Gambaran Lokasi Penelitian Analisis Multivariat

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Secara geografis, Kota Binjai berada pada 3°31’40” – 3 40’2” Lintang Utara dan 98°27’3” – 98°32’32” Bujur Timur dan terletak +28 M di atas permukaan laut. Wilayah Kota Binjai seluas 90,23 km 2 Tabel 4.1.Deskripsi Batas Wilayah Lokasi Penelitian berbatas dengan: No Kecamatan Berbatasan dengan 1 Binjai Timur Berbatas dengan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. 2 Binjai Utara Berbatas dengan Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang. 3 Binjai Barat Berbatas dengan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. 4 Binjai Kota Berbatasan dengan Kecamtan Binjai Timur dan Kecamatan Binjai Barat. 5 Binjai Selatan Berbatas dengan Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang. Sumber: Kota Binjai Dalam Angka, 2012 Wilayah Kota Binjai secara administratif terdiri dari 5 lima kecamatan yaitu Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara dan Binjai Barat yang terbagi atas 37 kelurahan. Jumlah penduduk sebesar 248.456 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara sebanyak 71.051 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling kecil terdapat di Kecamatan Binjai Kota yaitu sebanyak 30.473 jiwa dan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Binjai sebesar 0,93 per-tahun. Tingkat kepadatan penduduk sebesar 2.754 jiwa km 2 . Tingkat kepadatan Universitas Sumatera Utara penduduk yang paling tinggi terdapat di Kecamatan Binjai Kota sebesar 7.396 jiwa km 2 dan yang terendah adalah di Kecamatan Binjai Selatan sebesar 1.631 jiwa km 2 .

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan umur, pendidikan, dan pekerjaan. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut ini: Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden No Karakteristik Responden Jumlah A Umur 1.23 - 27 Tahun 40 21,4 2.28 - 31 Tahun 83 44,4 3.31 Tahun 64 34,2 Total 187 100,0 B Pendidikan 1.Tamat SD 4 2,1 2.Tamat SLTP 77 41,2 3.Tamat SMU 92 49,2 4.Tamat DiplomaS1 14 7,5 Total 187 100,0 C Pekerjaan 1.PetaniBuruh 65 34,8 2.Pegawai Swasta 70 37,4 3.PNS 13 7,0 4.Tidak Bekerja 39 20,9 Total 187 100,0 Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdasarkan umur mayoritas adalah berusia antara 28 – 31 tahun yaitu sebanyak 83 orang 44,4, diikuti responden dengan usia 31 tahun yaitu sebanyak 64 orang 34,2. Berdasarkan pendidikan, diketahui mayoritas responden menamatkan pendidikan Universitas Sumatera Utara setara SMU yaitu sebanyak 92 orang 49,2, diikuti responden dengan pendidikan tamat SLTP yaitu sebanyak 41,2. Berdasarkan pekerjaan, diketahui responden mayotitas bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 70 orang 37,4, diikuti responden yang bekerja sebagai petaniburuh yaitu sebanyak 65 orang 34,8. 4.3. Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi seluruh variabel penelitian yaitu variabel partisipasi yang mencakup variabel kemauan, kemampuan dan kesempatan serta variabel pencegahan DBD.

4.3.1. Variabel Kemauan

Variabel kemauan responden dalam melakukan upaya pencegahan DBD didasarkan pada 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban 1 mau, 2 keberatan, 3 tidak mau dan 4 lain-lain. Hasil penelitian tentang indikator variabel kemauan menunjukkan bahwa 40,6 responden merasa keberatan untuk mau hadir dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan tentang DBD, mayoritas responden yaitu 54,4 juga merasa keberatan dalam mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan penyuluhan DBD, mayoritas responden juga menyatakan keberatan untuk menaburkan bubuk abate ke dalam tempat penampungan air yang sulit dikuras. Selain itu mayoritas responden tidak mau yaitu 50,3 untuk ikut serta dalam membersihkan tempat perindukan jentik nyamuk di lingkungan rumah sendiri, namun mayoritas responden yaitu 39,6 mau menguras bak mandi di rumah untuk Universitas Sumatera Utara mencegah perkembangan nyamuk penular DBD. Secara terperinci hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini: Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel Kemauan No Pertanyaan Mau Keberatan Tidak Mau Lain- lain Total n n n n N 1 Mau menghadiri kegiatan penyuluhan pencegahan DBD 39 20,9 76 40,6 69 36,9 3 1,6 187 100 2 Mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan penyuluhan pencegahan penyakit DBD 21 11,2 102 54,5 59 31,6 5 2,7 187 100 3 Berkenan mengizinkan petugas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan jentik di dalam rumah dan sekitar rumah 32 17,1 81 43,3 72 38,5 2 1,1 187 100 4 Berkenan mengizinkan petugas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan jentik di dalam rumah dan sekitar rumah 23 12,3 65 34,8 76 40,6 23 12,3 187 100 5 Mau menaburkan bubuk abate ke dalam tempat penampungan air yang sulit dikuras 38 20,3 73 39,0 69 36,9 7 3,7 187 100 6 Mau ikut serta dalam membersihkan tempat perindukan jentik nyamuk di lingkungan rumah sendiri 56 29,9 34 18,2 94 50,3 3 1,6 187 100 7 Mau menguras bak mandi di rumah untuk mencegah perkembangan nyamuk penular DBD 74 39,6 51 27,3 56 29,9 6 3,2 187 100 8 Mau menutup tempat penampungan air di rumah untuk mencegah perkembangan nyamuk penular DBD? 49 26,2 68 36,4 65 34,8 5 2,7 187 100 9 Mau menggunakan lotion anti nyamuk ketika keluar rumah pagi dan sore hari untuk menghindari gigitan nyamuk penular DBD 43 23,0 59 31,6 82 43,9 3 1,6 187 100 10 Mau meniadakan pakaian yang menggantungmenumpuk di kamar untuk menghindari beristirahatnya nyamuk penular DBD 75 40,1 43 23,0 63 33,7 6 3,2 187 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil skoring seluruh indikator variabel kemauan, maka dapat diketahui nilai rata-rata skor variabel kemauan, dan dikategorikan menjadi baik dan kurang. Secara akumulatif dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel Kemauan No Kemauan Jumlah 1 Baik 95 50,8 2 Kurang 92 49,2 Total 187 100,0 Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdasarkan kemauan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan DBD relatif sama yaitu masing-masing kemauan kategori baik sebanyak 95 orang 50,8, dan kemauan kategori kurang sebanyak 92 orang 49,2.

4.3.2. Variabel Kemampuan

Variabel kemampuan responden dalam penelitian ini juga didasarkan pada 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban benar dan salah dari sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner penelitian. Adapun hasil penelitian tentang indikator kemampuan menunjukkan bahwa 65,2 responden masih salah dalam menguras bak mandi yang ada di rumah ibu, mayoritas ibu yaitu menjawab benar jika di rumah ada tempayan atau penampungan air maka perlu dilakukan antisipasi untuk mencegah tempat perindukan nyamuk. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel Kemampuan No Pertanyaan Benar Salah Total n n n 1 Cara ibu menguras bak mandi yang ada dirumah ibu 65 34,8 122 65,2 187 100 2 Seyogyanya seminggu sekali seharusnya ibu menguras menyikat bak mandi 92 49,2 95 50,8 187 100 3 Yang harus ibu lakukan bila di rumah ibu ada tempayan atau tempat penampungan air 123 65,8 64 34,2 187 100 4 Seharusnya bila ibu menemukan barang- barang bekas yang tidak terpakai dan dapat menampung air di sekitar halaman rumah 174 93,0 13 7,0 187 100 5 Yang harus ibu lakukan bila ada tempat- tempat penampungan air yang sulit dikuras 69 36,9 118 63,1 187 100 6 Takaran seharusnya dalam menaburkan bubuk abate pada 100 liter air 66 35,3 121 64,7 187 100 7 Seharusnya cara yang ibu lakukan untuk pengelolaan sampah padat agar tidak dijadikan tempat perindukan nyamuk DBD 129 69,0 58 31,0 187 100 8 Minggu sekali seharusnya ibu membersihkan tempat perindukan nyamuk di lingkungan sekitar rumah gotong royong 135 72,2 52 27,8 187 100 9 Seharusnya cara yang ibu lakukan untuk membersihkan saluran pembuangan air limbah agar air tidak tergenang sehingga mencegah perkembangan nyamuk penular DBD 152 81,3 35 18,7 187 100 10 Seharusnya ibu lakukan untuk menghindari adanya tempat peristirahatan nyamuk dewasa 89 47,6 98 52,4 187 100 Tabel 4.5 di atas juga menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 63,1 juga salah dalam menjawab tentang cara menguras tempat penampungan air yang sulit di kuras, namun mayoritas responden yaitu 81,3 menyatakan benar tentang cara yang harus dilakukan untuk membersihkan saluran air yang tergenang guna mencegah perkembangan nyamuk penular. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil skoring seluruh indikator variabel kemampuan tersebut pada Tabel 4.5 di atas, maka variabel kemampuan dapat dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Kemampuan No Kemampuan Jumlah 1 Baik 103 55,1 2 Kurang 84 44,9 Total 187 100,0 Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdasarkan kemampuan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan DBD mayoritas termasuk baik yaitu sebanyak 103 orang 55,1, sedangkan kemampuan kategori kurang sebanyak 84 orang 44,9.

4.3.2. Variabel Kesempatan

Variabel kesempatan dalam penelitian ini didasarkan pada 6 pertanyaan dengan alternatif jawaban ada dan tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden 77,0 responden tidak hadir jika diundang untuk kegiatan bimbingan atau penyuluhan tentang DBD, mayoritas responden yaitu 73,8 juga tidak ada kesempatannya untuk ikut terus sampai selesai kegiatan penyuluhan yang diberikan. Selain itu 93,6 responden menyatakan tidak ada kesempatan untuk ikut sebagai tim dalam penyuluhan DBD. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel Kesempatan No Pertanyaan Ada Tidak Total n n N 1 Ada diundang untuk menghadiri bimbingan atau penyuluhan tentang penyakit DBD oleh tenaga kesehatan selama rentang waktu tahun 2012? 43 23,0 144 77,0 187 100 2 Ada diberikan informasi oleh petugas kesehatan secara individu tentang cara-cara pencegahan penyakit DBD selama rentang waktu tahun 2012 49 26,2 138 73,8 187 100 3 Ada ditunjuk sebagai tim untuk melakukan penyuluhan dalam pelaksanaan program pencegahan penyakit DBD selama rentang waktu tahun 2012 12 6,4 175 93,6 187 100 4 Ada ditunjuk sebagai juru pemantau jentik dalam pelaksanaan program kegiatan pencegahan penyakit DBD selama rentang waktu tahun 2012 16 8,6 171 91,4 187 100 5 Ada diikutsertakan sebagai tim dalam pelaksanaan kegiatan larvasidasi program pencegahan DBD selama rentang waktu tahun 2012 16 8,6 171 91,4 187 100 6 Ada diminta untuk melaporkan ke petugas kesehatan ketika ada kejadian kasus DBD di desa selama rentang waktu tahun 2012 39 20,9 148 79,1 187 100 Berdasarkan skoring dari seluruh pertanyaan yang terdapat pada Tabel 4.7 di atas, maka variabel kesempatan dapat dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Kesempatan No Kesempatan Jumlah 1 Baik 69 36,9 2 Kurang 118 63,1 Total 187 100,0 Tabel 4.8. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdasarkan kesempatan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan DBD mayoritas Universitas Sumatera Utara termasuk kurang yaitu sebanyak 118 orang 63,1, sedangkan kesempatan kategori baik sebanyak 69 orang 36,9.

4.3.3. Pencegahan DBD

Variabel pencegahan DBD didasarkan pada 11 pertanyaan dengan alternatif jawaban ya, kadang-kadang dan tidak. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Indikator Variabel Pencegahan DBD No Pertanyaan Ya Kadang- kadang Tidak Total N n n n 1 Mengurasmenyikat bak mandi 1 minggu sekali 23 12,3 102 54,5 62 33,2 187 100 2 Menutup penampungan air dengan rapat 43 23,0 92 49,2 52 27,8 187 100 3 Menguburkan barang-barang bekas yang tidak terpakai dan dapat menampung air 65 34,8 78 41,7 44 23,5 187 100 4 Menaburkan bubuk abate ke dalam tempat penampungan air yang sulit dikuras 59 31,6 128 68,4 187 100 374 200 5 Menaburkan bubuk abate sesuai dengan takaran 66 35,3 34 18,2 87 46,5 187 100 6 Membersihkan tempat perindukan nyamuk 1 minggu 74 39,6 51 27,3 62 33,2 187 100 7 Membersihkan saluran pembuangan air limbah agar air tidak tergenang sehingga mencegah perkembangan nyamuk penular DBD 93 49,7 68 36,4 26 13,9 187 100 8 Meniadakan pakaian yang menggantungmenumpuk di kamar untuk menghindari beristirahatnya nyamuk penular DBD 89 47,6 59 31,6 39 20,9 187 100 9 Menganjurkan memakai lotion anti nyamuk ketika keluar rumah pagi dan sore hari 124 66,3 59 31,6 4 2,1 187 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Lanjutan 10 Menggunakan obat antinyamuk pada malam hari? 65 34,8 76 40,6 46 24,6 187 100 11 Menggunakan kelambu 32 17,1 128 68,4 27 14,4 187 100 Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 54,5 kadang-kadang responden menguras bak mandi dalam seminggu sekali, mayoritas responden yaitu 49,2 juga kadang-kadang menutup tempat penampungan air, mayoritas responden yaitu yaitu 41,7 juga kadang-kadang mengubur barang-barang bekas untuk menghindari tempat perindukan nyamuk penular DBD. Selain itu mayoritas responden yaitu 68,4 kadang-kadang juga menaburkan bubuk abate ke dalam tempat penampungan air yang sulit dikuras. Berdasarkan hasil skoring dari seluruh indikator variabel pencegahan DBD pada tabel 4.9, maka variabel pencegahan DBD dapat dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Pencegahan DBD No Pencegahan DBD Jumlah 1 Baik 60 32,1 2 Kurang 127 67,9 Total 187 100,0 Tabel 4.10. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan upaya pencegahan DBD di lingkungan rumah sendiri termasuk kategori kurang yaitu sebanyak 127 orang 67,9, dibandingkan kategori baik yaitu sebanyak 60 orang 32,1. Universitas Sumatera Utara

4.4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95.

4.4.1. Hubungan Variabel Kemauan dengan Pencegahan DBD

Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Analisis Uji Hubungan Variabel Kemauan dengan Pencegahan DBD No Kemauan Pencegahan DBD Nilai p Baik Kurang n n 1 Baik 45 75,0 50 39,4 0,000 2 Kurang 15 25,0 77 60,6 Total 60 100 127 100 signifikan pada α0,05, dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat Tabel 4.11. di atas juga menunjukkan bahwa responden dengan kemauan kategori baik mayoritas yaitu 75,0 juga memiliki pencegahan DBD yang baik, sedangkan responden dengan kemauan yang kurang mayoritas yaitu 60,6 juga menunjukkan pencegahan DBD yang kurang. Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara kemauan untuk melakukan upaya pencegahan DBD dengan tindakan nyata dalam upaya pencegahan DBD dengan nilai p=0,000. Universitas Sumatera Utara 4.4.2. Hubungan Variabel Kemampuan dengan Pencegahan DBD Tabel 4.12. Analisis Uji Hubungan Variabel Kemampuan dengan Pencegahan DBD No Kemampuan Pencegahan DBD Nilai p Baik Kurang n n 1 Baik 41 68,3 62 48,8 0,012 2 Kurang 19 31,7 65 51,2 Total 60 100 127 100 signifikan pada α0,05, dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa responden dengan kemampuan yang baik mayoritas yaitu 68,3 juga memiliki tindakan pencegahan DBD yang baik, sedangkan responden dengan kemampuan yang kurang mayoritas yaitu 51,2 juga memiliki tindakan pencegahan DBD yang kurang. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kemampuan responden dengan pencegahan DBD di Kota Binjai dengan nilai p=0,012. 4.4.3. Hubungan Variabel Kesempatan dengan Pencegahan DBD Tabel 4.13. Analisis Uji Hubungan Variabel Kesempatan dengan Pencegahan DBD No Kesempatan Pencegahan DBD Nilai p Baik Kurang n n 1 Baik 41 68,3 28 22,0 0,000 2 Kurang 19 31,7 99 78,0 Total 60 100 127 100 signifikan pada α0,05, dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat Tabel 4.13. di atas menunjukkan bahwa responden dengan kesempatan yang kurang mayoritas yaitu 68,3 memiliki tindakan pencegahan DBD kategori baik, Universitas Sumatera Utara sedangkan responden dengan kesempatan yang kurang mayoritas yaitu 78,0 juga memiliki tindakan pencegahan DBD kategori kurang.Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kesempatan responden dengan pencegahan DBD di Kota Binjai dengan nilai p=0,000.

4.5. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi masyarakat yang didasarkan kemauan, kemampuan dan kesempatan terhadapupaya pencegahan DBD. Uji statitistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi logistik pada taraf kepercayaan 95, dengan menggunakan metode backward yang diuji secara serempak terhadap seluruh variabel yang mempunyai nilai signifikansi 0,25 pada hasil uji analisis bivariat uji chi square. Hasil uji chi square menunjukkan seluruh variabel dependen layak untuk dilakukan uji regresi logistik karena mempunyai nilai p0,25, dan merupakan variabel kategorik. Hasil uji regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda No Variabel Nilai B Exp Nilai B Nilai Sig. 1 Kemauan 5,482 1,701 0,009 2 Kemampuan 0,092 -2,387 0,004 3 Kesempatan 14,642 2,684 0,000 Konstanta -2,461 Overall Percentage 78,6 siginifikan pada α0,05 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 di atas menunjukkan, bahwa seluruh variabel penelitian diketahui mempunyai pengaruh signifikan terhadap pencegahan DBD, dengan nilai overall percentage sebesar 78,6, artinya ke 3 tiga variabel tersebut dapat memengaruhi tindakan pencegahan DBD sebesar 78,6, dan jika dilihat dari nilai B exp maka diketahui bahwa variabel paling besar memengaruhi tindakan pencegahan DBD adalah variabel kesempatan B exp=14,642;p=0,000. Sehingga dapat dirumuskan model persamaan regresi logistik yaitu: Logit Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X Logitpencegahan DBD =-2,461+ 1,701kemauan-2,387 kemampuan+2,684 kesempatan 3 = -2461+1,701-2,837+2,684 P 1 P x = 1 1+� 1−2461+1,701−2,837+2684∗1 1 x = 1 1+� 1−0,913 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pencegahan DBD di Kota Binjai

Pencegahan DBD merupakan salah satu bentuk perilaku aktif yang termasuk dalam perilaku kesehatan dalam mencegah terjadinya penularan penyakit menular. Menurut Kementerian Kesehatan RI 2010, bahwa pencegahan dan pemberantasan DBD yang dapat dilakukan saat ini adalah memberantas vektor yaitu nyamuk penular Aedes aegypti dan pemberantasan terhadap jentik-jentiknya, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia. Cara yang dianggap paling tepat adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN- DBD yang harus didukung oleh peran serta masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67,9 masyarakat di Kota Binjai mempunyai tibndakan pencegahan DBD kategori kurang. Kurangnya tindakan pencegahan DBD ini secara berkesinambungan akan berdampak terhadap peningkatan insidensi DBD di Kota Binjai. Bentuk pencegahan DBD yang paling kurang adalah melakukan penguburan barang-barang bekas, dan melakukan gotong royong setiap minggunya. Hal ini disebabkan oleh sudah rendahnya kerjasama dan keeratan kekerabatan di tengah-tengah masyarakat, sehingga sangat minim kegiatan- kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan perumahan, dan lingkungan perkampunganarea tempat tinggal masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari mayoritas responden yaitu 54,5 kadang-kadang responden menguras bak mandi dalam Universitas Sumatera Utara