Unsur-unsur dalam Partisipasi Masyarakat Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan DBD

Terkait partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan Sasongko dalam Notoadmodjo 2005 menyebutkan tujuan yang ingin dicapai dalam partisipasi masyarakat adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat. Tujuan ini mengandung konsekuensi bahwa partisipasi merupakan proses yang harus dikembangkan dalam setiap upaya kesehatan dan ini terlihat dalam upaya pengembangan peran serta masyarakat.

2.2.2. Unsur-unsur dalam Partisipasi Masyarakat

Menurut Notoatmodjo 2007, ada beberapa elemen partisipasi, antara lain: 1. Motivasi Persyaratan utama masyarakat untuk berpartisipasi adalah motivasi. Tanpa motivasi masyarakat sulit untuk berpartisipasi di segala program. Timbulnya motivasi harus dari masyarakat itu sendiri, dan pihak luar hanya merangsangnya saja. 2. Komunikasi Suatu komunikasi yang baik adalah yang dapat menyampaikan pesan, ide dan informasi masyarakat. Sebagian media masa merupakan alat yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan yang akhirnya dapat menimbulkan partisipasi. 3. Kerjasamakooperasi Kerjasama dengan instansi-instansi di luar kesehatan masyarakat dan instansi kesehatan sendiri adalah mutlak diperlukan. Terjelmanya team work antara mereka akan membantu menumbuhkan partisipasi. Universitas Sumatera Utara 4. Mobilisasi Partisipasi bukan hanya terbatas pada tahap pelaksanaan program saja, tetapi partisipasi masyarakat dapat dimulai sejak awal sampai ke akhir, dari identifikasi masalah, menentukan prioritas, perencanaan program, pelaksanaan sampai dengan monitoring program. Slamet 2003, menyatakan bahwa tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sangat ditentukan oleh tiga unsur pokok, yaitu 1 adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi, 2 adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi, 3 adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi. Menurut Kementerian Kesehatan RI 2007, secara aktual program pemberantasan DBD kurang memperoleh partisipasi masyarakat khususnya keluarga karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat. Di lain pihak juga dirasakan kurangnya informasi yang disampaikan kepada masyarakat mengenai kapan, dan dalam bentuk apa mereka dapat untuk berpartisipasi dalam pemberantasan DBD.

2.2.3. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan DBD

Bentuk partisipasi masyarakat terimplementasi dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat, antara lain : Universitas Sumatera Utara 1 Pada tingkat individu, mendorong menganjurkan setiap rumah tangga untukmelakukan kegiatan rutin yang dapat membantu upaya pemberantasan DBDseperti pengurangan sumber perkemabangbiakan nyamuk atau; 2 Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN dan melakukan tindakan-tindakan dirisecara memadai. 3 Pada tingkat masyarakat di selenggarakan kempanye kebersihan khususnyadi tempat-tempat umum melalui media masa, poster dan leaflet. 4 Pada tingkat organisasi masyarakat dan kelompok sukarela kader melalui bidang tugas masing-masing seperti dalam kegiatan keagamaan, perkumpulan-perkumpulan umum, organisasi wanita PKK dan Usaha Kesehatan Sekolah UKS. 5 Memperkenalkan pentingnya program-program tersebut diatas di sekolah kepada anak-anak dan orang tua agar memberantas tempatperkembangbiakan nyamuk dirumah dan disekolah. 6 Mengajak dan mendorong sektor swasta untuk ikut berpartisipasi dalam program kepedulian dan pengembangan sanitasi masyarakat, dengan menekankan pentingnya upaya pemberantasan tempat-tempat perkembangbiakan nyamukvektor. 7 Menggabungkan kegiatan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan dan pemberantasan DBD dengan prioritas pembangunan masyarakat lainnya yang dapat mengurangi tempat-tempatperkembangbiakan nyamuk Aedes sebagai bagian dari usaha totalpembangunan masyarakat Universitas Sumatera Utara 8 Menyiapkan insentif bagi mereka yang berpartisipasi dalam pemberantasan DBD dengan cara lomba lingkungan bersih dengan indeks jentik terendah dalam suatu daerah. Dalam rangka pembinaan peranserta masyarakat diperlukan penggerakan masyarakatguna melaksanakan PSN-DBD dalam memberantas jentiknyamuk. Gerakan PSN-DBD juga merupakan bagian penting dari upaya perwujudan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat, sehingga dapat dikaitkan dengan berbagai program kebersihan lingkungan seperti program penyehatan pemeliharaan kesehatan lingkungan, gerakan Jum’at bersih, program Kebersihan Ketertiban Keamanan K3, serta didukung oleh program-program penyuluhan maupunberbagai motivasi tentang kebersihan lingkungan seperti “Adipura”,dan Lomba Desa. Pergerakan PSN DBD di Kecamatan yang edemis dan sporadis DBD, diintensifkan dan di programkan dalam bentuk Gerakan PSN-DBD. Sedangkan di kelurahan edemis DBD dilakukan penyemprotan insktisida dan abatisasi selektf, agar populasi nyamuk dapat ditekan sehingga penyebaran penyakitdapat dibatasi. PSN-DBD adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompongnyamuk penular DBD Aedes aegypti di tempat-tempat perkembang biakannya oleh seluruh lapisan masyarakat di rumah-rumah, tempat-tempat umum serta lingkungannya secara terus menerus teratur. Tujuan PSN-DBD adalah mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti, sehingga DBD dapat dicegahdikurangi. Sasarannya semua tempatperkembangbiakan nyamuk penular DBD melalui Tempat Penampungan Universitas Sumatera Utara airTPA untuk keperluan sehati-hari, tempat penampungan air bukan untukkeperluaran sehari-hari non-TPA dan tempat tempat penampungan air alami. Ukuran keberhasilan PSN-DBD antara lain dapat diukur dengan angkabebas jentik ABJ, apabila ABJ lebih atau sama dengan 95 diharapkanpenularan DBD dapat dicegah atau dikurangi.Cara PSN-DBD dilakukan dengan cara ”3M- PLUS”“ 3M” yaitu : 1 Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bakmandiWC, drum dan lain-lain seminggu sekali MI, 2 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong airtempayan,dan lain-lain M2, 3 Mengubur atau menyingkirkan baeang-barang bekas yang dapat menampungair hujan M3.“ PLUS “ merupakan tambahan dari “3M “dengan cara lain yaitu: 1 Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnyayang sejenis satu minggu satu kali 2 Mamperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancarrusak 3 Menutup lubang-lubang pada potongan bambupohon dan lain-lain Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikurasatau di daerah yang sulit air 4 Memeliharan ikan pemakan jentik di kolam bak-bak penampungan air 5 Memasang kawat kasa 6 Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar 7 Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai 8 Menggunakan kelambu 9 Memakai obat yang dapat menncegah gigigat nyamuk. Universitas Sumatera Utara Menurut Kusnanto, Dasuki dan Asniati 2008 Bahwa partisipasi warga sangat penting dalam mensukseskan program-program pencegahan dan pemberantasan DBD agar dapat berkesinambungan. Apabila partisipasi masyarakat luas sulit diwujudkan karena alasan-alasan geografis, pekerjaan atau demografis, Keterlibatanmasyarakat dapat tetap diwujudkanmelalui organisasimasyarakat dan kelompok sukarela kader. Para anggota dari organisasimasyarakat tersebutmelakukan interaksi setiap harinya sesuai dengan bidang tugasmasing- masing, seperti dalam kegiatan keagamaan, perkumpulan-perkumpulanumum, organisasi wanita dan sekolah. Hidajat 1998 dalam Emilya 2009 menyebutkan ketidakberhasilan Program Pencegahan dan Pemberantasan DBD dalam mencegah dan menurunkan tingginya angka kejadian penyakit DBD di daerah Kelurahan Mampang Prapatan, khususnya di RW 04, RT 07, RT 013 dan RT 016 yang berhubungan erat dengan belum adanya peran serta warga masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas-aktivitas program. Terkait hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat sangat berperan dalam pengendalian penyakit DBD, namun dalam pelaksanaan program pengendalian DBD masyarakat masih sering dijadikan objek yang akan diintervensi, bukan sebagai subjek yang mampu melakukan intervensi untuk dirinya sendiri.

2.2.4. Determinan Partisipasi Masyarakat