9. Infeksi oportunistik lainnya. Pasien AIDS biasanya menderita infeksi oportunistik dengan gejala tidak spesifik, terutama demam ringan dan
kehilangan berat badan. Infeksi oportunistik ini termasuk infeksi Mycobacterium
avium-intracellulare dan
sitomegalovirus. Sitomegalovirus dapat menyebabkan kolitis, seperti yang dijelaskan di
atas, dan retinitis sitomegalovirus dapat menyebabkan kebutaan. Penisiliosis yang disebabkan oleh Penicillium marneffei kini adalah
infeksi oportunistik ketiga paling umum setelah tuberkulosis dan kriptokokosis pada orang yang positif HIV di daerah endemik Asia
Tenggara Nasronudin, 2007.
2.3.4. Pemeriksaan Infeksi Oportunistik
Pemeriksaan ko-infeksi oportunistik di bawah ini sebaiknya dilakukan dengan
segera pada pasien yang baru terdiagnosis infeksi HIV.
1. PPD purified protein derivative pada skin test untuk TBtuberkulosis, dilanjutkan dengan foto toraks.
2. Cytomegalovirus CMV dengan tes serologi. Keberadaan IgG anti-CMV mengindikasikan pasien yang pernah terpajan CMV. Lanjutkan dengan
pemeriksaan oftalmologi untuk mengevaluasi retinitis CMV pada hasil tes CD4 yang rendah.
3. Sifilis dengan RPR rapid plasma reagent. Hasil positif sebaiknya dilanjutkan dengan pungsi lumbal, terutama jika terdapat gejala
neurologis. 4. Tes amplifikasi cepat untuk infeksi gonokokus dan klamidia. Pemeriksaan
panggul dilakukan pada wanita, untuk menyingkirkan kemungkinan trikomoniasis.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
5. Serologi hepatitis A, B, dan C dilakukan pada pasien untuk menentukan kebutuhan akan vaksinasi dan mengevaluasi infeksi kronik. Pemeriksaan
krusial lainnya adalah tes fungsi liver. 6. Antibodi
anti-toksoplasma diukur
untuk mengetahui
kejadian toksoplasmosis, karena pada imunosupresi, reinfeksi dapat terjadi
sewaktu-waktu. Pasien dengan infeksi toksoplasma sebelumnya memerlukan profilaksis apabila CD4 berada dalam jumlah 100 ยต L.
7. Pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya untuk mengetahui adanya diare, angiomatosis basiler, kandidiasis orofaring, kandidiasis vulvovaginal,
pelvic inflammatory disease PID termasuk klamidia, GO, atau gardnerella, neoplasma servikal, leukoplakia oral EBV, purpura
trombositopenik, neuropati perifer, dan herpes zoster Hoffmann, Brown, 2007.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi
Cara Ukur Alat
Ukur Hasil Ukur
Skala Jumlah CD
4
Jumlah CD4 awal pasien
yang diperoleh
melalui konfirmasi
hasil pemeriksaan
laboratorium dan
tercantum dalam rekam
medis Observasi
Rekam medis
0. 500 selmm
3
1. 200-499 selmm
3
2. 200 selmm
3
CDC,2003 Ordinal
Infeksi oportunisik
Infeksi yang diderita
Observasi Rekam
medis 0. Tidak ada.
Jika tidak Nominal
Variabel Independen Variabel Dependen
Jumlah CD4 Infeksi Oportunistik
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD