BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian
Secara geografis, Kota Binjai berada pada 3°31’40” – 3 40’2” Lintang Utara dan 98°27’3” – 98°32’32” Bujur Timur dan terletak +28 M di atas permukaan laut.
Wilayah Kota Binjai seluas 90,23 km
2
Tabel 4.1.Deskripsi Batas Wilayah Lokasi Penelitian
berbatas dengan:
No Kecamatan Berbatasan dengan
1 Binjai Timur
Berbatas dengan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
2 Binjai Utara
Berbatas dengan Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang.
3
Binjai Barat Berbatas dengan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
4 Binjai Kota
Berbatasan dengan Kecamtan Binjai Timur dan Kecamatan Binjai Barat.
5 Binjai Selatan
Berbatas dengan Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli
Serdang.
Sumber: Kota Binjai Dalam Angka, 2012 Wilayah Kota Binjai secara administratif terdiri dari 5 lima kecamatan yaitu
Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara dan Binjai Barat yang terbagi atas 37 kelurahan. Jumlah penduduk sebesar 248.456 jiwa. Jumlah penduduk
terbanyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara sebanyak 71.051 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling kecil terdapat di Kecamatan Binjai Kota yaitu sebanyak
30.473 jiwa dan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Binjai sebesar 0,93 per-tahun. Tingkat kepadatan penduduk sebesar 2.754 jiwa km
2
. Tingkat kepadatan
Universitas Sumatera Utara
penduduk yang paling tinggi terdapat di Kecamatan Binjai Kota sebesar 7.396 jiwa km
2
dan yang terendah adalah di Kecamatan Binjai Selatan sebesar 1.631 jiwa km
2
.
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan umur, pendidikan, dan pekerjaan. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut ini:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Responden No
Karakteristik Responden Jumlah
A Umur
1.23 - 27 Tahun 40
21,4 2.28 - 31 Tahun
83 44,4
3.31 Tahun 64
34,2
Total 187
100,0 B
Pendidikan 1.Tamat SD
4 2,1
2.Tamat SLTP 77
41,2 3.Tamat SMU
92 49,2
4.Tamat DiplomaS1 14
7,5
Total 187
100,0 C
Pekerjaan 1.PetaniBuruh
65 34,8
2.Pegawai Swasta 70
37,4 3.PNS
13 7,0
4.Tidak Bekerja 39
20,9
Total 187
100,0
Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdasarkan umur mayoritas adalah berusia antara 28 – 31 tahun yaitu sebanyak 83 orang 44,4,
diikuti responden dengan usia 31 tahun yaitu sebanyak 64 orang 34,2. Berdasarkan pendidikan, diketahui mayoritas responden menamatkan pendidikan
Universitas Sumatera Utara
setara SMU yaitu sebanyak 92 orang 49,2, diikuti responden dengan pendidikan tamat SLTP yaitu sebanyak 41,2. Berdasarkan pekerjaan, diketahui responden
mayotitas bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 70 orang 37,4, diikuti responden yang bekerja sebagai petaniburuh yaitu sebanyak 65 orang 34,8.
4.3. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi seluruh variabel penelitian yaitu variabel partisipasi yang mencakup variabel kemauan,
kemampuan dan kesempatan serta variabel pencegahan DBD.
4.3.1. Variabel Kemauan
Variabel kemauan responden dalam melakukan upaya pencegahan DBD didasarkan pada 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban 1 mau, 2 keberatan, 3
tidak mau dan 4 lain-lain. Hasil penelitian tentang indikator variabel kemauan menunjukkan bahwa 40,6 responden merasa keberatan untuk mau hadir dalam
kegiatan-kegiatan penyuluhan tentang DBD, mayoritas responden yaitu 54,4 juga merasa keberatan dalam mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan
penyuluhan DBD, mayoritas responden juga menyatakan keberatan untuk menaburkan bubuk abate ke dalam tempat penampungan air yang sulit dikuras.
Selain itu mayoritas responden tidak mau yaitu 50,3 untuk ikut serta dalam membersihkan tempat perindukan jentik nyamuk di lingkungan rumah sendiri, namun
mayoritas responden yaitu 39,6 mau menguras bak mandi di rumah untuk
Universitas Sumatera Utara
mencegah perkembangan nyamuk penular DBD. Secara terperinci hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel
Kemauan
No Pertanyaan
Mau Keberatan Tidak
Mau Lain-
lain Total
n n
n n
N
1 Mau menghadiri kegiatan
penyuluhan pencegahan DBD 39 20,9 76
40,6 69 36,9 3
1,6 187 100
2 Mengikuti dari awal sampai akhir
kegiatan penyuluhan pencegahan penyakit DBD
21 11,2 102 54,5
59 31,6 5 2,7
187 100 3
Berkenan mengizinkan petugas kesehatan untuk melakukan
pemeriksaan jentik di dalam rumah dan sekitar rumah
32 17,1 81 43,3
72 38,5 2 1,1
187 100
4 Berkenan mengizinkan petugas
kesehatan untuk melakukan pemeriksaan jentik di dalam rumah
dan sekitar rumah 23 12,3 65
34,8 76 40,6 23 12,3 187 100
5 Mau menaburkan bubuk abate ke
dalam tempat penampungan air yang sulit dikuras
38 20,3 73 39,0
69 36,9 7 3,7
187 100 6
Mau ikut serta dalam membersihkan tempat perindukan jentik nyamuk di
lingkungan rumah sendiri 56 29,9 34
18,2 94 50,3 3
1,6 187 100
7 Mau menguras bak mandi di rumah
untuk mencegah perkembangan nyamuk penular DBD
74 39,6 51 27,3
56 29,9 6 3,2
187 100 8
Mau menutup tempat penampungan air di rumah untuk mencegah
perkembangan nyamuk penular DBD?
49 26,2 68 36,4
65 34,8 5 2,7
187 100
9 Mau menggunakan lotion anti
nyamuk ketika keluar rumah pagi dan sore hari untuk menghindari
gigitan nyamuk penular DBD 43 23,0 59
31,6 82 43,9 3
1,6 187 100
10 Mau meniadakan pakaian yang
menggantungmenumpuk di kamar untuk menghindari beristirahatnya
nyamuk penular DBD 75 40,1 43
23,0 63 33,7 6
3,2 187 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil skoring seluruh indikator variabel kemauan, maka dapat diketahui nilai rata-rata skor variabel kemauan, dan dikategorikan menjadi baik dan
kurang. Secara akumulatif dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel
Kemauan No
Kemauan Jumlah
1 Baik
95 50,8
2 Kurang
92 49,2
Total 187
100,0
Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdasarkan kemauan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan DBD relatif sama yaitu
masing-masing kemauan kategori baik sebanyak 95 orang 50,8, dan kemauan kategori kurang sebanyak 92 orang 49,2.
4.3.2. Variabel Kemampuan
Variabel kemampuan responden dalam penelitian ini juga didasarkan pada 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban benar dan salah dari sejumlah pertanyaan yang
diajukan dalam kuesioner penelitian. Adapun hasil penelitian tentang indikator kemampuan menunjukkan bahwa 65,2 responden masih salah dalam menguras bak
mandi yang ada di rumah ibu, mayoritas ibu yaitu menjawab benar jika di rumah ada tempayan atau penampungan air maka perlu dilakukan antisipasi untuk mencegah
tempat perindukan nyamuk. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel
Kemampuan
No Pertanyaan
Benar Salah
Total n
n n
1 Cara ibu menguras bak mandi yang ada
dirumah ibu 65
34,8 122
65,2 187
100 2
Seyogyanya seminggu sekali seharusnya ibu menguras menyikat bak mandi
92 49,2
95 50,8
187 100
3 Yang harus ibu lakukan bila di rumah ibu ada
tempayan atau tempat penampungan air 123
65,8 64
34,2 187
100 4
Seharusnya bila ibu menemukan barang- barang bekas yang tidak terpakai dan dapat
menampung air di sekitar halaman rumah 174
93,0 13
7,0 187
100
5 Yang harus ibu lakukan bila ada tempat-
tempat penampungan air yang sulit dikuras 69
36,9 118
63,1 187
100 6
Takaran seharusnya dalam menaburkan bubuk abate pada 100 liter air
66 35,3
121 64,7
187 100
7 Seharusnya cara yang ibu lakukan untuk
pengelolaan sampah padat agar tidak dijadikan tempat perindukan nyamuk DBD
129 69,0
58 31,0
187 100
8 Minggu sekali seharusnya ibu membersihkan
tempat perindukan nyamuk di lingkungan sekitar rumah gotong royong
135 72,2
52 27,8
187 100
9 Seharusnya cara yang ibu lakukan untuk
membersihkan saluran pembuangan air limbah agar air tidak tergenang sehingga
mencegah perkembangan nyamuk penular DBD
152 81,3
35 18,7
187 100
10 Seharusnya ibu lakukan untuk menghindari
adanya tempat peristirahatan nyamuk dewasa 89
47,6 98
52,4 187
100
Tabel 4.5 di atas juga menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 63,1 juga salah dalam menjawab tentang cara menguras tempat penampungan air yang
sulit di kuras, namun mayoritas responden yaitu 81,3 menyatakan benar tentang cara yang harus dilakukan untuk membersihkan saluran air yang tergenang guna
mencegah perkembangan nyamuk penular.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil skoring seluruh indikator variabel kemampuan tersebut pada Tabel 4.5 di atas, maka variabel kemampuan dapat dikategorikan menjadi baik
dan kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Kemampuan No
Kemampuan Jumlah
1 Baik
103 55,1
2 Kurang
84 44,9
Total 187
100,0
Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdasarkan kemampuan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan DBD mayoritas
termasuk baik yaitu sebanyak 103 orang 55,1, sedangkan kemampuan kategori kurang sebanyak 84 orang 44,9.
4.3.2. Variabel Kesempatan
Variabel kesempatan dalam penelitian ini didasarkan pada 6 pertanyaan dengan alternatif jawaban ada dan tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas responden 77,0 responden tidak hadir jika diundang untuk kegiatan bimbingan atau penyuluhan tentang DBD, mayoritas responden yaitu 73,8 juga
tidak ada kesempatannya untuk ikut terus sampai selesai kegiatan penyuluhan yang diberikan. Selain itu 93,6 responden menyatakan tidak ada kesempatan untuk ikut
sebagai tim dalam penyuluhan DBD. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel
Kesempatan
No Pertanyaan
Ada Tidak
Total n
n N
1 Ada diundang untuk menghadiri bimbingan atau
penyuluhan tentang penyakit DBD oleh tenaga kesehatan selama rentang waktu tahun 2012?
43 23,0
144 77,0
187 100
2 Ada diberikan informasi oleh petugas kesehatan
secara individu tentang cara-cara pencegahan penyakit DBD selama rentang waktu tahun 2012
49 26,2
138 73,8
187 100
3 Ada ditunjuk sebagai tim untuk melakukan
penyuluhan dalam pelaksanaan program pencegahan penyakit DBD selama rentang waktu tahun 2012
12 6,4
175 93,6
187 100
4 Ada ditunjuk sebagai juru pemantau jentik dalam
pelaksanaan program kegiatan pencegahan penyakit DBD selama rentang waktu tahun 2012
16 8,6
171 91,4
187 100
5 Ada diikutsertakan sebagai tim dalam pelaksanaan
kegiatan larvasidasi program pencegahan DBD selama rentang waktu tahun 2012
16 8,6
171 91,4
187 100
6 Ada diminta untuk melaporkan ke petugas kesehatan
ketika ada kejadian kasus DBD di desa selama rentang waktu tahun 2012
39 20,9
148 79,1
187 100
Berdasarkan skoring dari seluruh pertanyaan yang terdapat pada Tabel 4.7 di atas, maka variabel kesempatan dapat dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Kesempatan No
Kesempatan Jumlah
1 Baik
69 36,9
2 Kurang
118 63,1
Total 187
100,0
Tabel 4.8. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdasarkan kesempatan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan DBD mayoritas
Universitas Sumatera Utara
termasuk kurang yaitu sebanyak 118 orang 63,1, sedangkan kesempatan kategori baik sebanyak 69 orang 36,9.
4.3.3. Pencegahan DBD
Variabel pencegahan DBD didasarkan pada 11 pertanyaan dengan alternatif jawaban ya, kadang-kadang dan tidak. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Indikator Variabel Pencegahan DBD
No Pertanyaan
Ya Kadang-
kadang Tidak
Total N
n n
n
1 Mengurasmenyikat bak
mandi 1 minggu sekali 23
12,3 102
54,5 62
33,2 187
100 2
Menutup penampungan air dengan rapat
43 23,0
92 49,2
52 27,8
187 100
3 Menguburkan barang-barang
bekas yang tidak terpakai dan dapat menampung air
65 34,8
78 41,7
44 23,5
187 100
4 Menaburkan bubuk abate ke
dalam tempat penampungan air yang sulit dikuras
59 31,6
128 68,4
187 100
374 200
5 Menaburkan bubuk abate
sesuai dengan takaran 66
35,3 34
18,2 87
46,5 187
100 6
Membersihkan tempat perindukan nyamuk 1 minggu
74 39,6
51 27,3
62 33,2
187 100
7 Membersihkan saluran
pembuangan air limbah agar air tidak tergenang sehingga
mencegah perkembangan
nyamuk penular DBD 93
49,7 68
36,4 26
13,9 187
100
8 Meniadakan pakaian yang
menggantungmenumpuk di kamar untuk menghindari
beristirahatnya nyamuk penular DBD
89 47,6
59 31,6
39 20,9
187 100
9 Menganjurkan memakai
lotion anti nyamuk ketika keluar rumah pagi dan sore
hari 124
66,3 59
31,6 4
2,1 187
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Lanjutan
10 Menggunakan obat
antinyamuk pada malam hari? 65
34,8 76
40,6 46
24,6 187
100 11
Menggunakan kelambu 32
17,1 128
68,4 27
14,4 187
100
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 54,5 kadang-kadang responden menguras bak mandi dalam seminggu sekali, mayoritas
responden yaitu 49,2 juga kadang-kadang menutup tempat penampungan air, mayoritas responden yaitu yaitu 41,7 juga kadang-kadang mengubur barang-barang
bekas untuk menghindari tempat perindukan nyamuk penular DBD. Selain itu mayoritas responden yaitu 68,4 kadang-kadang juga menaburkan bubuk abate ke
dalam tempat penampungan air yang sulit dikuras. Berdasarkan hasil skoring dari seluruh indikator variabel pencegahan DBD
pada tabel 4.9, maka variabel pencegahan DBD dapat dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Pencegahan DBD
No Pencegahan DBD
Jumlah
1 Baik
60 32,1
2 Kurang
127 67,9
Total 187
100,0
Tabel 4.10. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan upaya pencegahan DBD di lingkungan rumah sendiri termasuk kategori kurang yaitu
sebanyak 127 orang 67,9, dibandingkan kategori baik yaitu sebanyak 60 orang 32,1.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95.
4.4.1. Hubungan Variabel Kemauan dengan Pencegahan DBD
Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Analisis Uji Hubungan Variabel Kemauan dengan Pencegahan DBD
No Kemauan
Pencegahan DBD Nilai
p Baik
Kurang n
n
1 Baik 45
75,0 50
39,4 0,000
2 Kurang 15
25,0 77
60,6
Total 60
100 127
100
signifikan pada α0,05, dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat Tabel 4.11. di atas juga menunjukkan bahwa responden dengan kemauan
kategori baik mayoritas yaitu 75,0 juga memiliki pencegahan DBD yang baik, sedangkan responden dengan kemauan yang kurang mayoritas yaitu 60,6 juga
menunjukkan pencegahan DBD yang kurang. Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara kemauan untuk melakukan
upaya pencegahan DBD dengan tindakan nyata dalam upaya pencegahan DBD dengan nilai p=0,000.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2. Hubungan Variabel Kemampuan dengan Pencegahan DBD Tabel 4.12. Analisis Uji Hubungan Variabel Kemampuan dengan Pencegahan
DBD
No Kemampuan
Pencegahan DBD Nilai
p Baik
Kurang n
n
1 Baik 41
68,3 62
48,8 0,012
2 Kurang 19
31,7 65
51,2
Total 60
100 127
100
signifikan pada α0,05, dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa responden dengan kemampuan yang
baik mayoritas yaitu 68,3 juga memiliki tindakan pencegahan DBD yang baik, sedangkan responden dengan kemampuan yang kurang mayoritas yaitu 51,2 juga
memiliki tindakan pencegahan DBD yang kurang. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kemampuan responden dengan pencegahan DBD
di Kota Binjai dengan nilai p=0,012.
4.4.3. Hubungan Variabel Kesempatan dengan Pencegahan DBD Tabel 4.13. Analisis Uji Hubungan Variabel Kesempatan dengan Pencegahan
DBD
No Kesempatan
Pencegahan DBD Nilai
p Baik
Kurang n
n
1 Baik 41
68,3 28
22,0 0,000
2 Kurang 19
31,7 99
78,0
Total 60
100 127
100
signifikan pada α0,05, dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat
Tabel 4.13. di atas menunjukkan bahwa responden dengan kesempatan yang kurang mayoritas yaitu 68,3 memiliki tindakan pencegahan DBD kategori baik,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan responden dengan kesempatan yang kurang mayoritas yaitu 78,0 juga memiliki tindakan pencegahan DBD kategori kurang.Hasil uji chi square
menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kesempatan responden dengan pencegahan DBD di Kota Binjai dengan nilai p=0,000.
4.5. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi masyarakat yang didasarkan kemauan, kemampuan dan
kesempatan terhadapupaya pencegahan DBD. Uji statitistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi logistik pada taraf kepercayaan 95, dengan
menggunakan metode backward yang diuji secara serempak terhadap seluruh variabel yang mempunyai nilai signifikansi 0,25 pada hasil uji analisis bivariat uji chi
square. Hasil uji chi square menunjukkan seluruh variabel dependen layak untuk dilakukan uji regresi logistik karena mempunyai nilai p0,25, dan merupakan
variabel kategorik. Hasil uji regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda
No Variabel
Nilai B Exp
Nilai B Nilai Sig.
1 Kemauan
5,482 1,701
0,009 2
Kemampuan 0,092
-2,387 0,004
3 Kesempatan
14,642 2,684
0,000 Konstanta
-2,461 Overall Percentage
78,6 siginifikan pada α0,05
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 di atas menunjukkan, bahwa seluruh variabel penelitian diketahui mempunyai pengaruh signifikan terhadap pencegahan DBD, dengan nilai overall
percentage sebesar 78,6, artinya ke 3 tiga variabel tersebut dapat memengaruhi tindakan pencegahan DBD sebesar 78,6, dan jika dilihat dari nilai B exp maka
diketahui bahwa variabel paling besar memengaruhi tindakan pencegahan DBD adalah variabel kesempatan B exp=14,642;p=0,000. Sehingga dapat dirumuskan
model persamaan regresi logistik yaitu: Logit Y=a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X Logitpencegahan DBD =-2,461+ 1,701kemauan-2,387 kemampuan+2,684
kesempatan
3
= -2461+1,701-2,837+2,684 P
1
P x
=
1 1+�
1−2461+1,701−2,837+2684∗1 1
x =
1 1+�
1−0,913
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pencegahan DBD di Kota Binjai
Pencegahan DBD merupakan salah satu bentuk perilaku aktif yang termasuk dalam perilaku kesehatan dalam mencegah terjadinya penularan penyakit menular.
Menurut Kementerian Kesehatan RI 2010, bahwa pencegahan dan pemberantasan DBD yang dapat dilakukan saat ini adalah memberantas vektor yaitu nyamuk penular
Aedes aegypti dan pemberantasan terhadap jentik-jentiknya, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia. Cara yang dianggap
paling tepat adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN- DBD yang harus didukung oleh peran serta masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67,9 masyarakat di Kota Binjai mempunyai tibndakan pencegahan DBD kategori kurang. Kurangnya tindakan
pencegahan DBD ini secara berkesinambungan akan berdampak terhadap peningkatan insidensi DBD di Kota Binjai. Bentuk pencegahan DBD yang paling
kurang adalah melakukan penguburan barang-barang bekas, dan melakukan gotong royong setiap minggunya. Hal ini disebabkan oleh sudah rendahnya kerjasama dan
keeratan kekerabatan di tengah-tengah masyarakat, sehingga sangat minim kegiatan- kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan perumahan, dan lingkungan
perkampunganarea tempat tinggal masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari mayoritas responden yaitu 54,5 kadang-kadang responden menguras bak mandi dalam
Universitas Sumatera Utara