maupun ideologis. Konflik yang diciptakan oleh kelompok luar pada masa lalu di Indonesia dilakukan oleh pemerintahan kolonial yang memiliki kepentingan untuk
bisa membangun hegemoni atas daerah jajahannya, berusaha membangun pertentangn dan konflik diantara warga negara jajahan agar tidak terbangun kesatuan
wilayah Edy Yusuf Nur Samsu Santoso, 2004: 13-14.
c. Sebab-Sebab Konflik
Konflik adalah suatu proses sosial dimana setiap pihak berusaha mencapai tujuanya. Sebab atau akar dari konflik tersebut adalah menurut Soerjono Soekanto
1982: 94-95 1 Perbedaan antara perorangan. Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin
menyebabkan bentrokan orang-perorangan. 2
Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-pola perkembangan kebudayaan yang menjadi latar
belakang pembentukan serta perkembangan kepribadian tersebut. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh oleh pola-pola pendirian dari kelompoknya.
Selanjutnya keadaan tersebut pula menyebabkan terjadinya pertentangan antar kelompok manusia.
3 Bentrokan antar kepentingan-kepentingan bentrokan-bentrokan kepentingan
orang-perorangan maupun kelompok-kelompok manusia 4
Perubahan-perubahan sosial. Perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat, untuk sementara waktu merubah nilai-nilai dalam masyarakat dan
menyebabkan terjadinya golongan-golongan yang berbeda pendirianya mengenai reorganisasi sistem nilai-nilai sebagai akibat perubahan-perubahan
sosial menyebabkan suatu disorganisasi dalam masyarakat. Menurut Abu Ahmadi 1975: 93 konflik biasanya ditimbulkan oleh adanya
kepentingan yang bertentangan terutama ekonomi dan sering juga karena perebutan kekuasaan dan kedudukan. Sedangkan menurut Maswadi Rauf 2001: 6 konflik juga
terjadi karena adanya keinginan manusia untuk menguasai sumber-sumber dan posisi yang langka. Kecenderungan manusia untuk menguasai orang lain merupakan
penyebab lainnya dari konflik.
Lewis Coser dalam Edy Yusuf Nur Samsu Santoso 2004: 54, menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya konflik dalam masyarakat adalah sebagai
berikut: 1
Kecemburuan sosial yang bersumber dari ketimpangan ekonomi antara kaum pendatang dengan penduduk local
2 Dorongan emosional kesukuan karena ikatan-ikatan norma-norma tradisional.
3 Mudah dibakar dan dihasut oleh para dalang kerusuhan, bias elit politik atau
orang-orang yang haus kekuasaan. 4
Adanya tekanan penduduk terhadap kawasan pemukiman penduduk lokal, selain itu tekanan penduduk asli yang begitu pesat juga tekanan pada
kesempatan kerja dan lapangna kerja yang menimbulkan konflik Secara umum konflik dapat disebabkan oleh dua hal yaitu pertama, karena
sebab-sebab yang bersifat permukaan, sepele, emosional, pada umumnya konflik ini mudah diselesaikan dan tidak memakan waktu lama. Kedua, karena sebab-sebab
mendasar, konflik ini sulit untuk diselesaikan, bahkan mungkin tidak bisa diselesaikan terutama karena situasi antagonis yang terjadi. Menurut Edy Yusuf Nur
Samsu Santoso 2004: 54-55 konflik juga disebabkan oleh: 1
Sumber daya yang tidak mencukupi 2
Kurang atau tidak adanya komunikasi antar pihak-pihak tersebut 3
Masing-masing pihak yang bertikai tidak memiliki pandangan yang sama. 4
Masing-masing pihak tidak menghargai hubungan antar mereka 5
Kekuasaan terpusat tidak terbagi secara merata Konflik yang terjadi antara ulama dengan uleebalang di sebabkan adanya
perbedaan kepentingan diantara keduanya. Disatu sisi para ulama mengobarkan perang jihad dan berjuang untuk mengusir belanda dari tanah Aceh, namun dilain
pihak sebagian uleebalang bekerjasama dengan Belanda karena kepentingan uleebalang adalah untuk melindungi daerahnya sendiri.
d. Akibat Konflik