Setelah sumber atau data tersebut terkumpul, kemudian peneliti berusaha membaca, mencatat sumber-sumber tertulis tersebut berdasarkan periode waktu atau
secara kronologis, serta memfotocopi buku-buku perpustakaan yang dianggap penting dan relevan dengan masalah penelitian.
2. Kritik
Setelah data tersebut terkumpul, tahapan yang kedua adalah kritik, yaitu dengan memeriksa keaslian sumber Otentisitas dan Kesahihan Sumber
Kredibilitas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kritik sumber secara intern dan ekstern.
Menurut Sartono Kartodirjo 1993: 16, kritik ekstern adalah kritik terhadap keaslian sumber apakah sumber tersebut utuh atau turunan yang dilakukan dengan
meneliti bahan yang dipakai, jenis tulisan, gaya bahasa dan lain sebagainya. sedangkan kritik intern berhubungan dengan kredibilitas dan reliabilitas isi dari
sumber-sumber sejarah. Kritik ini bertujuan untuk menguji kredibilitas dari sumber searah apakah isi, fakta atau ceritanya dapat dipercaya dan dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini juga dilakukan kritik intern dan ekstern. kritik ekstern
dilakukan dengan melihat kertas yang dipakai, jenis tulisan, kemudian dicocokan dengan tahun penerbitan apakah sesuai atau tidak. setelah terbukti identitasnya asli
baru diteliti isinya. Kritik intern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat isi dari sumber, apakah sesuai dengan tema yang diteliti atau tidak jika sesuai dengan
tema maka sumber tersebut dapat diambil.
3. Interpretasi
Inretpretasi merupakan kegiatan memberikan penafsiran terhadap data sejarah yang telah ditliti keasliannya. Hal tersebut dilakukan karena data yang
diperoleh harus dimengerti sejarawan dan perlu dipilahkan antara sumber yang relevan dan yang tidak relevan. Dari hasil interpretasi dapat diketahui makna dari
sumber sejarah tersebut.
Interpretesi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah kegiatan dalam metode sejarah untuk menghubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain,
sehingga menjadi satu kesatuan yang selaras. pada tahap awal yang harus dilakukan penulis adalah membaca buku-buku yang berisi suatu peristiwa yang berkaitan
dengan data yang diperlukan oleh penulis, kemudian penulis mulai mencari factor- faktor untuk dianalisis mengenai peristiwa yang terjadi, setelah itu penulis
membandingkan hasilnya dari satu sumber dengan sumber yang lain dan yang terakhir penulis melakukan penyimpulan dan penafsiran dari semua hasil yang telah
dibuat supaya didapat suatu fakta sejarah yang akan dijadikan data sejarah.
4. Historiografi
Historiografi merupakan kegiatan guna menyusun fakta sejarah menjadi sebuah kisah yang disajikan dalam bentuk tulisan. Penulisan jejak-jejak sejarah yang
telah dikumpulkan dan dianalisis tersebut dapat menjadi hasil penelitian yang berupa tulisan yang dapat dipercaya dan logis sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah Hellius
Sjamsudin, 1996 : 153
Tahap hisoriografi adalah langkah terakhir dalam metodologi atau prosedur penelitian historis. Historiografi merupakan karya sejarah dari hasil penelitian,
dipaparkan dengan bahasa ilmiah, dengan seni yang khas menjelaskan apa yang ditemukan, beserta argumennya secara sistematis. Historiografi atau penulisan
sejarah bukanlah sekedar menyusun dan merangakai fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan pendirian, serta pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan
fakta-fakta hasil penelitian. Dalam penelitian ini, historiografi diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul konflik ulama-uleebalang 1903-
1946 dan pengaruhnya terhadap perubahan sosial di Aceh
BAB IV HASIL PENELITIAN