Dasar pertimbangan Tujuan Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2015

2 pembawa program melakukan pendekatan partisipatif mulai dari sosialisasi, perencanaan, implementasi serta monitoring evaluasi melalui pendekatan struktural dan kultural Wahyuni, 2002. Melalui pendekatan struktural, individu yang terlibat dalam program menjembatani hubungan lembaga terkait yang dibutuhkan petani untuk mendukung implementasi program. Adapun melalui pendekatan kultural, teknologi yang diimplementasikan tersaring melalui kebudayaan yang eksis di wilayah bersangkutan yang telah menyatu dengan kondisi alam, sosial dan ekonomi. Melalui kedua pendekatan tersebut teknologi yang disampaikan melalui program dapat terakuisisi dalam kehidupan petani sehingga teknologi lokal indigenous yang ada akan berkembang menjadi teknologi “adaptif”. Teknologi adaptif lahir setelah melalui proses pemikiran petani yang prinsipnya sangat rasional dalam memilih teknologi yang terbaik dan menguntungkan Kurnia Suci dkk, 200.

1.2. Dasar pertimbangan

Balitbangtan telah melakukan dua pendekatan dalam melaksanakan tugas yang diembannya, yaitu scientific recognition dan impact recognition. Untuk mencapai impact recognition tersebut perlu adanya diseminasi. Model diseminasi yang dikembangkan Badan Litbang Pertanian adalah melalui berbagai channel atau Spektrum Diseminasi Multi Channel SDMC. Falsafah tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi membuat penilaian menemukan, menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Melaui cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh Wahyuni, 2002 Salah satu media diseminasi yang digunakan oleh Badan Litbang Pertanian dalam mempercepat transfer teknologi ke pengguna adalah taman agroinovasi. Taman agroinovasi merupakan wahana untuk stakeholders, mahasiswa, pelajar, petani dan masyarakat pertanian lainnya dalam belajar dan memperoleh informasi teknologi pertanian baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, 3 dan peternakan. Taman agroinovasi ini diharapkan dapat menjadi media yang tepat untuk merubah perilaku sikap, dan motivasi masyarakat pertanian dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akhirnya masyarakat akan mengadopsi inovasi yang ada di Taman Agroinovasi.

1.3. Tujuan

1. Menyiapkan pusat edukasi inovasi teknologi pertanian dalam bentuk taman agroinovasi pertanian 2. Melakukan konservasi, karateristik dan mengkoleksi tanaman dan ternak. 3. Mempercepat penyampaian inovasi teknologi pertanian kepada masyakat pertanian Provinsi.

1.2. Keluaran Yang Diharapkan