di Pegunungan Andes, Amerika Selatan, di perbatasan antara Bolivia dan Peru. Di
daerah asalnya ini ditemukan lebih dari 5.000 spesies kentang, namun yang paling banyak
ditemukan
adalah sepesies
Solanum tuberosum L. Tanaman kentang ini
dibudidayakan dengan membuat terasering dan tanpa adanya irigasi. Tanaman kentang
ini biasanya ditanam pada akhir musim dingin atau awal musim semi Smith 1968. Seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
tanaman kentang
kini dibudidayakan hampir di seluruh belahan
dunia. Berdasarkan ilmu tumbuhan, urutan taksonomi kentang adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
Gambar 1 Morfologi tanaman kentang. sumber : httpqwickstep.com
Kentang termasuk tanaman semusim yang berbentuk semak atau perdu. Tanaman
ini memiliki umur yang bervariasi antara 85- 180 hari, dengan tinggi sekitar 50-120 cm dan
diameter kanopi sekitar 50 cm. Tanaman kentang pada umumnya berdaun rimbun.
Daunnya berwarna hijau muda, hijau tua bahkan hingga kelabu, bentuknya lonjong
dengan ujung yang meruncing dan tulang- tulang daun yang menyirip, serta tumbuh
berselang-seling pada batang tanaman. Selain itu, permukaan daun biasanya berkerut-kerut
serta bagian bawahnya memiliki bulu. Batang berbentuk segi empat atau segi
lima tergantung varietas, tidak berkayu dan bertekstur agak keras. Pada umumnya batang
kentang ini lemah, sehingga mudah roboh bila terkena angin yang cukup kencang. Sistem
perakaran yang dimiiliki tanaman ini adalah tunggang dan serabut. Akar tunggangnya
dapat menembus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke
samping. Diantara akar-akar yang menyebar ini, ada beberapa yang nantinya berubah
bentuk maupun fungsi menjadi bakal umbi stolon. Umbi kentang akan terbentuk pada
cabang diantara akar-akar. Ketika proses pemanjangan stolon telah berhenti merupakan
tanda dimulainya proses pembentukan umbi. Rhizoma atau stolon mengalami pembesaran
tiap harinya.
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kentang 2.2.1 Letak Geografis
Tanaman kentang cocok ditanam di daerah dataran tinggi atau daerah pegunungan
dengan ketinggian 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian yang ideal yaitu pada kisaran
1.000-1.200 m
dpl Samadi
2007. Ketinggian tempat ini akan mempengaruhi
kondisi iklim setempat.
2.2.2 Sifat tanah
Pada umumnya, tanaman kentang dapat tumbuh di segala jenis tanah, akan tetapi hasil
yang diperoleh akan berbeda. Kondisi tanah yang baik dan sesuai untuk tanaman kentang
antara lain : berstruktur remah, gembur, banyak mengandung unsur hara, mudah
mengikat air, dan memiliki solum tanah dalam. Berdasarkan tekstur, tanah yang cocok
adalah tanah lempung ringan yang terdapat sedikit pasir, sehingga memiliki drainase serta
aerasi yang baik Samadi 2007.
Kondisi tanah yang cocok adalah tanah yang memiliki nilai pH antara 5-7, tergantung
varietas yang digunakan. Derajat keasaman ini
mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman kentang serta organisme yang ada
dalam tanah tersebut. Nilai pH tanah yang tidak
sesuai akan
menghambat proses
pertumbuhan, sehingga akan mengurangi produksi. Oleh karena itu, jika kondisi tanah
tidak sesuai terlalu asam ataupun terlalu basa perlu dilakukan proses pengapuran
asam dan pemberian belerang basa terlebih dahulu sebelum tanah tersebut digunakan
untuk menanam kentang.
2.2.3 Kondisi iklim
Gambar 2 Fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang. sumber : httpwww.potato2008.org
Tanaman kentang berasal dari daerah subtropis. Secara umum, daerah yang cocok
untuk pertumbuhan tanaman ini yaitu daerah dengan suhu udara rata-rata harian yang
berkisar 15-20
o
C, radiasi surya 10-25 MJ m
-2
perhari, dan kelembaban 80-90 Sunarjono 2004, serta curah hujan 1200-1500 mm
pertahun Cahyono 1996.
Pertumbuhan tanaman kentang dibagi menjadi empat fase, yaitu pertumbuhan
vegetatif, inisiasi,
pembesaran, dan
pemasakan umbi. Masing-masing fase ini membutuhkan kondisi suhu yang berbeda-
beda. Fase vegetatif biasanya memerlukan waktu 2-5 minggu, tergantung varietas dan
suhu udara. Pertumbuhan vegetatif yang baik terjadi pada suhu udara rata-rata harian 20
o
C. Fase inisiasi dan pembesaran umbi terjadi
selama 7-8 minggu, dengan suhu udara rata- rata harian yang ideal untuk pembentukan
umbi 15-20
o
C. Fase pemasakan umbi memerlukan waktu 2-3 minggu.
Di daerah subtropis Southeastern Idaho, tanaman kentang biasanya ditanam pada bulan
Mei-Agustus dengan suhu udara 48
o
F Juni dan 85
o
F Juli-Agustus. Suhu udara yang rendah pada fase vegetatif sampai awal fase
inisiasi akan menyebabkan pertumbuhan tanaman kentang menjadi lebih lambat.
Selain itu, kondisi tersebut akan menyebabkan munculnya Black leg dan Rhizoctonia Iritania
dalam Smith 1968. Akan tetapi, sebaliknya pada fase inisiasi sampai perkembangan umbi
suhu udara yang rendah ini merupakan kondisi yang ideal. Fase pengisian dan
pematangan umbi memerlukan suhu udara yang tinggi untuk dapat meningkatkan hasil
panen kentang. Menurut Bodlaender dalam Smith 1968, suhu udara yang tinggi tidak
akan mengurangi hasil panen selama tanaman kentang mendapatkan air yang lebih dari
cukup.
Fase pembentukan umbi membutuhkan panjang hari yang relatif pendek kurang dari
12 jam. Panjang hari yang pendek dan suhu udara yang rendah selama fase inisiasi akan
menurunkan nilai LAI Leaf Area Index dan dapat menurunkan hasil panen, meskipun
pertumbuhan umbi lebih cepat.
Umbi dan jaringan tanaman kentang memiliki tiga tipe respirasi. Tipe yang
pertama memiliki
karakteristik laju
metabolisme yang
rendah. Proses
respirasinya berjalan dengan baik tiap waktunya. Tipe respirasi ini biasa disebut
dengan respirasi
basal atau
ground respiration. Tipe respirasi yang kedua
didorong oleh respirasi basal, namun lebih besar dibandingkan dengan respirasi basal.
Tipe yang ketiga merupakan penambahan atau pengembangan
dari dua
tipe yang
sebelumnya. Maka besarnya respirasi pada tipe ini akan lebih besar dari kedua tipe yang
lain dan respirasi ini terjadi sepanjang aktivitas metabolisme Smith 1968. Laju
respirasi tanaman kentang sebelum fase pematangan lebih tinggi. Pada fase inisiasi
laju respirasi yang tinggi terjadi pada kondisi suhu udara yang cukup hangat.
Pada awal fase pematangan umbi, laju respirasi cukup tinggi. Laju respirasi terus
menurun sampai akhirnya tanaman kentang tersebut dipanen.
Gambar 3 Laju respirasi tanaman kentang pada fase pematangan.
Sumber : Smith 1968
2.3 Hubungan Radiasi Surya terhadap Tanaman kentang