Hubungan Radiasi Surya terhadap Tanaman kentang

Pada awal fase pematangan umbi, laju respirasi cukup tinggi. Laju respirasi terus menurun sampai akhirnya tanaman kentang tersebut dipanen. Gambar 3 Laju respirasi tanaman kentang pada fase pematangan. Sumber : Smith 1968

2.3 Hubungan Radiasi Surya terhadap Tanaman kentang

Radiasi surya merupakan sumber tenaga atau penggerak dari segala kehidupan di bumi, seperti pembentukan cuaca dan iklim. Intensitas radiasi yang diterima pada puncak atmosfer bumi solar constant besarnya sekitar 1.360 Wm 2 atau sekitar 2 kalm 2 per menit. Akan tetapi tidak semua sampai ke permukaan bumi, sebagian dipantulkan kembali akibat pembelokkan lapisan udara dan sebagian diserap oleh partikel yang berada di udara Monteith 1975. Radiasi surya yang berhubungan dengan tanaman digolongkan menjadi tiga, yaitu intensitas, kualitas dan fotoperiodisme Sugito dalam Musawir 2005. Intensitas radiasi merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap tanaman, dalam konversi energi matahari. Intensitas radiasi surya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas persatuan waktu. Di wilayah Indonesia yang beriklim tropis, intensitas radiasi dipengaruhi oleh musim, letak geografis dan ketinggian tempat. Radiasi surya yang diserap oleh tanaman digunakan untuk proses fotosintesis, namun peningkatan intensitas radiasi tidak berbanding lurus dengan laju fotosintesis. Hasil penelitian yang telah dilakukan Matheny dalam Musawir 2005 menunjukkan bahwa peningkatan intensitas radiasi tidak meningkatkan laju fotosintesis secara proporsional pada tanaman kentang. Distribusi cahaya dalam tajuk tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain banyaknya daun, yang dinyatakan secara kuantitatif oleh Indeks Luas Daun ILD atau Leaf Area Index LAI. Intensitas radiasi surya yang diintersepsi akan semakin besar apabila nilai ILD semakin besar. Menurut Baharsjah dalam Bey 1991, LAI tanaman akan terus meningkat hingga mencapai nilai maksimum, yaitu pada akhir pertumbuhan vegetatif yang kemudian akan menurun hingga mencapai panen. Produksi bahan kering terbesar pada suatu tanaman akan dicapai pada saat nilai LAI optimum, yaitu pada saat LAI mencapai 4,0. Nilai LAI suatu tanaman erat hubungannya dengan berat kering tanaman. Berat kering tanaman akan meningkat seiring dengan peningkatan nilai LAI, namun bila nilai LAI ini terus meningkat maka akan terjadi penurunan berat kering tanaman. Hal ini disebabkan penururnan laju fotosintesis akibat daun yang saling menaungi Tanaka dalam Musawir 2005. Berat kering berkorelasi dengan jumlah radiasi yang diintersepsi oleh tajuk tanaman. Harjadi 1984 menyebutkan bahwa energi yang diserap tanaman ditunjukkan dengan biomassa, yang dinyatakan dalam berat kering tanaman yang telah dioven. Oleh karena itu, besarnya radiasi yang diintersepsi tajuk tanaman Q int berbanding lurus dengan penambahan berat kering dW. dW = ε Q int .................................1 ε : efisiensi penggunaan radiasi surya. Persamaan 1 menunjukkan bahwa penambahan berat kering tanaman merupakan respon dari penyerapan energi radiasi surya Kumar et al. 2008. Penerimaan radiasi pada masing-masing daun dalam satu tajuk berbeda-beda sesuai dengan penutupan daun dalam tajuk pada ketinggian yang berbeda. Hal ini menyebabkan daun yang berada di bagian bawah tajuk akan menggunakan energi radiasi lebih efisien. Efisiensi penggunaan radiasi menjadi faktor konversi jumlah radiasi menjadi biomassa. Dalam persamaan 1 efisiensi merupakan gradien hubungan penambahan berat kering dengan jumlah radiasi yang diintersepsi. Nilai efisiensi radiasi dari beberapa tanaman dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai efisiensi radiasi beberapa tanaman Monteith dalam Bey 1991 Tanaman Efisiensi g MJ -1 Barley 1,1-1,3 Winter dan Spring wheat 0,9-1,2 Kentang 1,2-1,5 Gula beet 1,2-1,5 Oil seed rape 1,0-1,2 Perbedaan nilai efisiensi ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor dari tanaman itu sendiri. Menurut Asyardi dalam Syarief 2003, yang menyebabkan nilai efisiensi untuk tanaman berbeda-beda antara lain posisi daun, susunan daun, indeks luas daun, struktur atau jenis pigmen serta ketersediaan air dan hara. Irigasi dapat mempengaruhi nilai efisiensi penggunaan radiasi. Hasil penelitian Li et al. 2009 menunjukan irigasi secara berkala dapat meningkatkan nilai RUE Radiation Use Efficiency, namun pengaruh irigasi tidak sebesar pengaruh jarak tanam Li et al. 2007. Nilai efisiensi penggunaan radiasi surya yang diturunkan dari berat kering dan radiasi yang diintersepsi tajuk tanaman, sehingga faktor- faktor yang mempengaruhi penyerapan radiasi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan mempengaruhi nilai efisiensi. Nilai efisiensi penggunaan radiasi surya RUE merupakan parameter yang cukup berpengaruh dalam analisis pengaruh radiasi terhadap produksi tanaman. Akan tetapi, dalam pelaksanaan penelitian-penelitian tentang topik ini seringkali dihasilkan nilai yang berbeda-beda. Menurut Kiniry et al. 1989, kenaikan nilai RUE dikarenakan penambahan berat kering tanaman yang besar dan kenaikan suhu. Selain itu, disebutkan pula beberapa asumsi yang menyebabkan nilai RUE berbeda yaitu nilai k dalam persamaan hukum Beer memiliki kesalahan yang tinggi, pengukuran berat kering tanpa memasukkan berat kering akar dalam AGB Above Ground Biomass, dan laju fotosintesis pada semua daun dianggap sama.

BAB III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kebun penelitian yang berlokasi di Desa Galudra, Cibungbulang, Cianjur, Jawa Barat. Lokasi penelitian ini berada pada koordinat 06 o 46’50” LS dan 107 o 02’01” BT, dengan elevasi sekitar 1250 m dpl. Penanaman bibit tanaman kentang dilakukan pada tanggal 22 dan 24 Februari 2010. Pengambilan contoh tanaman kentang dilakukan mulai tanggal 1 April 2010 sampai 1 Juni 2010. Pengukuran berat kering tanaman kentang ini dilakukan di Laboratorium Pangan SEAMEO BIOTROP.

3.2 Rancangan Percobaan

Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan rancangan split block design, dengan menggunakan dua faktor yaitu jarak tanam dan ukuran benih. Ukuran benih terdiri dari : A = benih ukuran besar B = benih ukuran sedang C = benih ukuran kecil Jarak tanam terdiri dari : J1 = jarak tanam 20 x 30 cm J2 = jarak tanam 20 x 20 cm.

3.3 Bahan dan Alat

Pengolahan data hasil penelitian memerlukan alat dan bahan sebagai berikut : data iklim stasiun Pacet periode April-Juni 2010, contoh tanaman kentang dari masing- masing perlakuan, oven, milimeter block, timbangan, dan komputer dengan Microsoft Excel. Tanaman kentang yang digunakan varietas Granola. Bibit tanaman kentang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang.

3.4 Pengukuran

3.4.1 Pengambilan Contoh tanaman Kentang

Pengambilan contoh tanaman kentang dilakukan sekali dalam seminggu. Contoh tanaman yang diambil yaitu dua tanaman untuk tiap perlakuan, kemudian dilakukan pemisahan antara bagian akar, batang, daun, dan umbi.