PENUTUP Peran ganda perempuan pedagang pakaian kaki lima: studi kasus di pasar kemiri muka Depok Jawa Barat

3 pedagang selain menjadi guru untuk anak-anaknya, melayani suami sebagaimana tugas seorang istri, juga berperan dalam menopang kehidupan ekonomi keluarganya dengan begitu, seorang ibu dituntut untuk dapat menjaga keseimbangan antara pekerjaannya di dunia publik dan domestik agar tidak terjadi ketimpangan dalam keluarga. Selain itu keterbatasan perempuan dalam mengakses peluang kerja yang ada, tidak terlepas dari pengaruh budaya patriarki yang berlaku secara universal. Budaya patriarki adalah budaya yang menempatkan laki-laki pada kedudukan dan peran yang lebih penting serta dominan dalam menentukan segala keinginan dan keputusan terutama menyangkut kebebasan perempuan terjun kedalam dunia publik. Terjunnya mereka ke dunia publik menyebabkan mereka harus merampungkan pekerjaan domestik terlebih dahulu sebelum mereka terjun ke sektor publik. Dengan demikian keterlibatan perempuan dalam dunia publik akan memperberat tugas-tugas perempuan, sehingga perempuan sering memikul beban ganda bahkan triple roles. Pada sektor publik, umumnya peluang kerja yang ada dapat dikelompokkan menjadi dua yakni sektor formal dan sektor informal. Pada sektor informal setiap orang dapat masuk dan berkecimpung didalamnya, karena bidang ini tidak terlalu banyak menuntut persyaratan. Ciri dari sektor informal antara lain, sektor ini sangat mudah dimasuki karena tidak memerlukan keterampilan yang tinggi, bersandar pada sumber daya lokal, bergerak dalam lingkup operasi sekala kecil, dan berbentuk usaha sendiri sehingga mudah diatur sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Sedangkan pada sektor formal berlaku sebaliknya Manning, 1985:75. 4 Untuk itulah penelitian ini menarik untuk dikaji secara mendalam karena, hasil pengamatan awal peneliti, di Depok Jawa Barat. Khususnya di Pasar Kemiri Muka memperlihatkan perempuan sebagian besar pedagang yang melakukan aktifitas perdagangan mempunyai beban ganda double burden salah satu jenis kelamin bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya sering mengalami ketimpangan gender akibat dari adanya struktur sosial, dimana salah satu jenis kelamin laki-laki maupun perempuan menjadi korban. Hal ini terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan melalui sosialisasi dalam beragam bentuk di dalam keluarga, sekolah, peer group dan lainnya. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak dialami oleh perempuan, namun sosialisasi yang dilalui seringkali bias gender sehingga perempuan berada pada sisi subordinasi Sasongko, 2008:10. Kenyataan menunjukan bahwa perempuan pedagang sebagai bagian dari komunitas sektor informal memegang peranan penting dalam perekonomian, baik dalam skala makro maupun mikro Rumah tangga. Pendapatan mereka cukup signifikan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka mulai dari pemenuhan biaya pendidikan, kebutuhan sehari-hari, kesehatan, sampai pembelian kekayaan lainnnya. Perempuan pedagang dapat dikatakan sebagai kunci dari mata rantai perdagangan di sektor pasar Ester, 1984:115. Kota Depok merupakan Kota dengan taraf ekonomi yang sedang berkembang, dengan masyarakatnya yang memiliki berbagai macam pola mata pencaharian selain penduduknya bekerja di sektor formal mereka juga bekerja di sektor informal, tidak ada data yang pasti mengenai berapa jumlah penduduk yang 5 bekerja di sektor informal. Perdagangan pakaian di kawasan Depok khususnya pasar Kemiri Muka termasuk kedalam usaha kecil menengah UKM, dimana UKM memegang peranan penting dalam ekonomi negara dan daerah khususnya daerah Depok Jawa Barat. Usaha kecil menengah menjadi salah satu alternatif lapangan kerja baru, dan berperan dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. UMKM di Indonesia merupakan sektor usaha yang populasinya dua kali lipat dari Malaysia, dan penyumbang pendapatan terbesar dalam sektor Ekonomi. Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM mengkontribusi 53 persen dari produk domestik bruto PDB tahun 2009. Ini angka yang sangat signifikan. Wajar bila sektor UMKM disebut-sebut paling penting dalam menggerakan perekonomian nasional. Pada tahun 2013 saja populasi UMKM nasional mencapai 51,26 juta unit atau 99 persen dari seluruh unit usaha yang ada di tanah air BPS Kota Depok: 2013. Keberadaannya dapat memberikan kontribusi pemasukan daerah sebesar 60 persen selama beberapa tahun terakhir di kota Depok sendiri, laju pertumbuhannya semakin meningkat 20 persen sepanjang tahun 2007-2011, menurut data UMKM dan Dinas Pasar ini mampu berinvestasi antara 5juta-200juta pertahun Data Indag kota Depok: 2011. Pekerja perempuan merupakan penyumbang pendapatan terbesar dalam sektor UMKM, Menurut artikel yang ditulis oleh Arum Setyowati pada tahun 2010,yang berjudul “Perempuan Sebagai Tonggak Perekonomian Suatu Negara”. Tercatat bahwa ada 46 juta usaha mikro kecil dan menengah UMKM, diketahui bahwa 60 persen pengelolanya dilakukan oleh perempuan, mereka dianggap mampu mengelola pendapatan mereka dengan baik untuk keluarga dan masa