2
pembawa program melakukan pendekatan partisipatif mulai dari sosialisasi, perencanaan, implementasi serta
monitoring evaluasi melalui pendekatan struktural dan kultural Wahyuni, 2002. Melalui pendekatan struktural, individu
yang terlibat dalam program menjembatani hubungan lembaga terkait yang dibutuhkan petani untuk mendukung implementasi program. Adapun melalui
pendekatan kultural, teknologi yang diimplementasikan tersaring melalui
kebudayaan yang eksis di wilayah bersangkutan yang telah menyatu dengan kondisi alam, sosial dan ekonomi. Melalui kedua pendekatan tersebut teknologi
yang disampaikan melalui program dapat terakuisisi dalam kehidupan petani sehingga teknologi lokal indigenous yang ada akan berkembang menjadi
teknologi “adaptif”. Teknologi adaptif lahir setelah melalui proses pemikiran petani yang prinsipnya sangat rasional dalam memilih teknologi yang terbaik dan
menguntungkan Kurnia Suci dkk, 200.
1.2. Dasar pertimbangan
Balitbangtan telah melakukan dua pendekatan dalam melaksanakan tugas yang diembannya, yaitu
scientific recognition dan impact recognition. Untuk mencapai
impact recognition tersebut perlu adanya diseminasi. Model diseminasi yang dikembangkan Badan Litbang Pertanian adalah melalui berbagai
channel atau
Spektrum Diseminasi Multi Channel
SDMC. Falsafah tersebut
menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan
kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode
pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat,
tetapi lebih
ditekankan untuk
mampu melaksanakan,
mengevaluasi membuat penilaian
menemukan, menentukan
pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Melaui cara ini
diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh Wahyuni, 2002
Salah satu media diseminasi yang digunakan oleh Badan Litbang Pertanian dalam mempercepat transfer teknologi ke pengguna adalah taman agroinovasi.
Taman agroinovasi merupakan wahana untuk stakeholders, mahasiswa, pelajar, petani dan masyarakat pertanian lainnya dalam belajar dan memperoleh
informasi teknologi pertanian baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
3
dan peternakan. Taman agroinovasi ini diharapkan dapat menjadi media yang tepat untuk merubah perilaku sikap, dan motivasi masyarakat pertanian dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akhirnya masyarakat akan mengadopsi inovasi yang ada di Taman Agroinovasi.
1.3. Tujuan
1. Menyiapkan pusat edukasi inovasi teknologi pertanian dalam bentuk taman agroinovasi pertanian
2. Melakukan konservasi, karateristik dan mengkoleksi tanaman dan ternak. 3. Mempercepat penyampaian inovasi teknologi pertanian kepada masyakat
pertanian Provinsi.
1.2. Keluaran Yang Diharapkan