Analisis Sistem Informasi Geografis Pembuatan Peta Digital

14 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan wilayah administratif Kota Makassar. Kota Makassar merupakan dataran rendah dengan ketinggian yang bervariasi antara 1- 25 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 119º 24 17.38 BT dan 5º 8 6.19 LS. Luas wilayah Kota Makassar seluruhnya adalah 175,77 km 2 daratan, termasuk 11 pulau didalamnya dan luas wilayah perairan ±100 km². Batas administrasi Kota Makassar meliputi bagian utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Maros, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Takalar, dan bagian barat berbatasan dengan Selat Makassar. Wilayah administrasi Kota Makassar terdiri dari 14 kecamatan, 8 diantaranya merupakan kecamatan pesisir. Penelitian dilakukan pada kawasan pesisir Kota Makassar yang meliputi 8 kecamatan yaitu: Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Tallo, Ujung Tanah, Wajo, Ujung Pandang, Mariso, dan Kecamatan Tamalate. Secara umum kawasan pesisir yang padat infrastruktur dan pemukiman adalah pesisir bagian tengah Kota Makassar mulai dari Kecamatan Tallo sampai Mariso. Selanjutnya wilayah pengembangan adalah bagian utara dan selatan Kota Makassar Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, dan Tamalate. Kecamatan Biringkanaya Kecamatan Biringkanaya merupakan kecamatan terbesar yang ada di Kota Makassar dengan luas wilayah 48,22 km². Batas administrasi Kecamatan Biringkanaya bagian utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Maros, bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tamalanrea, dan bagian barat berbatasan dengan Selat Makassar. Kecamatan Biringkanaya memiliki PT. Kawasan Industri Makassar KIMA didalamnya sehingga menjadi pusat industri terbesar di Kota Makassar bahkan di Kawasan Timur Indonesia. PT. KIMA terbentang diatas areal 303 Ha dan akan dikembangkan menjadi 703 Ha. Pengembangan tersebut berpeluang besar mencapai wilayah pesisir mengingat bangunan yang ada saat ini sudah mendekati kelurahan pesisir yang ada di Kecamatan Biringkanaya. Kecamatan Biringkanaya terdiri dari 7 kelurahan, namun hanya satu kelurahan yang berbatasan langsung dengan daerah pantai yakni Kelurahan Untia. Kelurahan Untia merupakan kelurahan terkecil di Kecamatan Biringkanaya dengan luas wilayah 2,89 km². Terdapat kawasan pemukiman, tambak, dan persawahan. Infrastruktur yang ada adalah pelabuhan Pelabuhan UntiaSalodong, kampus kampus baru ATKP Makassar, kampus II PIP Makassar dan kampus baru Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar, SMK Neg 9 Makassar, dan PT. Manunggal Viviron. Pelabuhan Untia merupakan pelabuhan perikanan nusantara terbesar kedua di Kota Makassar. Secara umum pantai di Kelurahan Untia merupakan pantai yang landai dan termasuk pantai berlumpur. Relatif stabil dan tenang, namun cenderung maju ke arah laut akibat sedimentasi dari Sungai MandaiMaros. Ditinjau dari pemanfaatannya maka pantai ini dapat dikatakan tidak dimanfaatkan. Vegetasi 15 utama adalah mangrove. Luasan Mangrove di wilayah ini ± 16,5 ha dan panjang garis pantai 1, 92 km Lampiran 3.1. Kecamatan Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea merupakan salah satu kecamatan pesisir di Kota Makassar dengan batas administrasi yaitu: sebelah utara berbatasan dengan Selat Makassar dan Kecamatan Biringkanaya, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Biringkanaya dan Kabupaten Gowa, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Panakkukang dan Manggala serta sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tallo dan Selat Makassar. Kecamatan Tamalanrea merupakan kecamatan terbesar kedua di Kota Makassar dengan luas wilayah 31,86 km². Terdiri dari 6 kelurahan, 2 diantaranya merupakan kelurahan pesisir yakni Kelurahan Bira dan Parangloe. Kelurahan Bira memiliki wilayah terluas dibanding kelurahan lainnya yaitu 9,28 km², disusul Kelurahan Parangloe dengan luas wilayah 6,53 km², sedangkan yang terkecil adalah Kelurahan Tamalanrea Jaya yaitu 2,98 km². Kecamatan Tamalanrea umumnya memiliki pantai berlumpur dan landai. Namun di sebelah selatan Kelurahan Parangloe bisa dijumpai pantai cadas. Aliran Sungai Tallo juga bermuara di kecamatan ini. Vegetasi utama adalah mangrove. Dilihat dari stabilitas pantai, dapat dikatakan pantai relatif stabil dan tenang. Ditinjau dari pemanfaatannya, pantai ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Kecamatan Tallo Kecamatan Tallo memiliki luas wilayah 8,75 km², yang terbagi menjadi 15 kelurahan. Tiga kelurahan merupakan kelurahan pesisir yakni Kelurahan Buloa 0,61 km², Tallo 0,61 km², dan Kalukubodoa 0,89 km². Batas administrasi Kecamatan Tallo; sebelah utara berbatasan dengan Selat Makassar, sebelah timur Kecamatan Tamalanrea, sebelah selatan Kecamatan Bontoala dan Panakukang serta sebelah barat dengan Kecamatan Bontoala dan Ujung Tanah. Sebagian pantai Kecamatan Tallo merupakan muara Sungai Tallo. Umumnya tipe pantai di lokasi ini adalah pantai berlumpur dan landai. Namun cenderung maju ke arah laut memperpanjang Tanjung Tallo akibat adanya sedimentasi dari muara Sungai Tallo. Dilihat dari segi stabilitas pantai, maka pantai ini dapat dikatakan relatif stabil dan tenang. Vegetasi utama adalah mangrove. Kegiatan reklamasi sepanjang ±200 m terjadi pada bagian barat pantai yang digunakan sebagai lahan industri pengolahan kayu. Ditinjau dari pemanfaatannya maka pantai ini sebagian dimanfaatkan untuk kegiatan industri galangan kapal docking dan pemukiman pantai pinggir muara Sungai Tallo. Kecamatan Ujung Tanah Kecamatan Ujung Tanah dikenal sebagai kecamatan kepulauan karena memiliki banyak pulau dalam wilayah administrasinya. Terdiri dari 12 kelurahan dengan luas wilayah 5,94 km². Sebanyak 7 kelurahan merupakan kelurahan pesisir, yaitu: Kelurahan Cambaya 0,53 km², Gusung 0,18 km², Tamalabba 0,58 km², Ujung Tanah 0,50 km², Barrang Lompo 0,49 km², Barrang Caddi 0,57 km²,