BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan data penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan pada bulan Juli sampai Oktober 2013 di bagian Klinik Pusyansus Pusat Pelayanan Khusus.
5.1.2. Karakteristik Responden Karakteristik responden dapat dibedakan berdasarkan umur, jenis kelamin,
jenis pekerjaan, jenis infeksi oportunistik, jumlah CD4, gejala-gejala klinis, stadium, dan jenis transmisi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di berikut ini.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sosiodemografi Subjek
Karakteristik Jumlah Orang
Persentase Kelompok Usia Tahun
17-26 40
19,1 27-36
129 61,7
37-46 32
15,3 47-56
4 1,9
57-66 3
1,4 67-76
1 0,5
Jenis Kelamin
Pria 121
57,9 Wanita
88 42,1
Pekerjaan
IRT 70
33,5 Wiraswasta
67 32,1
Pengangguran 59
28,2 PSK
6 2,9
PNS 4
1,9 Petani
3 1,4
Kemungkinan Risiko Penularan
Perilaku Seksual - Heteroseksual
174 83,3
- Homoseksual 24
11,5 Pemakaian tatto
10 4,8
Pengguna Narkoba Suntik 1
0,5
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Tabel 5.1. menunjukkan persentase dari karakteristik subjek. Kelompok usia 27-36 tahun memilki persentase paling tinggi yaitu sejumlah 129 orang 61,7,
diikuti usia 17-26 tahun sejumlah 40 orang 19,1, usia 37-46 tahun dan sejumlah 32 orang 15,3, usia 47-56 tahun sejumlah 4 orang 1,9, usia 57-66 tahun
sejumlah 3 orang 1,4, dan usia 67-76 tahun berjumlah 1 orang 0,5. Kemungkinan risiko penularan yang paling banyak terjadi adalah secara perilaku
seksual, baik melalui heteroseksual yaitu sejumlah 174 orang 83,3, dan homoseksual sejumlah 24 orang 11,5, dan melalui cara-cara lain seperti tatto
sejumlah 10 orang 4,8 serta melalui penggunaan narkoba suntik yaitu sejumlah 1 orang 0,5. Mayoritas pasien berjenis kelamin pria lebih yaitu sejumlah 121 orang
57,9, sedangkan wanita sejumlah 88 orang 42,1. Sedangkan jenis pekerjaan yang memiliki frekuensi paling dominan adalah IRT sebanyak 70 orang 33,5,
diikuti wiraswasta sebanyak 67 orang 32,1, pengangguran sebanyak 59 orang 28,2, PSK sebanyak 6 orang 2,9, PNS sebanyak 4 orang 1,9, dan petani
sebanyak 3 orang 1,4. Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Gejala-Gejala Klinis
Gejala Klinis Jumlah Orang
Persentase
Demam 62
29,7 Batuk
50 23,9
Malaise 45
21,5 Diare
25 12,0
Sesak 17
8,1 Gatal-gatal
8 3,8
Jaundice 2
1,0
Total 209
100 Tabel 5.2. menunjukkan bahwa dari 209 sampel penelitian, gejala yang paling
sering ditemukan saat pasien pertama sekali berkunjug adalah demam sejumlah 62 orang 29,7, diikuti oleh batuk sejumlah 50 orang 23,9, malaise sejumlah 45
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
orang 21,5, diare sejumlah 25 orang 12, sesak sejumlah 17 orang 8,1, gatal-gatal sejumlah 8 orang 3,8, dan jaundice sejumlah 2 orang 1.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Infeksi Oportunistik
Infeksi Oportunistik Jumlah Orang
Persentase
Oral Candidiasis 112
53,6 Tuberculosis
47 22,5
Pneumocystis Carinii Pneumonia 17
8,1 Hepatitis B
5 2,4
Herpes Simplex 5
2.4 Toxoplasmosis
4 1,9
Tidak ada 19
9,1
Total 209
100 Tabel 5.3. menunjukkan bahwa spectrum infeksi oportunistik yang dominan
terlihat adalah Oral Candidiasis sejumlah 112 orang 53,6, diikuti oleh Tuberculosis sejumlah 47 orang 22,5, Pneumocystis Carinii Pneumonia sejumlah
17 orang 8,1, Hepatitis B dan Herpes Simplex masing-masing sejumlah 5 orang 2,4, Toxoplasmosis sejumlah 4 orang 1,9, dan tidak ada sejumlah 19 orang
9,1.
5.1.3. Hasil Analisis Data a. Prevalensi Penderita Infeksi Oportunistik
Pada penelitian ini, variabel dependen atau infeksi oportunistik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pasien ada infeksi oportunistik dan kelompok pasien
tidak ada infeksi oportunistik. Jumlah pasien dalam masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Prevalensi Infeksi Oportunistik
Infeksi Oportunistik
Jumlah Orang Persentase
Ada 192
91,9 Tidak Ada
17 8,1
Total
209 100
Tabel 5.4. menunjukkan bahwa dari 209 orang sampel penelitian, ditemukan infeksi oportunistik pada 192 orang 91,9 dan sebanyak 17 orang 8,1 tidak
ditemukan infeksi oportunistik.
b. Prevalensi Dari 209 orang pasien sampel penelitian, dilakukan pengelompokan jumlah
CD4 pasien.
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Jumlah CD4
Jumlah CD4 Selmm
3
Jumlah Orang Persentase
500 12
5,7 200-499
66 31,6
200 131
62,7
Total 209
100
Tabel 5.5. menunjukkan bahwa sebanyak 12 orang 5,7 pasien dengan CD4 500 selmm
3
, 66 orang 31,6 dengan CD4 200- 499 selmm
3
, dan 131 orang 62,7 dengan CD4 200 selmm
3
.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Stadium
Stadium Jumlah Orang
Persentase
I 12
5,7 II
14 6,7
III 137
65,6 IV
46 22,0
Total 209
100
Tabel 5.6. menunjukkan distribusi frekuensi stadium. Mayoritas pasien berada pada stadium III yaitu sejumlah 137 orang 65,6, stadium IV sejumlah 46 orang
22,0, stadium II sejumlah 14 orang 6,7, dan stadium I sejumlah 12 orang 5,7.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
c. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jumlah CD4 dengan
infeksi oportunistik pada pasien HIVAIDS. Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.7. Hubungan antara Jumlah CD4 dengan Infeksi Oportunistik
Jumlah CD4 selmm
3
Total 200
200-500 500
Ada 126
59 7
192 Tidak Ada
5 7
5 17
Total
131 66
12 209
X
2
= 21,865 , p= 0,001, df = 2 Tabel 5.6. menunjukkan bahwa dari 192 orang sampel pasien, terdapat
infeksi oprtunistik dengan jumlah CD4 200 selmm
3
sejumlah 126 orang, jumlah CD4 200-500 selmm
3
sejumlah 59 orang dan jumlah CD4 500 selmm
3
sejumlah 7 orang. Sementara dari 17 orang sampel pasien, pasien yang tidak terdapat infeksi
oportunistik dengan jumlah CD4 200 selmm
3
sejumlah 5 orang, jumlah CD4 200- 499 selmm
3
sejumlah 7 orang dan jumlah CD4 500 selmm
3
sejumlah 5 orang. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat kemaknaan
0,05 α = 5 , diperoleh nilai p p value adalah p 0,001 p 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara jumlah CD4 dengan infeksi oportunistik pada pasien
HIVAIDS. Perbandingan antara jumlah CD4 500 selmm
3
dan jumlah CD4 200 selmm
3
dengan interval kepercayaan 95 6,79-132,55 diperoleh nilai rasio prevalen RP pada p 0,001 sebesar 30. Pada nilai p 0,082 diperoleh rasio prevalen
sebesar 2,87 dengan membandingan jumlah CD4 500 selmm
3
dan jumlah CD4 200-499 selmm
3
pada interval kepercayaan 95 0,88-9,4. Rasio prevalen yang lebih besar dari 1 menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen dengan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
variabel dependen. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini jumlah CD4 merupakan faktor risiko terjadinya infeksi oportunistik.
5.2. Pembahasan