PENETAPAN LIMIT DETEKSI DAN LIMIT KUANTITASI UJI PRESISI

3.3.4 PENETAPAN LIMIT DETEKSI DAN LIMIT KUANTITASI

Penetapan limit deteksi dan limit kuantitasi dilakukan dengan cara membuat kurva baku dari seri larutan standar bovine IgG 125ngml. Seri larutan baku dibuat dengan mengencerkan larutan standar bovine IgG 125ngml dengan assay diluent pada kadar: 125 ngml; 62.5 ngml; 31.25 ngml; 15.6 ngml; 7.8 ngml; dan 0 ngml, replikasi dilakukan sejumlah 7 kali dan dihitung SD. Kurva kalibrasi dibuat dengan konsentrasi sebagai absis dan absorbansi sebagai ordinat. Limit deteksi mempunyai nilai ekuivalen dengan rata-rata respon blanko plus 3 kali simpangan baku SD, dan limit kuantitasi adalah rata-rata blanko plus 10 kali SD Eurachem 2002. Microplate disiapkan dan kemudian dipipet 200 l larutan baku ke dalam sumuran dilakukan duplo, dilakukan prosedur ELISA sama seperti yang tertera pada 3.3.1 pada pembuatan kurva dan kalibrasi kurva baku. Selanjutnya dilakukan perhitungan uji keberulangan dan simpangan baku pada kadar larutan baku bovine IgG terendah. Limit deteksi dan limit kuantitasi dihitung dari SD yang diperoleh, dimana konsentrasi ini mempunyai nilai lebih besar dari kadar terendah larutan baku bovine IgG dan limit kuantitasi pada konsentrasi yang telah ditetapkan.

3.3.5 UJI PRESISI

Uji presisi dilakukan dengan membuat suatu kurva baku dari satu seri satu seri larutan standar bovine IgG 125ngml dengan assay diluent pada konsentrasi 0-125 ngml dan pembuatan larutan sampel pada konsentrasi yang telah ditentukan dari hasil optimasi kadar IgG dalam sampel susu bubuk skim. Penetapan dilakukan dengan replikasi 7 kali. Seri larutan baku dibuat dengan mengencerkan larutan standar bovine IgG 125ngml dengan assay diluent pada kadar: 125 ngml; 62.5 ngml; 31.25 ngml; 15.6 ngml; 7.8 ngml; dan 0 ngml. Dibuat larutan stok sampel susu bubuk skim dengan menimbang 15 mg susu bubuk skim sampel dengan kadar IgG 150mg 15g ke dalam labu volumetrik 10 ml, ditambahkan air suling hingga batas dan dikocok kuat hingga homogen. Larutan stok sampel diencerkan secara bertingkat dalam assay diluent dengan perbandingan 110 hingga diperoleh pengenceran akhir 1500. Larutan pengenceran diperoleh dengan cara memipet larutan stok sampel sejumlah 100 l dan ditambahkan 900 l assay diluents, dan pengenceran selanjutnya dilakukan sama hingga diperoleh tingkat pengenceran akhir 1500. Microplate disiapkan dan kemudian dipipet 200 l sampel ke dalam sumuran dilakukan duplo, dan dilakukan prosedur ELISA sama seperti yang tertera pada 3.3.1 pada pembuatan kurva dan kalibrasi kurva baku. Berdasarkan densitas optiik yang diperoleh, dengan menggunakan kurva baku selanjutnya dihitung kadar IgG dalam masing-masing tiap kadar sampel yang ditetapkan. Perhitungan SD dan RSD dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut : Berdasarkan densitas optiik yang diperoleh, dengan menggunakan kurva baku selanjutnya dihitung kadar IgG dalam masing-masing sampel yang ditetapkan, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai rata ratanya, standar deviasi SD dan standar deviasi relatif RSD. Keberterimaan uji keberulangan adalah RSD 20.

3.3.6 UJI AKURASI