KESIMPULAN DAN SARAN Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Desentralisasi Fiskal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara.

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 60 B. Saran ........................................................................................ 61 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62 LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara ABSTRAK EDWIN RICARDO PURBA. 030503153. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Desentralisasi Fiskal Pada Pemerintahan KabupatenKota Di Sumatera Utara. Pembimbing : Drs. Rasdianto, MSi, Ak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan Pemerintah Daerah Sumatera Utara sebelum otonomi diberlakukan dan sesudah diberlakukannya otonomi. Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Sumatera Utara dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif, dimana dalam penelitian ini menggunakan analisis rasio pengukuran kinerja keuangan daerah yang terdiri dari rasio derajat desentralisasi fisikal, rasio tingkat kemandirian pembiayaan, dan rasio tingkat kemandirian keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut : pertama, diberlakukannya otonomi daerah ternyata tidak memperbaiki atau menaikkan secara keseluruhan rata-rata kinerja keuangan Pemerintah Daerah Sumatera Utara . Kedua, analisis rasio derajat desentralisasi fiscal menunjukkan rasio PADTPD pada Pemerintah Kabupaten Karo terjadi penurunan kinerja setelah otonomi daerah. Demikian pula untuk rasio BHPBPTPD juga mengalami penurunan kinerja setelah otonomi daerah diterapkan. Rasio PADTPD dan BHPBDTPD yang mengalami penurunan kinerja disebabkan karena realisasi PAD, jenis objek penerimaan setelah otonomi daerah mengalami penurunan. Selain itu krisis ekonomi telah menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas fiskal daerah, karena beberapa sumber penerimaan daerah Pendapatan Asli Daerah misalnya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah cenderung menurun, baik jenisnya maupun nominal yang dipungut. Ketiga, analisis rasio kemandirian pembiayaan PADBRNP yang mengalami penurunan rata-rata sebesar 47.61 ini berarti penurunan kinerja di Pemerintah Kabupaten Karo. Dalam ini berarti Pendapatan Asli Daerah tidak maksimal dalam memenuhi atau membiayai belanja daerah. Sedangkan untuk rasio TPjDPAD yang mengalami kenaikan sebesar 16.67 mengindikasikan bahwa pajak daerah merupakan komponen utama dari Pendapatan Asli Daerah setelah adanya otonomi daerah. Keempat, Rasio Tingkat Kemandirian Pembiayaan terjadi penurunan rata-rata rasio PADBPPP sebelum dan sesudah diberlakukannya otonomi daerah sebesar 6.81 berarti penurunan kinerja keuangan pada Pemerintah Sumatera Utara , dalam hal ini berarti dari tahun ke tahun semakin bergantung kepada Pemerintah PusatProvinsi serta pinjaman. Kata kunci : Kinerja Keuangan Daerah, Otonomi Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Rasio Desentralisasi Fisikal, Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dan Rasio Kemandirian Pembiayaan Daerah. Universitas Sumatera Utara ABSTRACT EDWIN RICARDO PURBA. 030503153. The analysis of the local’s financial performance before and after local autonomy applied in regency of Karo. The Guide: Drs. Rasdianto, MSi, Ak This Research aimed at giving the picture concerning the financial performance of North Sumatera Province before and after local autonomy. This research was carried out in North Sumatera Province by using the secondary data that was received from the Central Committee of Statistik BPS North Sumatra. The data collection was carried out by documentation.Analysis method that used was the descriptive comparative method, where in this research used the analysis of the grating of local financial performance ratio that consisted the ratio of fiscal decentralization degree , the ratio of funding independency degree, and the ratio of local financial independency degree. Results of the research showed as follows: first, local autonomy implementation evidently did not improve or raised on whole in average the financial performance of Karo regency. Secondly, the analysis of the ratio of fiscal decentralisation degree showed the ratio of PADTPD in North Sumatera Province decreased financial performance after local autonomy. Likewise for the ratio of BHPBDTPD also declined in finance performance after local autonomy was applied. The ratio of PADTPD and BHPBPTPD that decline in financial performance was caused PAD realisation, the kind of acceptance after local autonomy decreased. Moreover the economic crisis caused decline in local fiscal capacity, because of several sources of local acceptance like local taxes and local Fees tended to descend, both his kind and nominal that was quoted. Thirdly, the ratio analysis of funding autonomy PADBRNP that decline in average of 47,61 meant the decline in financial performance of North Sumatera Province .In these case meant the real local revenue was not maximal in financing local expenses. Whereas for the ratio of TPjDPAD that increas as 16,67 indicated that local tax was the main component from the real local revenue after local autonomy. Fourthly, the Ratio of local financial independency degree decrease average ratio of PADBP P P before and after the implementation local autonomy as 6,81 that meant decreased of financial performance of North Sumatera Province , in this case from year to year increasingly depending to the central Government Province and loan. Keywords : local financial performance, local autonomy, local revenue, fiscal decentralisation degree, funding independency degree, local financial independency degree Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN