Potensi Tantangan PEMBAHASAN UMUM PENGEMBANGAN ASURANSI INDEKS IKLIM PADA SISTIM

Ketersediaan data yang akurat dan tepat waktu menjadi kendala utama dalam penerapan skim asuransi usahatani padi. Untuk ketersediaan data yang dapat dipercaya reliable, dibutuhkan upaya khusus untuk menyediakannya. Setiap wilayah memiliki karakteristik sumberdaya alam yang berbeda dan dengan demikian juga memiliki kondisi data unik yang mendukung penyiapan indeks iklim. Pengumpulan data primer dan sekunder yang relevan dengan aplikasi skim asuransi indeks iklim menjadi faktor penentu dalam menyiapkan desain skim asuransi ini. Dengan data yang baik, analisis yang dilakukan menjadi lebih sesuai, lebih tepat dan lebih dapat dipertanggung jawabkan. Aplikasi skim asuransi indeks iklim lebih sesuai dilaksanakan menurut lokasi local specific di berbagai sentra produksi padi. Dengan kekhasan masing- masing lokasi disandingkan dengan kondisi sosial ekonomi wilayah setempat, termasuk karakteristik petani serta kebiasaan, maka setiap skim asuransi indeks iklim memiliki kekhasan untuk setiap lokasi. Untuk pengembangan asuransi indeks iklim serta aplikasinya di lapang, maka identifikasi potensi menjadi sangat penting sebagai dasar dan peluang dalam langkah selanjutnya. Tantangan maupun hambatan yang mungkin terjadi menjadi bahan pertimbangan yang harus dicari solusinya.

7.4. Potensi

Potensi merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai potensi dapat digali untuk digunakan sebagai modal dasar dalam pengembangan asuransi indeks iklim. Potensi pengembangan asuransi indeks iklim di Kabupaten Indramayu antara lain : 1. Kabupaten Indramayu sebagai pusat produksi padi Jawa BaratNasional. Keberhasilan program asuransi di Kabupaten Indramayu akan memberi pengaruh positif terhadap wilayah lainnya. 2. Wilayah Indramayu yang rentan terhadap anomali iklim merupakan potensi untuk pengembangan asuransi indeks iklim karena peluang terjadinya kekeringan akan selalu ada dengan dampak atau kerugian yang cukup besar. 3. Hubungan yang erat antara curah hujan dan produksi tanaman di lokasi penelitian menjadi syarat penting dalam penentuan indeks iklim. 4. Peta endemik kekeringan membantu dalam penentuan prioritas penanganan bencana kekeringan 79.8 gagal panen karena kekeringan. 5. Usahatani padi yang menjadi pekerjaan utama 91.4 petani di Indramayu serta cukup menguntungkan. Kondisi ini akan membuat perhatian petani menjadi sangat besar terhadap program yang terkait dengan peningkatan usahataninya. 6. Kebutuhan petani terhadap modal pada setiap awal musim tanam 59 melakukan akses kredit. Adanya asuransi indeks iklim akan berpeluang digunakan sebagai agunan Bank melalui koperasi, kelompok tani, gapoktan, dll. 7. Kesediaan membayar premi cukup tinggi 82.5 8. Respon bahwa asuransi indeks iklim memiliki prospek yang baik 68 dan perlu sosialisasi 33

7.5. Tantangan

Tantangan yang dimaksud disini adalah berbagai hal yang menjadi tantangan dalam pengembangan asuransi indeks iklim. Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan asuransi indeks iklim adalah : 1. Undang-undang atau regulasi tentang asuransi pertanian termasuk asuransi indeks iklim masih dalam proses penyusunan. 2. Kelembagaan baik di tingkat pusat maupun daerah perlu disiapkan. 3. Sumberdaya manusia sebagai pengguna untuk menilai apakah indeks asuransi akan memberikan manajemen risiko yang efektif juga perlu dipersiapkan. Sekitar 28 responden menyatakan adanya kendala berupa sumberdaya manusia. 4. Ketersediaan data curah hujan yang berkualitas secara spasial dan temporal runut waktu yang panjang minimal 20 tahun. Ketersediaan data yang reliable untuk suatu perencanaan kebijakan sangat menentukan tingkat keberhasilan kebijakan itu sendiri. 5. Sosialisasi yang intensif dan mendalam hingga tingkat petani. Hasil survey di Kabupaten Indramayu menunjukkan bahwa 33 responden menyatakan pentingnya sosialisasi program asuransi indeks iklim seandainya program ini diaplikasikan. 6. Pasar masih dalam masa pertumbuhan di negara berkembang dan biaya awal start-up dapat menjadi signifikan Bank Dunia 2006 diacu dalam IFC 2009. 7. Sebagai program pemula, asuransi indeks iklim pada sistim usahatani padi di Indonesia dalam aplikasinya masih perlu didukung oleh bantuan Pemerintah 8. Program asuransi ini mencoba membuat petani bisa menggunakan skema asuransi sebagai peluang untuk meningkatkan produktifitasnya. Terkait dengan kelembagaan, sebagaimana diketahui bahwa lingkup kelembagaan organisasi terdiri dari beberapa aktor yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Kelembagaan yang pada umumnya ada di daerah adalah : rumah tangga petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani gapoktan, asosiasi perkumpulan seperti Asosiasi Petani Padi dan Palawija Indonesia AP3I, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya P4S dan sebagainya. Selain itu juga kelembagaanorganisasi Pemerintah seperti : Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian, Badan Sumberdaya Air, dan lain-lain. Organisasi Pasar dan Konsumen, Organisasi Usaha Input Budidaya Pertanian dan Organisasi Pembiayaan Kredit dan sebagainya. Masing-masing bagian tersebut harus bersinergi sesuai tugas dan fungsinya. Menurut Boer 2010 tantangan ke depan dalam pengembangan asuransi indeks iklim adalah perlunya perangkat peraturan dan kelembangaan untuk mendukung program asuransi indeks iklim. Selain itu juga dukungan pemerintah dalam bentuk pemberian subsidi premi asuransi mengingat 1 pertanian sangat strategis untuk pangan dan energi, 2 kondisi pertanian yang masih lemah penguasaan lahan, manajemen, pembiayaan dan sumberdaya manusia Sanim, 2009. Selain potensi dan tantangan, beberapa kendala penerapan asuransi pertanian di Indonesia, yaitu : kesiapankesanggupan petani untuk menanggung beban premi asuransi masih terbatas dan perlu dukungan pemerintah, kesiapan sistem dan prosedur pelaksanaan asuransi pertanian di Indonesia, kesiapan lembaga asuransi swasta dan BUMN dalam pelaksanaan asuransi pertanian di Indonesia, kesiapan pemerintah untuk mendukung pelaksanaan asuransi pertanian dalam hal anggaran subsidi, ketersediaan database petani, ketersediaan personil yang terlatih, mekanisme pemantauan dan managemen information system MIS. Menurut Boer 2010 polis asuransi iklim dengan penggunaan indeks ENSO berpotensi untuk dikembangkan karena kegagalan panen seringkali disebabkan oleh fenomena ini Boer 2010. Kondisi geografis Indonesia yang dominan dengan lahan pertanian dan perkebunan sangat rentan terhadap kejadian iklim ekstrim. Perubahan iklim dan anomali cuaca menjadikan sektor pertanian berpotensi untuk mengalami kerugian. Meskipun tantangan dalam pengembangan asuransi indeks iklim tidak kecil, namun adanya potensi yang cukup besar akan menjadi dasar yang kuat serta peluang yang cukup besar untuk mengaplikasikan asuransi indeks iklim ini. Hasil riset Rabobank International Indonesia menyebutkan bisnis di sektor pertanian dalam negeri masih sangat prosepektif, seperti halnya yang terjadi di Brazil. Syaratnya ada pendanaan yang memadai untuk mengembangkan riset dan teknologi sehingga produktivitas pertanian bisa maksimal Koran Tempo, 3 Oktober 2012. Pada akhirnya keseluruhan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah pusat maupun daerah sebagai penentu kebijakan untuk pengembangan program asuransi selanjutnya. Strategi adaptasi tidak akan berhasil apabila tidak ada keinginan pihak yang terkena dampak untuk melakukan respon dan membangun konsensus tentang bentuk langkah aksi yang sesuai yang harus dilakukan.

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI