BAB IV PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian diatas dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka yang menjadi kesimpulan dan saran bagi penutup dari tulisan
ini adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Dalam hal ini PT Kutai Balian Nauli dalam proses melakukan perluasan lahan membutuhkan banyak prosedur untuk mendapatkan lahan dalam rangka
pemberian status hak guna usahanya yaitu PT Kutai Balian Nauli meminta dukungan masyarakat untuk mendapatkan tanah melalui persetujuan yang telah
ditandatanganni oleh Bupati, Camat, dan Kepala Desa. Setelah mendapat persetujuan masyarakat PT Kutai Balian Nauli langsung mengajukan izin lokasi,
mengajukan izin usaha perkebunan, mengajukan izin AMDAL, mengajukan izin pembukaan lahan dan pemakaian alat berat, menetapkan KADASTERAL batas
lahan. Setelah mendapat semua izin dari Bapati Kutai Timur barulah PT Kutai balian Nauli memperoleh Sertifikat Hak Guna Usaha.
2. PT Kutai Balian Nauli untuk mendapatkan tanah guna perluasan lahan hak guna usaha mendapat beberapa hambatan diantaranya adalah okupasi liar yang
dilakukan oleh masyarakat sekitar yang ingin menduduki lahan PT Kutai Balian Nauli tanpa alas hak yang dilakukan secara liar, sulitnya mendapatkan izin
perluasan lahan yang sangat lama disertai banyaknya pungutan yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
oleh oknum yang terkait di Pemerintahan, tumpang tindih hak atas tanah dengan perusahaan lainnya, keadaan sosial ekonomi penduduk sekitar yang
membutuhkan tenaga kerja karena kesenjangan sosial, masyarakat hukum adat yang mengakui lahan PT Kutai Balian Nauli sebagai tanah ulayat mereka.
3. PT Kutai Balian Nauli dalam rangka perluasan lahan juga melakukan upaya- upaya untuk memperluas lahan yaitu melakukan pendekatan secara musyawarah
kepada Pemerintah Daerah melalui Badan Pertanahan Nasional, memeberikan besarnya ganti rugi kepada masyarakat adat melalui musyawarah, membeli lahan
dari petani plasma yang ada di sekitar PT Kutai Balian Nauli. Dalam hal ini PT Kutai Balian dalam sektor perkebunan membantu
pemerintah menigkatkan pendapatan masyarakat agar tidak terjadi pengangguran
dan menambah devisa negara.
B. Saran
Masalah pengadaan tanah pada perkembangannya sampai saat ini adalah merupakan masalah yang selalu terjadi, dan sampai saat ini terus diupayakan
upaya terbaik untuk memecahkan permasalahan tersebut agar masyarakat sebagai pemilikpenguasa hak atas tanah dan pihak-pihak yang membutuhkan tanah tidak
menjadi pihak yang dirugikan dalam proses pembangunan. Oleh karena itu dalam tulisan ini dapat diberikan beberapa saran :
a. Pembangunan akan selalu membutuhkan tanah sebagi tempat mendirikan
fasilitas-fasilitas yang mendukung keperluan hidup bernegara. Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
telah membuat peraturan perundangan untuk mengatur tatacara mendapatkan tanah untuk keperluan pembangunan untuk kepentingan umum untuk
melindungi pemilikpenguasa hak atas tanah. Namun demikian Pemerintah dalam hal ini khususnya kepala daerah harus lebih serius lagi untuk
melindungi hak-hak atas tanah yang dimilikidikuasai oleh masyarakat. Dan juga pejabat lainnya yang bekewajiban dalam pengadaan tanah harus
memililki kesadaran hukum yang tinggi mengenai fungsi tanah bagi masyarakat dalam kelangsungan hidupnya dalam pengadan tanah, agar
melakukan pengadaan tanah dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Untuk mengantisipasi pengadaan tanah yang tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku perlu dilakukan penegakan hukum bagi para pelaku pengadan tanah yang memenipulasi kepentingan umum dan tidak menghormati hak-hak
atas tanah masyarakat perlu dilakukan penegakan hukum secara konsekuen dengan memberi sanksi yang dimuat dalam peraturan pengadaan tanah
tersebut. c.
Pada umumnya kesulitan untuk mendapatkan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum terletak pada masyarkat tidak ingin
melepaskan haknya atas dasar jaminan tinggkat ekonomi yang lebih baik yang akan diperolehnya setelah ia melepaskan haknya. Dengan kata lain ganti rugi
adalah permasalahan utama dalam pengadaan tanah. Hal ini akan dapat teratasi jika penyuluhan dan sikap pelayanan yang tepat oleh berbagi pihak
terutama Panitia Pengadaan Tanah dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu
Universitas Sumatera Utara
harus ditumbuhkan penerapan asas perlindungan hukum dan asas legalitas didalam pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah tersebut. Dan sudah
selayaknya pemerintah menentukan suatu peraturan perundang-undangan tantang ganti rugi tanah.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PROSEDUR PENGADAAN TANAH OLEH PT. KUTAI BALIAN NAULI