B. Karakteristik Transaksi Keuangan Yang Mencurigakan
Transaksi keuangan mencurigakan banyak terjadi melalui sistem perbankan. Namun tidak pada bank saja transaksi keuangan mencurigakan juga
sering terjadi di lembaga keuangan non-Bank contohnya di perasuransian. Dimana menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, bahwa transaksi keuangan mencurigakan, adalah :
a. Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau
kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan.
b. Transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan yang
wajib dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.
c. Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak
pidana; atau
d. Transaksi keuangan yang diminta oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK untuk dilaporkan oleh pihak-pihak
pelapor karena melibatkan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.
71
Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil
72
dan karakteristik serta kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan, yaitu transaksi
keuangan yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
71
Adrian Sutedi.,Op.Cit., , hlm. 23-25 .
72
Profil merupakan gambaran atau potret diri seseorang atau korporasi. Gambaran atau potret diri seseorang bisa tergambar dari informasi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
tempat tinggal, pendidikan, dan penghasilan. Lebih lanjut gambaran mengenai pekerjaan ini bisa juga dilengkapi informasi tentang nama perusahaan tempat bekerja berikut bidang usaha
perusahaan, status dalam perusahaan apakah sebagai pemilik atau karyawan, riwayat jabatanpekerjaan, tugas dan kewenangan, pihak ketiga yang memiliki keterkaitan dengan tugas,
NPWP, dll. Sedangkan gambaran mengenai korporasi bisa mencakup tentang nama perusahaan, bidang usaha, alamat atau lokasi usaha, izin usaha, pemegang saham dan pengurus termasuk
perubahannya, volume usaha, pemegang kuasa untuk melakukan transaksi keuangan, kondisi keuangan, peer group perusahaan, ketentuan atau undang-undang yang terkait dengan kegiatan
perusahaan, skala usaha baik dalam lingkup lokal dimana perusahaan berada maupun lingkup nasional, dan nama pelanggan. Rukur, Transaksi Keuangan Mencurigakan,
http:ginbres.wordpress.com20131128transaksi-keuangan-mencurigakan-bagian-pertama profil, diakses pada 24 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
pelaporan transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh penyidik jasa keuangan, atau transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan
menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari tindak pidana
73
.
74
Pada dasarnya transaksi keuangan mencurigakan itu tidak memiliki ciri- ciri yang baku karena hal tersebut dipengaruhi oleh variasi dan perkembangan jasa
dan instrumen keuangan yang ada.
75
Namun demikian, dalam mengidentifikasi apakah suatu transaksi keuangan memenuhi satu atau lebih dari unsur-unsur
tersebut di atas, PJK dapat menggunakan indikator-indikator transaksi keuangan mencurigakan, antara lain
76
: 1. Transaksi Tunai Menggunakan uang tunai dalam jumlah yang relatif besar
danatau dilakukan secaraberulang-ulang di luar kewajaran
77
: a. Transaksi yang dilakukan secara tunai dalam jumlah di luar kebiasaan
yang dilakukan nasabah. b. Transaksi yang dilakukan dalam jumlah relatif kecil namun dengan
frekuensi yang tinggi structuring. c. Transaksi dilakukan dengan menggunakan beberapa rekening atas nama
individu yang berbeda-beda untuk kepentingan satu orang tertentu smurfing.
73
Berdasarkan Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberatasan Tindak Pidana Pencucian Uang, tindak pidana adalah harta
kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana: korupsi, penyuapan, narkotika, psikotropika,penyelendupan tenaga kerja,penyelundupan migran,dibidang perbankan,di bidang
pasar modal, di bidang prasuransian, kepabeanan, cukai, perdagangan orang, perdagangan senjata gelap, terorisme, penculikan, penggelapan,penipuan, pemalsuan uang,perjudian, prostitusi, di
bidang perpajakan, di bidang kehutanan, di bidang lingkungan hidup, di bidang kelautan dan perikanan, tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 empat tahun atau lebih yang
dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum
Indonesia.
74
Sutan Remy Sjahdeini.,Op.Cit. hlm.273.
75
Romli Atmasasmita., Loc.Cit
76
PPATK, Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan bagi Penyedia Jasa Keuangan, Jakarta:2003, hlm.5-6.
77
Romli Atmasasmita, Op.Cit.
Universitas Sumatera Utara
d. Pertukaran atau pembelian mata uang asing dalam jumlah relatif besar. e. Pembelian travellers checks secara tunai dalam jumlah relatif besar.
f. Pembelian secara tunai beberapa produk asuransi dalam jangka waktu berdekatan atau bersamaan dengan pembayaran premi sekaligus dalam
jumlah besar yang kemudian diikuti pencairan polis sebelum jatuh tempo. g. Pembelian efek dengan menggunakan uang tunai, transfer atau cek atas
nama orang lain. 2. Transaksi yang tidak rasional secara ekonomis:
a. Transaksi-transaksi yang tidak sesuai dengan tujuan pembukaan rekening b. Transaksi yang tidak ada hubungannya dengan usaha nasabah
c. Jumlah dan frekuensi transaksi diluar kebiasaan yang normal. 3. Transfer dana Aktivitas transaksi nasabah di luar kebiasaan dan
kewajaran
78
: a. Transfer dana untuk dan dari offshore financial centre yang berisiko tinggi
high risk tanpa alasan usaha yang jelas. b. Penerimaan transfer dana dalam beberapa tahap dan setelah mencapai
akumulasi jumlah tertentu yang cukup besar kemudian ditransfer ke luar secara sekaligus.
c. Penerimaan dan pengiriman dana dalam jumlah yang sama atau hampir sama serta dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat pass-by.
d. Pembayaran dana dalam kegiatan ekspor impor tanpa dokumen yang lengkap.
e. Transfer dana dari atau ke negara yang tergolong berisiko tinggi high risk.
f. Transfer dana dari atau ke pihak yang tergolong berisiko tinggi high risk. g. Penerimaanpembayaran dana dengan menggunakan lebih dari 1 satu
rekening baik atas nama yang sama atau atas nama yang berbeda. h. Transfer dana dengan menggunakan rekening atas nama pegawai PJK
dalam jumlah yang diluar kewajaran.
78
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
C. Hubungan Transaksi Keuangan Mencurigakan Dengan Pencegahan dan