Kepadatan penduduk Analisis Kepekaan Wilayah Pesisir Kota Makassar Terhadap Pencemaran Limbah Padat Berbasis Sig

20 kontainer volume 6 m 3 memiliki kapasitas 3200 orang dan kontainer volume 10 m 3 berkapasitas 5330 orang. Hasil analisis data menunjukkan, umumnya TPS yang ada di Kecamatan pesisir Kota Makassar sudah melebihi kapasitas Lampiran 3.4. Jumlah TPS yang tersedia masih sangat terbatas. Hal ini menjadi pemicu sebagian masyarakat membuang sampah di tempat lain. Berdasarkan survei yang dilakukan, masih banyak ditemukan tumpukan sampah pada beberapa tempat di Kota Makassar seperti tanah kosong, sungai, drainase, hutan mangrove, atau tempat lainnya. Hasil wawancara menunjukkan sekitar 20 responden membuang sampah rumah tangga di lingkungan tempat tinggalnya. Sampah yang telah terbuang bebas ke lingkungan umumnya tidak dikelola dengan baik sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

4. Jadwal pengangkutan sampah

Jadwal pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan di Kota Makassar cukup beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebijakan pemerintah setempat dan jarak lokasi pengangkutan ke tempat pembuangan akhir TPA. Dalam menjalankan perannya dinas kebersihan Kota Makassar memiliki beberapa keterbatasan diantaranya: jumlah petugas kebersihan yang ada masih terbatas, anggaran dan sarana prasarana untuk menjangkau beberapa daerah dengan kondisi tertentu juga masih terbatas sehingga ada beberapa daerah yang menjadi prioritas. Daerah prioritas tersebut tentunya memenuhi sarat dan ketentuan berlaku yang diatur dalam SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan. Umumnya sampah daerah yang dekat dengan TPA lebih sering diangkut dibandingkan daerah yang jauh dari lokasi TPA. Gambar 3 menunjukkan sampah di Kecamatan Tamalanrea, Tallo, Ujung Tanah, Wajo, dan Ujung Pandang lebih banyak diangkut setiap hari. Sampah di Kecamatan Mariso dominan diangkut 2 - 3xminggu. Kecamatan Biringkanaya dan Tamalate didominasi jadwal angkut sampah 1xminggu. Secara geografis, Kecamatan Biringkanaya berada di ujung utara kota dan Kecamatan Tamalate di ujung selatan kota sehingga jarak kedua kecamatan dari TPA merupakan yang terjauh dibandingkan kecamatan lainnya. Gambar 3 Jadwal pengangkutan sampah di kecamatan pesisir Kota Makassar 40 60 46.67 40 13.33 60 30 10 43.33 33.33 23.33 66.67 20 13.33 43.33 40 16.67 36.67 43.33 20 33.33 66.67 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Setiap hari 2 - 3x minggu 1x minggu Persen ta se Jadwal pengangkutan sampah Persentase jadwal angkut sampah petugas kebersihan tiap kecamatan Biringkanaya Tamalanrea Tallo Ujung Tanah Wajo Ujung Pandang Mariso Tamalate 21 Menurut aturan SNI 19-2454-2002 pengangkutan sampah yang aman sebaiknya dilakukan setiap hari namun untuk kondisi tertentu bisa dilakukan 2 - 3x pengangkutan dalam sepekan. Jika melewati batas tersebut maka dikhawatirkan akan menimbulkan pencemaran seperti bau yang menyengat dan menjadi sarang berkembangnya bibit penyakit. Sampah rumah tangga umumnya bervariasi, sampah organik dan non organik namun dibuang dalam wadah yang sama sehingga kemungkinan menimbulkan bau tak sedap akan jauh lebih cepat. Tempat sampah rumah tangga memiliki kapasitas terbatas yang bahkan bisa penuh hanya dalam sehari. Jika petugas kebersihan tidak cepat tanggap maka disinilah peluang terjadinya pembuangan sampah di lingkungan sekitar. Sampah yang sudah penuh dan berbau tentunya akan dibuang secepatnya. Hal ini yang menjadikan Jadwal pengangkutan sampah sangat berpengaruh terhadap timbulan sampah yang muncul di lingkungan sekitar.

5. Saluran air

Saluran air memiliki peran yang sangat penting yakni berfungsi untuk menyalurkan air hujan, air permukaan bahkan air pembuangan ke suatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan. Berdasarkan proses terbentuknya saluran air terbagi dua yaitu saluran air alami sungai dan saluran air buatan kanal, drainase, parit, selokan dan sejenisnya. Saluran air yang berfungsi dengan baik dapat mencegah terjadinya banjir. Hal ini karena air yang tergenang di permukaan tanah dapat segera dialirkan ke tempat yang lebih rendah. Namun sebaliknya jika saluran air tidak berfungsi maksimal maka akan memicu terjadinya banjir. Saluran air yang tersumbat dapat menyebabkan air meluap dan menambah genangan di permukaan sehingga lama kelamaan akan terjadi banjir. Secara geografis, Kota Makassar diapit dua sungai besar, yaitu Sungai Tallo yang bermuara di sebelah utara kota dan Sungai Jeneberang yang bermuara di sebelah selatan kota. Selain itu, pada perbatasan Makassar Maros juga dijumpai Sungai MarosMandai yang bermuara pada salah satu kecamatan di Kota Makassar, yakni Kecamatan Biringkanaya. Sistem pembuangan utama Kota Makassar adalah beberapa kanal besar, yang berada pada bagian barat dan timur kota Lampiran 3.5. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan fungsi utama Sungai Tallo dan Jeneberang sebagai saluran air sudah terganggu. Hal ini disebabkan beberapa spot tertentu terutama yang dekat dengan pemukiman telah terjadi penumpukan sampah dalam badan air. Sampah yang masuk ke badan sungai dapat menyebabkan sedimentasi, pendangkalan, dan menghalangi cahaya matahari masuk ke perairan. Selanjutnya dapat menghambat proses fotosintesis tumbuhan air dalam menghasilkan oksigen sehingga kondisi perairan akan kekurangan oksigen. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka kehidupan organisme lain dapat terhenti. Cemaran yang masuk ke badan air sungai pada akhirnya bermuara ke laut sehingga daerah yang dekat dengan sungai dan drainase akan lebih peka terhadap pencemaran limbah padat Wibowo dan Supriatna 2011. Selain itu didapatkan beberapa kanal yang tidak berfungsi maksimal. Diantaranya kanal yang berada pada bagian barat kota yakni: Kanal Sinrijala, Kanal Jongaya, dan Kanal Panampu yang bermuara ke laut. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa drainase yang ada dimasing-masing kecamatan Lampiran 5. Sekitar 30 saluran air yang ada di Kota Makassar tidak berfungsi dengan baik Gambar 4.