C. Hubungan Transaksi Keuangan Mencurigakan Dengan Pencegahan dan
Pemberantasan TPPU
Seperti diketahui, Undang-undang TPPU menggunakan istilah ‘transaksi keuangan mencurigakan’. Istilah ‘mencurigakan’ memiliki konotasi bahwa
transaksi keuangan tersebut seolah-olah sudah pasti terkait dengan tindak pidana, sehingga dapat menimbulkan hambatan dalam pelaporan transaksi keuangan
mencurigakan. Pada dasarnya yang dimaksud dengan istilah “transaksi keuangan mencurigakan” adalah transaksi yang menyimpang dari kebiasaan atau tidak wajar
dan tidak selalu terkait dengan tindak pidana tertentu. Istilah ‘transaksi yang mencurigakan’ atau suspicious transaction dalam terminologi anti pencucian uang
digunakan pertama kali oleh the FinancialAction Task Force on Money Laundering FATF dalam the Forty Recommendations tentang pemberantasan
tindak pidana pencucian uang. Dalam prakteknya tiap-tiap negara dapat menggunakan istilah yang berbeda. Istilah yang digunakan tidak hanya “transaksi
yang mencurigakan”, tetapi juga dengan istilah lainnya seperti “transaksi yang menyimpang dari kebiasaan” atau unusual transaction.
Apabila diperlukan PJK dapat melakukan klarifikasi atau meminta dokumen pendukung transaksi yang dilakukan oleh nasabah, dalam menetapkan
transaksi keuangan mencurigakan. Dalam pelaporan transaksi keuangan mencurigakan, yang menjadi objek kecurigaan lebih dominan pada transaksi itu
sendiri, bukan orang atau nasabah yang melakukan transaksi.
79
79
Rendy. Tindak Pidana Pencucian Uang. http:rendy-dw.blog.com20080516tindak- pidana-pencucian-uang-money-laundering.diakses pada tanggal 5 Januari 2014
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pasal 1 point 5 Undang – Undang Nomor 8 tahun 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang menerangkan Transaksi Keuangan Mencurigakan
adalah: a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau
kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan; b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan
dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang ini;
c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak
pidana; atau d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh
Pihak Pelapor karena melibatkan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30PMK.0102010 Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer bagi Lembaga
keuangan Non Bank menerangkan transaksi keuangan. Dalam rangka pelaksanaan prinsip mengenal nasabah, LKNB wajib:
1. membentuk unit kerja khusus atau menugaskan anggota direksi atau pengurus atau pejabat setingkat di bawah direksi atau pengurus yang
bertanggung jawab menangani penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. 2. menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis tentang penerimaan
Nasabah, identifikasi dan verifikasi Nasabah, pemantauan terhadap Rekening dan transaksi Nasabah, dan manajemen risiko yang berkaitan
dengan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, yang dituangkan dalam pedoman pelaksanaan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
3. menyampaikan pedoman pelaksanaan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah sebagaimana dimaksud pada huruf b kepada Menteri
Keuangan c.q. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
4. menyampaikan setiap perubahan atas pedoman pelaksanaan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah sebagaimana dimaksud pada huruf b kepada
Menteri Keuangan c.q. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan paling lama 7 tujuh hari kerja sejak ditetapkannya
perubahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
LKNB wajib melakukan identifikasi dan verifikasi atas dokumen pendukung customer due diligence dengan melakukan hal-hal antara lain:
1. meneliti kemungkinan adanya hal-hal yang tidak wajar atau mencurigakan
2. memastikan kebenaran dokumen calon Nasabah, dalam hal terdapat kecurigaan atas dokumen yang diterima, antara lain dengan cara:
a. meneliti kemungkinan adanya hal-hal yang tidak wajar atau mencurigakan.
b. memastikan kebenaran dokumen calon Nasabah, dalam hal terdapat kecurigaan atas dokumen yang diterima, antara lain dengan cara:
1 melakukan wawancara dengan calon Nasabah; 2 meminta dokumen lain yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang; 3 melakukan pemeriksaan silang dari berbagai informasi yang
disampaikan oleh calon Nasabah. 4 melakukan penelaahan mengenai Beneficial Owner.
Pada Pasal 18 peraturan menteri keuangan tentang LKNB Persetujuan pembukaan Perikatan hanya dapat dilakukan setelah LKNB meyakini kebenaran
identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memungkinkan Nasabah melakukan kegiatan pencucian
uang danatau pendanaan kegiatan terorisme. LKNB melakukan pengujian untuk mengetahui latar belakang dan tujuan dari transaksi yang tidak wajar. Transaksi
yang tidak wajar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 antara lain namun tidak terbatas pada :
1. transaksi yang tidak biasa dalam jumlah besar; 2. transaksi yang dilakukan oleh pihak yang tidak mempunyai hubungan
ekonomi yang jelas; 3. ransaksi yang diduga akan digunakan untuk melakukan perbuatan
melanggar hukum; danatau 4. transaksi yang tidak sesuai dengan pola aktifitas Rekening.
Dalam hal ini LKNB wajib mendokumentasikan transaksi yang tidak wajar sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Dalam hal transaksi sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
dimaksud pada ayat 2 diduga sebagai transaksi yang mencurigakan, LKNB wajib melaporkan hal tersebut kepada pusat pelaporan dan analisis transaksi
keuangan. Pencucian uang sering hanya dihubungkan dengan bank, lembaga pemberi
kedit atau pedagang valuta asing. Perlu juga diketahui bahwa selain produk tradisional perbankan seperti tabungandeposito, transfer serta kreditpembiayaan,
produk dan jasa yang ditawarkan oleh lembaga keuangan lainnya dan lembaga non keuangan juga menarik bagi para pencuci uang untuk menggunakannya
sebagai sarana pencucian uang. Lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan lain yang sering
digunakan oleh pencuci uang, dengan melibatkan banyak pihak lain tanpa disadari oleh yang bersangkutan, antara lain:
80
a. Perusahaan Efek yang melakukan fungsi sebagai Perantara b. Pedagang Efek
c. Perusahaan Asuransi dan Broker Asuransi d. Money broker
e. Dana Pensiun dan Perusahaan Pembiayaan f. Akuntan, Pengacara dan Notaris
g. Surveyor dan agen real estat h. Kasino dan permainan judi lainnya
i. Pedagang logam mulia
80
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Contoh kasus: Fabio, seorang supir taksi, menutup polis asuransi untuk skim tertentu dengan jangka waktu 10 tahun dengan pembayaran premi
dimukasecara sekaligus. Premi yang dibayarkan oleh Fabio sebesar Rp. 10 milyar. Tiga bulan kemudian Fabio mencairkan polis asuransinya dengan alasan adanya
kebutuhan mendadak. Karena pencairan dilakukan sebelum jatuh tempo, ia hanya menerima Rp. 8,4 milyar dalam bentuk cek. Cek tersebut kemudian disetorkan ke
dalam rekening yang bersangkutan di bank. Berdasarkan informasi, diketahui Fabio melakukan hal yang sama pada 5 perusahaan asuransi lainnya.
81
Indikator mencurigakan: 1. Pembatalan polis asuransi dilakukan dalam waktu yang sangat singkat
sebelum jatuh tempo dengan denda pembatalan yang cukup besar. 2. Nilai premi polis asuransi jauh melebihi penghasilan Fabio sebagai
supir taksi dalam satu tahun. 3. Informasi bahwa Fabio melakukan hal yang sama pada 5 perusahaan
asuransi lainnya. Unsur-unsur transaksi keuangan mencurigakan rangkaian dari transaksi di
atas memenuhi unsur : 1. Transaksi yang menyimpang dari karakteristik nasabah.
2. Dananya diduga berasal dari hasil kejahatan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa transaksi tersebut merupakan
transaksi keuangan mencurigakan. Oleh karena itu teransaksi keuangan yang mencurigakan sangat erat kaitannya dengan TPPU, seperti contoh di atas orang
81
Ibid
Universitas Sumatera Utara
tersebut melakukan transaksi keuangan yang mencurigakan, adanya transaksi keuangan yang mencurigakan adalah indikasi kemungkinan adanya predicate
crime tindak pidana asal. Tidak akan ada money laundering jika tidak ada kejahatan yang menghasilkan uangharta kekayaan atau tindak pidana asalnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KEWAJIBAN PELAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN YANG
MENCURIGAKAN OLEH PERUSAHAAN ASURANSI
A. Perusahaan Asuransi Sebagai Perusahaan Jasa Keuangan
1. Pengertian dan dasar hukum perusahaan asuransi Istilah asuransi adalah serapan dari istilah bahasa Belanda yaitu
assurantie, dalam bahasa Inggris yaitu assurance. Istilah lain berasal dari bahasa Belanda yang artinya sama dengan assurantie adalah verzekering, dalam bahasa
Inggrisnya insurance. Di kalangan perguruan tinggi hukum, istilah-istilah tersebut diterjemahkan dengan “pertanggungan”. Tetapi dikalangan dunia usaha digunakan
istilah serapan “asuransi”.
82
Asuransi menurut ketentuan Pasal 246 KUHD: “Asuransi adalah perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen”.
Asuransi menurut ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.2 Tahun
1992 tentang Usaha Perasuransian: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.
82
Abdulkadir Muhammad,S.H,dkk. Lembaga Keuangan dan Pembiayaan. Bandar Lampung:PT Citra Aditya Bakti. 2004. hlm. 121.
Universitas Sumatera Utara