dari ukuran sebenarnya mark down di
Seluruh Indonesia
No Simulasi
Ukuran GT Dikecilkan
Nilai PPP Rp
Nilai PHP Rp
Nilai PNBP Rp
PNBP Bagian
KabKota Rp
1 2
3 30 dari total
50 dari total 70 dari total
7.857.471.702 18.947.272.982
26.526.182.174 51.840.162.169
55.083.105.212 77.116.347.297
59.697.633.871 74.030.378.104
103.642.529.472 257.058.566
280.129.381 327.794.816
Simulasi di atas menunjukkan bahwa jika dilakukan penertiban GT kapal di seluruh Indonesia, maka PNBP akan meningkat dan kabupatenkota akan mendapat
alokasi manfaat langsung yang semakin meningkat. Di samping itu, dilihat dari sisi pemanfaatan sumberdaya perikanan, akan semakin baik dan tidak akan terjadi konflik
dengan nelayan tradisional karena tidak terjadi pelanggaran jalur penangkapan ikan yang semula di jalur I berpindah ke perairan teritorial, laut ZEEI dan bahkan laut
lepas. Untuk kepentingan yang lebih luas maka PNBP dari pungutan perikanan yang merupakan salah satu bagian dari proses perijinan usaha penangkapan ikan juga harus
merupakan alat yang efektif untuk mengelola sumberdaya perikanan secara luas. Hal ini dapat dilakukan dengan kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada
pengelolaan sumberdaya alam dari pada hanya menggunakan instrumen perijinan
53 usaha sebagai cara untuk mendapatkan penerimaan negara. Dengan upaya penertiban
ukuran GT kapal, maka akan didapat manfaat ganda yaitu penerimaan negara yang meningkat yang dapat dikembalikan manfaatnya secara langsung kepada masyarakat,
seperti perbaikan habitat daerah penangkapan, juga secara umum dapat dilakukan pengelolaan sumberdaya alam. Dengan alasan tersebut maka penertiban ukuran GT
kapal harus menjadi program nasional prioritas, yaitu program pengukuran GT kapal perikanan nasional.
54
5 KESIMPULAN DAN SARAN