25 Tallo. Namun aliran sungai yang melalui kota ini ada tiga, diantaranya aliran Sungai
Jeneberang, Tallo dan aliran Sungai MarosMandai. Jarak ekosistem pesisir dengan sungai-sungai tersebut juga terbilang dekat berkisar 100 meter. Namun ekosistem
pesisir yang berada pada lokasi yang tidak dilalui sungai jaraknya bisa mencapai 2000 meter Lampiran 3.8. Sungai memberikan pengaruh yang besar terhadap
kepekaan ekosistem pesisir. Aliran sungai yang membawa limbah rumah tangga dan lumpur akan menyebabkan sedimentasi, menghalangi proses fotosintesis pada
tumbuhan laut, menyebabkan eutrofikasi, serta mengurangi kadar oksigen di perairan. Jika tidak segera ditindaklanjuti maka hal ini dapat menyebabkan
kematian massal pada organisme perairan, seperti plankton, ikan, kerang, dan bentos Dahuri et al. 2001. Lebih parahnya lagi dapat membahayakan ekosistem
pesisir terutama terumbu karang karena lumpur dan sampah yang terbawa arus akan menutupi permukaan terumbu karang.
Jarak ekosistem dari dermagapelabuhan Kota Makassar memiliki beberapa pelabuhan dan dermaga, diantaranya:
Pelabuhan Soekarno Hatta dan Peti Kemas, Pelabuhan Paotere, Pelabuhan TNI AL, Pelabuhan Pertamina Instalasi Makassar dan Bogasari, Pelabuhan Untia, serta
beberapa pelabuhan kampus pelayaran; Dermaga Kayu Bangkoa dan Dermaga Popza serta beberapa dermaga lainnya. Pelabuhan identik dengan berbagai macam
aktivitas pelayaran. Salah satu fungsinya adalah sebagai tempat bongkar muat barang dan penumpang. Aktivitas inilah yang memicu banyaknya pengunjung ke
pelabuhan sehingga tumpukan sampah di tempat ini tidak terhindarkan. Menurut Coe dan Rogers 1997, salah satu faktor berpengaruh tingginya sampah di wilayah
pesisir adalah jarak dari sumber sampah itu sendiri. Berdasarkan hasil pengukuran jarak ekosistem dari dermagapelabuhan cukup beragam Lampiran 3.8. Namun
pada beberapa lokasi didapatkan jarak yang lebih jauh berkisar 1500 meter karena tidak ditemukan adanya pelabuhandermaga di wilayah tersebut.
Sumber utama sampah di laut adalah dari daratan, termasuk didalamnya pelabuhan. Berdasarkan data Dinas Kebersihan Kota Makassar 2015, pelabuhan
turut menyumbang sampah sebesar 2.71 dari total sampah yang ada. Atas dasar inilah sehingga jarak ekosistem dari dermagapelabuhan dimasukkan pula ke dalam
parameter pembentuk indeks ekologi.
2. Kualitas perairan
Kualitas perairan merupakan kondisi kualitatif air yang diukur diuji berdasarkan parameter dan metode tertentu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku Kepmen LH No 115 tahun 2003. Indikator yang
dapat digunakan untuk mengetahui kualitas perairan adalah
parameter kualitas air seperti parameter fisika, kimia, dan biologi. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan
adalah parameter fisika yang berhubungan dengan topik penelitian dan dapat diamati secara langsung yaitu keberadaan sampah perairan dan kecerahan perairan.
Keberadaan sampah di perairan Salah satu parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui pencemaran
perairan adalah keberadaan sampah. Sampah di perairan dapat mengakibatkan kekeruhan, perubahan warna, bau, dan rasa. Selain itu dapat mengurangi nilai
26 estetika, menganggu proses pelayaran, mengurangi kadar oksigen di perairan,
menyebabkan sedimentasi dan eutrofikasi, serta kematian pada organisme lain, seperti plankton, ikan, kerang, dan bentos Dahuri et al. 2001; Farida et al. 2015.
Menurut kepmen LH no 51 tahun 2004 tentang standar baku mutu air laut, perairan yang difungsikan sebagai pelabuhan, wisata bahari maupun biota laut tidak boleh
ada sampah didalamnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data didapatkan volume sampah yang ada di perairan pesisir Kota Makassar sangat memprihatinkan. Volume
sampah tertinggi berada pada kawasan tengah Kota Makassar yang meliputi Kecamatan Tallo, Ujung Tanah, Wajo, Ujung Pandang, dan Mariso Lampiran 3.
8 Kecerahan perairan
Parameter fisika lainnya yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas perairan adalah kecerahan perairan. Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan
suatu perairan. Kecerahan perairan dapat diukur secara langsung dengan menggunakan sechi disk. Menurut kepmen LH no 51 tahun 2004 tentang standar
baku mutu air laut, perairan yang difungsikan sebagai pelabuhan minimal tingkat kecerahan perairan 3 meter, wisata bahari 6 meter, dan biota laut 3
– 5 meter. Kecerahan perairan dapat mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke perairan.
Kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh ke dalam perairan. Begitu juga sebaliknya. Secara tidak langsung tingkat kecerahan
perairan dapat mempengaruhi proses fotosintesis tumbuhan air.
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan kecerahan perairan pesisir Kota Makassar umumnya rendah 3 meter Lampiran 3. 8. Kecerahan perairan yang
rendah akan mengurangi kemampuan fotosintesis tumbuhan air serta dapat mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air Effendi 2003.
Parameter Pembentuk Indeks Sosial IS Parameter indeks sosial saling terkait antara satu dengan yang lainnya.
Parameter pembentuk indeks sosial adalah sebagai berikut:
1.
Tingkat pendapatan
Berdasarkan hasil analisis kuisioner didapatkan tingkat pendapatan responden umumnya berada pada kisaran 1,5
– 3,5 juta rupiahbulan Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Tallo, dan Tamalate dan 1,5 juta rupiahbulan
Kecamatan Ujung Tanah, Wajo, Ujung Pandang, dan Mariso Gambar 5. Menurut BPS 2008, pendapatan pada kisaran 1,5
– 3,5 juta rupiahbulan termasuk kategori pendapatan menengah sedangkan pendapatan 1,5 juta rupiahbulan
termasuk kategori pendapatan rendah.
27
Gambar 5 Tingkat pendapatan responden di kecamatan pesisir Kota Makassar Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi kemampuan secara finansial untuk
memenuhi ketersediaan pewadahan individual yang memenuhi standar. Secara tidak langsung tingkat pendapatan juga mempengaruhi volume sampah dalam
rumah tangga. Umumnya masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi memiliki pola konsumsi dan gaya hidup yang tinggi. Daya beli terhadap berbagai jenis
bahan pokok dan hasil teknologi meningkat. Hal tersebut turut mempengaruhi peningkatan jenis dan jumlah sampah yang dihasilkan dalam rumah tangga.
2.
Persepsi masyarakat terhadap sampah
Persepsi masyarakat terhadap sampah meliputi pola pikir, pemahaman, dan perilakutindakan masyarakat terhadap sampah yang ada disekitarnya. Data ini
diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan ke masyarakat. Berdasarkan hasil analisis didapatkan persepsi masyarakat terhadap sampah berada pada kategori
cukup baik dan baik. Masyarakat Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Ujung Tanah, dan Mariso menggambarkan persepsi yang baik terhadap sampah sedangkan
persepsi masyarakat yang ada di Kecamatan Tallo, Wajo, Ujung Pandang, dan Tamalate masih cukup baik Lampiran 3.9.
Jika melihat tingkat pendidikan masyarakat pesisir Kota Makassar maka yang mendominasi hampir semua kecamatan adalah sekolah menengah disusul dengan
perguruan tinggi dan SD. Hasil analisis kuisioner Gambar 6 menunjukkan persentase tertinggi tingkat pendidikan sekolah menengah ada di 5 kecamatan
pesisir Kecamatan Tallo, Ujung Tanah, Wajo, Ujung Pandang, dan Tamalate. Namun secara umum persentase tingkat pendidikan tertinggi adalah
sarjanaperguruan tinggi Kecamatan Biringkanaya 73,33 dan terendah adalah tingkat pendidikan SDsederajat Kecamatan Biringkanaya 10 . Tingkat
pendidikan SDsederajat tertinggi berada di Kecamatan Wajo 36,67 .
3.33 76.67
20 13.33
70
16.67 46.67
50
3.33 53.33
40
6.67 60
33.33 6.67
46.67 43.33
10 50
46.67
3.33 43.33
46.67
10
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1.5 juta rupiah 1.5
–3.5 juta rupiah 3.5 juta rupiah
Per senta
se
Tingkat pendapatan
Persentase tingkat pendapatan responden tiap kecamatan
Biringkanaya Tamalanrea
Tallo Ujung Tanah
Wajo Ujung Pandang
Mariso Tamalate