42
Keterangan gambar adalah sebagai berikut:
1. File citra dan pesan diinput dan dibaca.
2. Pesan dan ukurannya diubah ke dalam bentuk ASCII hexadecimal.
3. Pesan dimodifikasi sesuai dengan ketentuan - ketentuan algoritma MLSB dan
digabung dengan control symbol-nya. 4.
Setelah pesan dimodifikasi maka pesan diubah ke dalam bentuk biner. 5.
Bangkitkan bilangan acak sebanyak jumlah bit pesan. 6.
Penyisipan dilakukan pada byte sesuai dengan bilangan acak dengan menggunakan teknik algoritma LSB.
7. Jika bit-bit pesan belum habis maka diulangi langkah 5 sampai semua bit-bit
pesan habis disisipkan j= “null”. 8.
File citra yang telah disisipi pesan disimpan dengan mengikut sertakan informasi file citra.
9. Hitung Nilai MSE sebagai pengukuran kualitas.
3.5.4. Flowchart Ekstraksi Algoritma MLSB
Flowchart Ekstraksi Algoritma MLSB adalah bagan yang menggambarkan proses-
proses yang terjadi pada ekstraksi identitas dari citra ter-watermarking dengan algoritma MLSB dapat dilihat seperti pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9.
Gambar 3.8 Flowchart Ekstraksi Algoritma MLSB
Start
Citra Ter-watermarking
Jumlah Piksel
Konversikan Piksel Biner
A B
Universitas Sumatera Utara
43
Gambar 3.9 Flowchart Ekstraksi Algoritma MLSB Lanjutan
Blok n ASCII Ambil bit LSB Piksel sesuai bilangan acak i
i = 5 N
Y
N Konversi Blok n ASCII
Control Symbol =
1Fh
Blokn= Control Symbol ?
Stop Pesan Identitas
IF Control Symbol 1Bh = Blokn XOR 60 IF Control Symbol 1Ch = Blokn XOR 40
IF Control Symbol 1Eh = Blokn XOR 30 IF Control Symbol 1Dh = SPC
Y
Gabung Blokn Pesan A
B
Baca piksel pada posisi bilangan acak Baca bilangan acak
Universitas Sumatera Utara
44
Keterangan gambar adalah sebagai berikut:
1. Input file citra ter-watermarking
2. Setiap byte piksel diubah kedalam bentuk biner.
3. Pisahkan 2 bit terakhir dari setiap piksel kemudian dikelompokkan menjadi 5 bit
per blok. 4.
Konversikan setiap blok ke dalam ASCII hexadecimal. 5.
Blok pertama dibandingkan dengan Control Symbol untuk mendefenisikan jenis karakter berikutnya
- Jika Control Symbol 1B
16
maka setiap blok berikutnya yang bukan Control Symbol di-XOR-kan 60
16
. -
Jika Control Symbol 1C
16
maka setiap blok berikutnya yang bukan Control Symbol di-XOR-kan 40
16
. -
Jika Control Symbol 1E
16
maka setiap blok berikutnya yang bukan Control Symbol di-XOR-kan 30
16
- Jika Control Symbol 1D
16
maka menyatakan spasi 6.
Langkah ke 3 sampai ke 5 diulangi sampai ditemukannya Control Symbol end of the text 1F
16
. 7.
Rekonstruksikan setiap blok data sebagai pesan.
3.5.5. Flowchart Penyisipan Algoritma Kombinasi MLSB dan LSB +1
Flowchart Penyisipan Algoritma Kombinasi MLSB dan LSB +1 adalah bagan yang menggambarkan proses-proses yang terjadi pada penyisipan file citra yang akan di-
watermarking dengan algoritma Kombinasi MLSB dan LSB +1 yang dapat dilihat seperti pada Gambar 3.10 dan Gambar 3.11.
Universitas Sumatera Utara
45
Gambar 3.10 Flowchart Penyisipan Algoritma Kombinasi MLSB dan LSB +1
Start
Input File Citra dan Pesan
Modifikasi Pesan dan Gabung Dengan Control Symbol
Jumlah bit piksel citra i Jumlah bit pesan j
Konversi Pesan ASCIIhex i j
N
Y
Y N
Konversi 5 Biner
Ganti Bit LSB Nomor 2 pada Byte Piksel Citra dengan bit pesan sesuai
dengan bilangan acak
Pesan j=null
A Bangkitkan Bilangan Acak
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 3.11 Flowchart Penyisipan Algoritma Kombinasi MLSB dan LSB +1
Lanjutan
Keterangan :
1. Input citra asli cover dan pesan identitas.
2. Hitung jumlah piksel citra asli.
3. Pesan diubah ke dalam bentuk ASCII hexadecimal.
4. Pesan dimodifikasi sesuai dengan ketentuan - ketentuan algoritma MLSB dan
digabung dengan control symbol-nya. 5.
Setelah pesan dimodifikasi, maka pesan diubah ke dalam bentuk biner. 6.
Penyisipan dilakukan dengan menggunakan teknik algoritma LSB. 7.
Hitung nilai MSE sebagai ukuran kualitas citra hasil watermark.
3.5.6. Flowchart Ekstraksi Algoritma Kombinasi MLSB dan LSB +1