3
dan peternakan. Taman agroinovasi ini diharapkan dapat menjadi media yang tepat untuk merubah perilaku sikap, dan motivasi masyarakat pertanian dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akhirnya masyarakat akan mengadopsi inovasi yang ada di Taman Agroinovasi.
1.3. Tujuan
1. Menyiapkan pusat edukasi inovasi teknologi pertanian dalam bentuk taman agroinovasi pertanian
2. Melakukan konservasi, karateristik dan mengkoleksi tanaman dan ternak. 3. Mempercepat penyampaian inovasi teknologi pertanian kepada masyakat
pertanian Provinsi.
1.2. Keluaran Yang Diharapkan
1. Bertambahnya jumlah media pembelajaran dalam wahana diseminasi taman
agroinovasi BPTP Bengkulu. 2.
Terpeliharanya dan bertambahnya jumlah tanaman di taman agroinovasi BPTP Bengkulu.
3. Cepat nya inovasi pertanian sampai kepada masyarakat.
4
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
Dalam upaya transfer teknologi, Balitbangtan telah menggunakan berbagai media sebagai wahana promosi teknologi yang dihasilkan, baik itu kepada
petani-peternak, pihak swasta dan pengguna lain. Kegiatan diseminasi perlu dilakukan melalui media yang tepat dan secara berkelanjutan. Kegiatan
diseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian, tetapi petani diharapkan mampu mengadopsi dan menerapkan hasil litkaji
tersebut dalam
usaha pertanian,
sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Fauzia 2002, ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dihasilkan BPTP akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan khalayak pengguna. Untuk itu, BPTP
memerlukan suatu sistem informasi dan komunikasi serta diseminasi yang efektif dan efisien agar khalayak penggunanya dapat memperoleh informasi teknologi
yang dibutuhkannya dengan mudah dan relatif cepat. I novasi teknologi yang dihasilkan litbang hortikultura harus memiliki nilai
tambah komersial dan ilmiah sesuai kebutuhan para pelaku agribisnis di dalam negeri. Di samping itu, pembentukan daya inovasi dan akselerasi adopsi
teknologi diperlukan untuk menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi. Keduanya harus didukung oleh harmonisasi dan sinkronisasi antar instansi terkait
dari awal pengadaan teknologi sampai dengan adopsi teknologi. Hasil penelitian perlu dikaji secara objektif sebelum dikembangkan secara luas kepada pengguna
teknologi di daerah
.
Pengkajian teknologi dimaksudkan untuk memperoleh inovasi dengan menerapkan komponen teknologi pada kondisi agroekosistem spesifik. Modifikasi
teknologi sesuai dengan kondisi sosial ekonomi setempat perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan daya guna teknologi yang akan dikembangkan. Teknologi
yang lolos dari proses pengkajian selanjutnya dikembangkan dengan melibatkan Direktorat Jenderal Hortikultura dan Dinas Pertanian di daerah. Oleh karena
proses pengembangan teknologi tersebut melibatkan sejumlah instansi yang terkait, maka diperlukan harmonisasi dan sinkronisasi untuk mendukung optimasi
kinerja secara keseluruhan. Dukungan penyediaan teknologi bagi pengembangan hortikultura sangat penting dalam rangka peningkatan daya saing produk
hortikultura. Di dalam memberikan dukungan teknologi perlu memperhatikan
5
beberapa aspek, di antaranya jenis teknologi yang akan dikembangkan, kondisi biofisik, sosial budaya, komunitas pengguna, sinergisme instansi yang terlibat,
dan metode penyampaian delivery system. I nformasi semua aspek tersebut
perlu diketahui dan dirumuskan secara mendalam guna penyusunan strategi dan rencana diseminasi teknologi di lapangan. Dengan perencanaan yang sistematis,
maka proses diseminasi dapat dilakukan secara efektif dan adopsi teknologi dapat berjalan dengan cepat. I nformasi kondisi biofisik diperlukan untuk
mengetahui kespesifikan lahan dan agroklimat di lokasi yang menjadi target pengembangan teknologi. Demikian pula informasi tentang sosial budaya sangat
dibutuhkan untuk menentukan strategi penyampaian teknologi yang tepat sesuai kebiasaan dan norma yang berlaku di dalam komunitas target. Sementara
informasi tentang aspek sinergisme kelembagaan diperlukan untuk engefektifkan dan mengefisienkan proses penyampaian teknologi sesuai tupoksi masing-masing
melalui pemanfaatan sumberdaya yang tersedia. Salah satu media diseminasi yang digunakan oleh Balitbangtan dalam
mempercepat transfer teknologi ke pengguna adalah taman agroinovasi. Taman agroinovasi merupakan wahana untuk stakeholders, mahasiswa, pelajar, petani
dan masyarakat pertanian lainnya dalam belajar dan memperoleh informasi teknologi pertanian baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan. Taman agroinovasi ini diharapkan dapat menjadi media yang tepat untuk merubah perilaku sikap, dan motivasi masyarakat pertanian dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akhirnya masyarakat akan mengadopsi inovasi yang ada di taman agroinovasi.
6
I I I . METODE PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Pendekatan