PENETAPAN KADAR OPTIMUM IgG DALAM SAMPEL SUSU BUBUK SKIM LINIERITAS DAN RENTANG

suhu 37 o C. Microplate dicuci dengan wash buffer menggunakan volume 300 l tiap sumuran sebanyak 4x dan dikeringkan dengan cara membalik balik secara kuat microplate hingga tidak ada lagi droplet pada sumuran. Sejumlah 100 l detector antibody ditambahkan ke dalam sumuran yang berisi larutan standard an sampel, microplate ditutup kembali. Microplate ditempatkan pada ELISA reader dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 30 menit. Pencucian kedua dilakukan dengan wash buffer dengan volume 300 l tiap sumuran sebanyak 4x dan dikeringkan. Sebanyak 100 l substrat larutan berisi TMB ditambahkan ke dalam semua sumuran termasuk ke dalam sumuran larutan standar bovine IgG dan blanko. Microplate diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit, akan terbentuk warna biru. Semua sumuran ditambahkan 100 l stop solution, akan terjadi perubahan warna menjadi kuning. Microplate ditempatkan dan dilakukan pembacaan pada ELISA reader pada panjang gelombang 450 nm dalam rentang waktu 15 menit. Berdasarkan densitas optik yang diperoleh, dibuat kurva baku dari rata rata densitas optik masing–masing pengukuran pada semua sumuran. Analisis hasil dilakukan dengan program SkanIt Software dari Multiskan GO, Thermo scientific, kemudian dianalisis secara statistik melalui spreadsheet Excel.

3.3.2 PENETAPAN KADAR OPTIMUM IgG DALAM SAMPEL SUSU BUBUK SKIM

Pada penetapan kadar optimum IgG dalam sampel susu bubuk skim yang akan digunakan pada validasi metode analisis, dilakukan pembuatan kurva baku yang validitasnya sudah diketahui dari seri larutan baku IgG dengan rentang kadar 0-125 ngml. Seri larutan baku dibuat dengan mengencerkan larutan standar bovine IgG 125ngml dengan assay diluent pada kadar: 125 ngml; 62.5 ngml; 31.25 ngml; 15.6 ngml; 7.8 ngml; dan 0 ngml. Kalibrasi kurva baku dengan membuat suatu seri larutan standar. Larutan stok sampel susu bubuk skim disiapkan dengan menimbang 15 mg susu bubuk skim sampel dengan kadar IgG 150mg 15g ke dalam labu volumetrik 10 ml, ditambahkan air suling hingga batas dan dikocok kuat hingga homogen. Larutan stok sampel 1,5mgmL diencerkan secara bertingkat dalam assay diluent dengan perbandingan 110 hingga diperoleh pengenceran : A 110; B 1100; C 1500 dan E 11000. Larutan pengenceran diperoleh dengan cara memipet larutan stok sampel sejumlah 100 l dan ditambahkan 900 l assay diluents dan pengenceran selanjutnya dilakukan sama hingga diperoleh tingkat pengenceran akhir 11000. Microplate disiapkan dan kemudian dipipet 200 l masing-masing larutan baku dan sampel ke dalam sumuran dilakukan duplo, dilakukan prosedur ELISA sama seperti yang tertera pada 3.3.1 pada pembuatan kurva dan kalibrasi kurva baku. Berdasarkan densitas optiik yang diperoleh, dengan menggunakan kurva baku selanjutnya dihitung kadar IgG dalam masing-masing tiap kadar sampel yang ditetapkan.

3.3.3 LINIERITAS DAN RENTANG

Untuk uji linieritas dan rentang, dibuat kurva baku dari satu seri larutan standar bovine IgG 125ngml. Seri larutan baku dibuat dengan mengencerkan larutan standar bovine IgG 125ngml dengan assay diluent pada kadar: 125 ngml; 62.5 ngml; 31.25 ngml; 15.6 ngm l; 7.8 ngml; dan 0 ngml. Kalibrasi kurva baku dengan melakukan replikasi sejumlah 7 kali untuk tiap konsentrasi baku dan dihitung nilai r. Linieritas memenuhi syarat jika r hitung 0,95. Microplate disiapkan dan kemudian dipipet 200 l larutan baku ke dalam sumuran dilakukan duplo, dilakukan prosedur ELISA sama seperti yang tertera pada 3.3.1 pada pembuatan kurva dan kalibrasi kurva baku. Berdasarkan densitas optik yang diperoleh, dengan menggunakan kurva baku selanjutnya dihitung kadar IgG dalam masing-masing tiap kadar sampel yang ditetapkan.

3.3.4 PENETAPAN LIMIT DETEKSI DAN LIMIT KUANTITASI