Tata Cara Memperoleh Izin Usaha Perkebunan Tata Cara Memperoleh Izin AMDALAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan

6. Permohonan izin lokasi diajukan kepada BupatiWalikota dengan lampiran status penguasaan tanah yang telah dilakukan. Izin lokasi biasanya berlaku untuk 2 tahun. 7. Setelah mendapat izin lokasi, perusahan harus melakukan AMDAL sebagai syarat untuk mendapatkan izin usaha perkebunan IUP. Setelah IUP diterbitkan, perusahaan harus mengajukan izin pembukaan lahan dan dapat segera beroperasi sejalan dengan pengajuan permohonan HGU kepada BPN. 8. Izin lokasi yang telah berakhir dapat diperpanjang permohonan perpanjangan izin lokasi tersebut harus diajukan selambat-lambatnya 10 hari kerja sebelum jangka waktu izin lokasi berakhir disertai dengan alasanperpanjangannya. Permohonan perpanjangan izin lokasi hanya boleh diajukan bila syarat perolehan tanah sudah mencapai lebih dari 50 areal yang dicadangkan. Perpanjangan izin lokasi hanya diperbolehkan satu kali untuk periode 12 bulan. 9. Bupatiwalikota menerbitkan keputusan perpanjangan izin lokasi selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah diterimanya berkas permohonan perpanjangan izin lokasi.

2. Tata Cara Memperoleh Izin Usaha Perkebunan

SK Bupati Kutim No: 500470CK-X2006 tentang persetujuan izin usaha perkebunan kepada PT. Kutai Balian Nauli tanggal 17 Oktober 2006. Persetujuan Izin Usaha Perkebunan IUP ini diberikan selama 12 dua belas bulan terhitung sejak tanggal diterbitkannya dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Melaksanakan pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan; 2. Memberikan kesempatan usaha pada koperasi karyawan perkebunanpekerja atau masyarakat sekitar untuk melaksanakan kegiatan pekerjaan yang ada dalam pengelolaan kebun; 3. Membantu dalam menumbuhkan dan memberdayakan koperasi karyawanpekerja ; 4. Memperhatikan kelestarian lingkungan dalam mengelola kebun; 5. Membangun pabrik setelah luas tanaman mencapai 50 dari kapasitas pabrik; 6. Menyampaikan laporan semester tentang pengembangan perkebunan kepada Bupati Kutai Timur, dengan tembusan kepada Jendral Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian, Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Timur dan Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur; 7. Melaksanakan proses Hak Guna Usaha; 8. Izin Usaha Perkebunan ini dapat dicabut, karena perusahaan tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Keputusan Bupati Nomor 261 tahun 2002 ataupun peraturan perundang-undangan lebih tinggi yang berlaku. Universitas Sumatera Utara

3. Tata Cara Memperoleh Izin AMDALAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan

- SK Bupati Kutim No: 34902.188.45HKIX2006 ± 4.600 Ha yang terletak di Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. - SK Bupati Kutim No: 45602.188.45HKVII2007 ± 3.453 Ha yang terletak di Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Pemanfaatan sumber daya alam sebagai salah satu faktor produksi pertanian merupakan suatu keharusan untuk mewujudkan skala ekonomi. Sebagai unit usaha yang bersifat komersial, perusahaan akan selalu memcari kombinasi penggunan faktor produksi yang bersifat “paling murah” dan berusaha menghindari pengeluaran biaya yang tidak berpengaruh langsung terhadap proses produksinya. Biaya pengelolaan limbah sebagai usaha pengelolaan lingkungan “tidak boleh” dikorbankan karena jika situasi dibiarkan berlangsung secara terus- menerus akan menyebabkan degradasi sumber daya alam yang merupakan tulang punggung usaha pertanian itu sendiri. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan industri tersebut menjadi tidak produktif. Dari sasaran-sasaran pengelolaan lingkungan hidup terlihat bahwa kelestarian fungsi lingkungan hidup merupakan saasaran utama yang dapat diukur. Menurut Bab V UU No. 23 th. 1997 tentang Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, dinyatkan bahwa kelestarian fungsi lingkungan hidup dapat diukur dengan dua parameter utama, yaitu baku mutu lingkungan hidup dan kriteria dan kriteria baku mutu lingkungan hidup. Dua parameter ini menjadi ukuranindicator apakah Universitas Sumatera Utara rencana usaha danatau kegiatan dapat menimbulkan dampak besar dan penting bagi lingkungan hidup. PP 27 Tahun 1999 Pasal 3 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL menyebutkan bahwa usaha danatau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hal-hal berikut: • Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam • Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui. • Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran, dan kerusakan lingkungan, serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya. • Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sumber daya. • Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam danatau perlindungan cagar budaya. • Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jasad renik. • Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati. • Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup. • Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertahanan negara. Universitas Sumatera Utara Prinsip dasar pengelolaan lingkungan hidup lingkup pertanian pada dasarnya mengacu pada 4 hal, sebagai berikut: • Penerapan konsep intertemporal choice dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengerahan sumber daya alam untuk menjamin keberlanjutan pembangunan. • Penerapan konsep internalized external cost dalam penanganan dampak negative terhadap lingkungan dari suatu kegiatan usaha agribisnis. Dengan konsep internalized external cost, pelaku pembangunan yang melakukan kegiatan harus membayar biaya pengelolaan lingkungan di sekitar usahanya tersebut. • Pengembangan sumber daya manusia pelaku agribisnis agar mampu melaksanakan pembangunan pertanian berwawasan lingkungan. • Pengembangan dan pemanfaatan teknologi akrab lingkungan.

4. Tata Cara Memperoleh Izin Pembukaan Lahan serta Pendaratan Alat Berat