Analisis biaya penerapan stimulansia

Hasil uji F-hitung yang diperoleh dari ANOVA dibandingkan dengan F-tabel pada selang kepercayaan 95 α = 0,05 dengan kaidah : 1. Jika F-hitung F-tabel maka H diterima, H 1 ditolak sehingga kelompok dan perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap produktivitas getah pinus pada selang kepercayaan 95 α = 0,05. 2. Jika F-hitung F-tabel, maka H ditolak, H 1 diterima sehingga kelompok dan perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas getah pinus pada selang kepercayaan 95 α = 0,05. Selanjutnya, setelah uji F apabila perlakuan atau kelompok memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas getah pinus, maka dilakukan uji lanjut berupa Uji Duncan dengan menggunakan Software SPSS 18 untuk mengetahui kelompok mana yang paling baik digunakan dalam meningkatkan produktivitas getah pinus.

3.5.2 Analisis biaya penerapan stimulansia

Stimulansia yang dibutuhkan selama penelitian yaitu untuk kebutuhan 60 pohon dengan periode panen sebanyak 15 kali. Hal-hal yang harus dihitung dalam analisis biaya penerapan stimulansia adalah sebagai berikut : a. Biaya stimulansia Bi = Hi 1000 x 3 Keterangan : Bi = Biaya stimulansia ke-i yang dikeluarkan setiap 1 kali penyemprotan Rpquarrehari Hi = Harga stimulansia ke-i Rpliter Asumsi : satu kali semprotan adalah 1 ml quarre 3 hari b. Peningkatan produksi getah Pi = Qi – R Keterangan : Pi = Peningkatan produksi getah untuk stimulansia ke-i gquarrepanen Qi = Produksi perlakuan stimulansia ke-i gquarrepanen R = Produksi getah pada pohon contoh kontroltanpa perlakuan gquarrepanen c. Pendapatan hasil peningkatan getah Zi = � � 1000 x C Keterangan : Zi = Pendapatan hasil peningkatan getah dari stimulansia ke-i Rpquarre C = Harga getah pinus Rpkg d. Nilai tambah stimulansia Ri = Zi – Bi Keterangan : Ri = Nilai tambah stimulansia ke-i Rpquarre

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Hutan Pendidikan Gunung Walat

Sejarah berdirinya HPGW dimulai pada tahun 1951. Pada tahun tersebut sudah mulai ditanami pohon damar Agathis loranthifolia. Hutan yang ditanam pada tahun 1951 1952 tersebut saat ini telah berwujud sebagai tegakan hutan damar yang lebat di sekitar basecamp. Kemudian pada tahun 1967 Institut Pertanian Bogor IPB melakukan penjajakan kerjasama dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Direktorat Jenderal Kehutanan Departemen Pertanian untuk mengusahakan Hutan Gunung Walat menjadi Hutan Pendidikan. Pada tahun 1968 Direktorat Jenderal Kehutanan memberikan bantuan pinjaman Kawasan Hutan Gunung Walat kepada IPB untuk digunakan seperlunya bagi pendidikan kehutanan yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan IPB. Dan pada tahun 1969 diterbitkan Surat Keputusan Kepala Jawatan Kehutanan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 7041IV69 tertanggal 14 Oktober 1969 yang menyatakan bahwa Hutan Gunung Walat seluas 359 Ha ditunjuk sebagai Hutan Pendidikan yang pengelolaannya diserahkan kepada IPB. SK Menteri Pertanian RI No. 008KptsDJI73 tentang penunjukan komplek Hutan Gunung Walat menjadi Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW pada tahun 1973 diterbitkan. Pengelolaan kawasan hutan Gunung Walat seluas 359 Ha dilaksanakan oleh IPB dengan status hak pakai sebagai hutan pendidikan dan dikelola Unit Kebun Percobaan IPB dengan jangka waktu 20 tahun. Pada tahun 1973 penanaman telah mencapai 53. Tahun 1980 seluruh wilayah HPGW telah berhasil ditanami berbagai jenis tanaman, yaitu damar Agathis lorantifolia, pinus P. merkusii, P. insularis, P. oocarpa, puspa Schima wallichii, kayu afrika Maesopsis eminii, mahoni Swietenia macrophylla, rasamala Altingia excelsa, sonokeling Dalbergia latifolia, gamal Gliricidae sp, sengon Paraserianthes falcataria, meranti Shorea sp, dan akasia Acacia mangium.