BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Property Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 30 Perusahaan dan dari 30 perusahaan tersebut terpilih 6 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Data mengenai populasi dan sampel dapat dilihat secara jelas pada lampiran. Berikut ini merupakan deskripsi data
statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini.
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation Ukuran Perusahaan
18 26.44
29.72 28.4806 .99890
Leverage 18
.06 .69
.4847 .19407
Cash Position 18
.55 17.04
3.5736 3.92621
Profitabilitas 18
.03 .12
.0656 .02879
DPR 18
.00 .41
.2378 .11278
Valid N listwise 18
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel Ukuran Perusahaaan memiliki jumlah sampel Sebanyak18, nilai
minimum 26,44, nilai maksimum 29,72, mean nilai rata-rata sebesar 28,4806, dan Standart Deviation sebesar 0,99890.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Laverage memiliki jumlah sampel Sebanyak18, nilai minimum 0,06, nilai maksimum 0,69, mean nilai rata-rata sebesar 0,4847, dan
Standart Deviation atau sebesar 0,19407. 3. Variabel Cash Position CP memiliki jumlah sampel sebanyak 18, nilai
minimum 0,55, nilai maksimum 17,04, mean nilai rata-rata sebesar 3,5736 dan Standart Deviation atau sebesar 3,92621.
4. Variabel Profitabilitas memiliki jumlah sampel sebanyak 18, nilai minimum 0,03, nilai maksimum 0,12, mean nilai rata-rata sebesar 0,0656, dan Standart
Deviation atau sebesar 0.02879. 5. Variabel DPR memiliki jumlah sampel sebanyak 18, nilai minimum 0,00, nilai
maksimum 0,41, mean nilai rata-rata sebesar 0,2378, dan Standart Deviation atau sebesar 0.11278.
6. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 18 sampel.
4.2 Hasil Analisis 4.2.1 Uji Asumsi Klasik
Metode Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh
dari variabel Independen terhadap Variabel Dependen dalam suatu penelitian. Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan
melakukan uji asumsi klasik, hal tersebut berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat
apakah penelitian tersebut terjadi multikolinearitas, heterokedastisitas dan
Universitas Sumatera Utara
autokorelasi atau tidak. Menurut Ghozali, 2005:123 asumsi klasik harus memenuhi:
1. berdistribusi normal. 2. non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model
regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
3. non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi.
4. homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
4.2.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan model Kolgomorov-Smirnov.
Menurut Ghozali, 2005:115 memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji
Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari: a. nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data
adalah tidak normal. b. nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data
adalah normal.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 18
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .08279309
Most Extreme Differences
Absolute .140
Positive .114
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z .594
Asymp. Sig. 2-tailed .872
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data
Berdasarkan hasil uji statistik pada One-Sample Kolgomorov-Smirnov tersebut dapat terlihat bahwa data terdistribusi dengan normal, karena Asymp. Sig.
2-tailed pada tabel tersebut 0,05 yaitu 0,872. Hasil Uji Normalitas lainnya dapat dilihat pada histogram dan normal
probability plot pada gambar berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Uji Normalitas
Gambar 4.2 Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil Uji Normalitas diatas maka hasil yang di dapatkan adalah data telah terdistribusi secara normal. Data yang telah terdistribusi normal
dapat kita ketahui dengan melihat Histogram pada gambar 4.1, grafik histogram pada uji normalitas di atas dapat terlihat bahwa data terdistribusi mengikuti garis
diagonal yang tidak menceng Skewness ke kiri maupun ke kanan. Data yang telah terdistribusi normal juga bisa diketahui dengan melihat
grafik plot yang ditunjukkan pada gambar 4.2. Menurut Ghozali, 2005:112 pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik
pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah
terdistribusi normal. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa penyebaran data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, oleh
sebab itu dapat diketahui bahwa data telah terdistribusi dengan normal.
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolineraitas dilakukan untuk melihat apakah antaravariabel- variabel terdapat multikolinearitas atau tidak. Menurut Ghozali, 2005:91 Uji
multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk melihat ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari: 1. nilai tolerance dan lawannya,
2. Variance Inflatin Factor VIF.
Universitas Sumatera Utara
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
karena VIF = 1tolerence. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence 0,10 atau sama dengan VIF 10
Ghozali, 2005:91. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Uji Multikolineritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance VIF
1 Constant -1.487
.710 -2.094
.056 Ukuran
Perusahaan .054
.025 .481 2.180
.048 .852 1.174
Leverage .142
.177 .245
.805 .435
.448 2.234 Cash Position
.014 .009
.488 1.567 .141
.428 2.338 Profitabilitas
.899 .873
.229 1.029 .322
.835 1.197 a. Dependent Variable: DPR
Berdasarkan data olahan SPSS diatas, dapat diketahui bahwa data penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hal tersebut dapat diketahui bahwa
tidak ada satupun variabel Independen yang memiliki VIF di atas 10 ataupun Tolerance dibawah 0,1. Kesimpulan dari Uji Multikolinearitas ini adalah bahwa
semua variabel independen telah lolos dari Uji multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali 2005:105 Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas.
Cara untuk menentukan ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot pada gambar 4.3. Dasar pengambilan
keputusannya menurut Ghozali, 2005:105 adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka o dan y,
maka tidak heterokedasitas. Berikut ini peneliti menampilkan grafik scatterplot untuk melihat hasil uji
heterokedastisitas dalam penelitian ini pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 4.3 pada grafik Scatterplot diatas dapat terlihat bahwa titik data menyebar secara acak dan tidak terlihat suatu pola tertentu, dan pada grafik
scatterplot diatas juga dapat terlihat bahwa tidak tersebar diatas maupun dibawah sumbu y dan angka 0. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas di dalam penelitian ini, dan model regresi ini layak dipakai dalam penelitian.
4.2.1.4 Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui terjadi atau tidak terjadinya suatu autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin-Watson DW. Menurut Sugiyono,
2001:76 mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson DW memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson DW 5. Berikut ini
peneliti menampilkan hasil Uji Autokorelasi pada Tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .679
a
.461 .295
.09468 2.423
a. Predictors: Constant, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Cash Position b. Dependent Variable: DPR
Be
r
dasarkan Tabel 4.4 tentang Uji Autokorelasi memperlihatkan bahwa nilai Durbin-Watson DW adalah 2,423 5. Oleh karena itu, dapat dikemukakan
bahwa tidak terjadi Autokorelasi dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.5 Koefisien Determinasi
Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 . Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen Ghozali 2001:45.
Tabel 4.5 Uji R Square
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .679
a
.461 .295
.09468 2.423
a. Predictors: Constant, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Cash Position b. Dependent Variable: DPR
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai R Square adalah 0.461 atau 46.1. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan variabel independen menjelaskan
perubahan variabel dependen sebesar 46.1, sedangkan variabel lain-lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 53.9. Olehkarena
itu, dengan nilai sebesar 46.1 dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang tidak meyakinkan.
4.2.2. Analisis regresi
Analisis regresi linier berganda dari Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deviden Payout Ratio pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia memiliki hasil sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi
Berdasarkan data di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk dividend payout ratio pada perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia adalah sebagai berikut:
Y = -1.487 + 0,054 X
1
+ 0,142 X
2
+ 0,014 X
3
+ 0,899 X
4
+ e
Keterangan : Y = Deviden Payout Ratio DPR
X
1
= Ukuran Perusahaan X
2
= Leverage X
3
= Cash Position X
4
= Profitabilitas e = Koefisien error
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-1.487 .710
-2.094 .056
Ukuran Perusahaan
.054 .025
.481 2.180 .048
Leverage .142
.177 .245
.805 .435
Cash Position .014
.009 .488 1.567
.141 Profitabilitas
.899 .873
.229 1.029 .322
a. Dependent Variable: DPR
Universitas Sumatera Utara
Koefisien-koefisien dalam persamaan regresi linier berganda memiliki arti sebagai berikut :
1. Konstanta a sebesar -1.487 mempunyai arti apabila nilai independen sama dengan nol Ukuran Perusahaan = 0, Leverage = 0, Cash Position =
0, Profitabilitas = 0 maka Deviden Payout Ratio perusahaan bernilai negatif sebesar 1.487.
2. Koefisien regresi Ukuran Perusahaan sebesar 0,054 mempunyai arti setiap kenaikan rasio Ukuran Perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh
positif terhadap Deviden Payout Ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,054 satuan.
3. Koefisien regresi Leverage sebesar 0,142 mempunyai arti setiap kenaikan rasio Leverage sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap
Deviden Payout Ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,142 satuan. 4. Koefisien regresi Cash Position sebesar 0,014 mempunyai arti setiap
kenaikan rasio Cash Position sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap Deviden Payout Ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,014
satuan. 5. Koefisien regresi Profitabilitas sebesar 0,899 mempunyai arti setiap
kenaikan rasio Profitabilitas sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap Deviden Payout Ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,899
satuan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Uji Signifikan Parsial t
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variabel dependen Ghozali, 2005:84. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1. Jika t hitung t tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5 2. Jika t hitung t tabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5
Berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Parsial t pada tabel
4.7 dibawah ini :
Tabel 4.7 Uji Signifikan Parsial t
Dari hasil Regresi Uji Signifikan Parsial t pada tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen secara parsial dengan t tabel sebesar = 2,14479
adalah sebagai berikut : Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-1.487 .710
-2.094 .056
Ukuran Perusahaan
.054 .025
.481 2.180 .048
Leverage .142
.177 .245
.805 .435
Cash Position .014
.009 .488 1.567
.141 Profitabilitas
.899 .873
.229 1.029 .322
a. Dependent Variable: DPR
Universitas Sumatera Utara
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Devidend Payout Ratio memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel ukuran perusahaan
menunjukkan nilai t sebesar 2,180 dengan signifikansi sebesar 0,048. Oleh karena itu, t hitung dari t tabel atau 2,180 2,14479 dan signifikansi t
lebih kecil dari 0.05 0,048 0.05. Hal ini berarti bahwa Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Devidend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pada tingkat kepercayaan 95.
2. Pengaruh Laverage terhadap Devidend Payout Ratio memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel Laverage menunjukkan nilai t sebesar 0,805
dengan signifikansi sebesar 0,435. Oleh karena itu t hitung t tabel atau 0,805 2,14479 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0,435 0.05. Hal
ini berarti bahwa Laverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95. 3. Pengaruh Cash Position CP terhadap Devidend Payout Ratio
memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel Cash Position CP menunjukkan nilai t sebesar 1,567 dengan signifikansi sebesar 0,141. Oleh
karena itu, t hitung t tabel atau 1,567 2,14479 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0,141 0.05. Hal ini berarti bahwa Cash Position CP
secara parsial tidak berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tingkat kepercayaan 95.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Devidend Payout Ratio memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel Profitabilitas menunjukkan nilai t sebesar
1,029 dengan signifikansi sebesar 0,322. Oleh karena itu, t hitung t tabel atau 1,029 2,14479 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0,322 0.05.
Hal ini berarti bahwa Profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian