Article VIII termasuk juga memberikan pengarahan mengenai teknik manajemen risiko dalam prosedur kepabeanan.
B. PARA PIHAK YANG TERKAIT DALAM KEGIATAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL. I.
Kepabeanan dalam teknik perdagangan internasional Kepabeanan berfungsi dalam pengawasan atas lalu lintas barang, baik yang
dibawa atau yang dimasukkan kedari luar negeri yang biasa disebut dengan ekspor-impor. Dalam pelaksanaan pengawasan lalu lintas barang, terkait dengan
sistem dan prosedur yang berlaku dalam perdagangan internasional. Sistem dan prosedur tersebut dikenal secara umum dalam teknik perdagangan internasional.
Selain itu, juga diatur mengenai teknik-teknik yang harus diterapkan dalam hubungan dagang antara pembeli dan penjual. Semua tata cara tersebut
dimaksudkan untuk diketahui dan dilaksanakan oleh orang atau badan hukum yang terlibat dalam transaksi perdagangan global terutama mengenai pemenuhan
hak dan kewajiban para pihak yang terkait dengan :
22
1 Dokumen komersial commercial documents
A. Dokumen-dokumen pelengkap Secara umum, dokumen-dokumen yang diperlukan dapat terbagi
menjadi :
22
Ibid. Hlm.17-27
Universitas Sumatera Utara
a Perjanjian Jual-Beli Sales Contract
Merupakan dokumen berupa kontrak atau perjanjian mengenai perikatan jual beli yang dibuat oleh kedua belah
pihak yaitu penjual dan pembeli dengan persyaratan yang telah disepakati, seperti pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian atau kuasa yang ditunjuk, cara pembayaran, cara penyerahan barang, nilai pabeanharga customs value,
cara penyelesaian jika timbul sengketa, dimuat dalam surat kontrak perjanjian jual beli.
b Data Pesanan Purchase OrderPO
Merupakan dokumen yang dapat membuktikan bahwa pembeli telah memberikan order untuk membeli barang-
barang yang disebut dalam PO. PO merupakan dokumen komersial yang diterbitkan oleh pembeli, ditujukan kepada
penjual berisi tipe, kuantitas, dan harga yang telah disetujui untuk produk yang akan dipasok oleh penjual. Dalam PO
biasanya disertakan kondisi tertentu serta cara pembayaran, cara penyerahan barang, penanggung biaya pengangkutan,
dan tanggal penyerahan barang. c
Konfirmasi Pemesanan Order Confirmation Kesepakatan pembeli untuk membeli barang-barang sesuai
dengan pesanan, dapat dilakukan dengan mengirimkan Order Confirmation, yaitu konfirmasi mengenai pemesanan
Universitas Sumatera Utara
atau pembelian yang dilakukan, sehingga surat tersebut mengikat kedua belah pihak sebagai telah terjadi transaksi
jual beli. Dokumen ini diterbitkan oleh pembeli. Order Confirmation dapat dianggap sebagai “tanda jadi” yang
sebelumnya telah dilakukan korespondensi Memory of Understanding.
d Faktur Dagang Commercial Invoice
Dokumen yang penting dalam penyelesaian pemenuhan kewajiban pabean adalah Invoice, dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah Commercial Invoice atau Shipper ‟s
Export Declaration, yaitu dokumen kunci untuk pengangkutan barang yang melintasi perbatasan antar
negara. Commercial invoice digunakan saat sudah ada transaksi jual beli. Dokumen ini merupakan bagian dari
transaksi komersial yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Pihak pabean akan menerima Commercial Invoice
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Invoice akan dilengkapi dengan nama perusahaan pelayaran, alamat
lengkap, nomor telepon, dan ditandatangani oleh pengirim atau agennya. Deskripsi barang yang akurat dan lengkap
diperlukan untuk penelitian yang akan dilakukan oleh bea dan cukai. Apabila penerima barang bukan importir sendiri,
atau dalam hal ini ada notify party atau orang atau pihak
Universitas Sumatera Utara
ketiga yang ditunjuk untuk menerima dan mengurus penerimaan barang, harus dituliskan dalam Invoice. Asli
dari dokumen ini digunakan untuk lampiran dari dokumen yang diserahkan kepada importir dan satu salinan
dilampirkan pada dokumen pengapalan, kalau diminta. e
Daftar Kemasan Packing List Merupakan suatu daftar kemasan yang menyertai dan harus
ada setelah Commercial Invoice. Di dalam Packing List yang merupakan suatu pernyataan tentang isi dari peti
kemas, seperti jumlah barang, jenis barang, ukuran, masing-masing kemasan diberikan nomor atau inisial untuk
mempermudah pengenalan pemesan barang. Dalam hal satu peti kemas terdapat beberapa shippers dan beberapa
consignee, dan ditandatangani oleh pengirim barang atau manufakturer.
f Sertifikat Hasil Analisis Certificate of Analysis
Beberapa negara memerlukan selain CO atau SKA juga beberapa sertifikat seperti Certificate of Analysis yang
merupakan hasil analisis mengenai barang yang di ekspor, misalnya mengenai campuran barang kimia. Ketentuan
membuat sertifikasi negara asal barang dapat dilakukan dengan menuliskan pada Commercial Invoice. Dokumen-
dokumen tersebut penting bagi petugas bea dan cukai untuk
Universitas Sumatera Utara
menentukan apakah akan dikenakan tambahan bea masuk atau apakah terdapat larangan dan pembatasan. Dokumen-
dokumen lain yang diperlukan untuk barang-barang tertentu seperti Certificate of Quarantine, Certificate of Surveyor,
dan lainnya, harus dapat dilampirkan untuk kelengkapan dokumen.
2 Dokumen finansial financial documents
a Wesel Insako Collection Draft
Disebut sebagai wesel insako berarti pembayaran baru dilakukan setelah wesel tersebut diaksep ditandatangani di
belakang wesel. Selama belum diaksep, eksportir masih berhak atas barang-barang yang akan diterimakan kepada
importir. Hal ini dilakukan oleh eksportir yang belum mengenal atau memahami pembeli barang-barangnya atau
dapat juga terjadi kalau importansinya dilakukan oleh indentor
23
23
Indentor adalah pengusaha yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan nya menyuruh importir mengimpor barang kena pajak untuk dan atas kepentingannya Lihat Pasal 1
huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1985 tentang Pelaksanaan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984
. Cara pembayaran dengan Collection Draft ini disebut juga sebagai Document Againts Payments, dapat
diartikan dokumen-dokumen baru diserahkan apabila pembayaran sudah dilaksanakan sesuai dengan perjanjian.
Hal ini juga dapat disebut Document of Acceptance, yaitu
Universitas Sumatera Utara
dokumen diserahkan jika importir sudah mengakseptasi wesel.
b Konsinyasi Consignment Cara pembayaran konsinyasi, hak 41 indentor adalah
Pengusaha yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya menyuruh importir mengimpor Barang Kena
Pajak untuk dan atas kepentingannya. Lihat Pasal 1 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1985 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 atas barang yang diekspor tetap dipegang oleh
eksportir, barang yang diserahkan kepada penerima dapat dijual lebih dahulu, sedangkan pembayarannya kemudian.
Cara pembayaran ini biasanya dilakukan antarperusahaan yang bergerak dalam multilevel marketing atau MLM,
sehingga kerugian bagi penerimaimportir kecil. Sebaliknya perputaran uang turn over modal eksportir berlangsung
lama dan kepastian pembayaran dari importir tidak ada. b
Dokumen Kredit Letter of Credit LC Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem transaksi
pembayaran dalam perdagangan internasional seperti UCP– ICC
24
24
ICC adalah kependekan dari International Chamber Of Commerce. ICC pertama kali menerbitkan UCP pada tahun 1933 dan secara rutin mengadakan Up-date terhadap standard
praktek perdagangan tersebut lihat
Uniform Customs and Practice for Documentary
www.metrotvnews.com diuduh 7 September tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
Credits. UCP adalah kodifikasi kebiasaan yang sudah diidentifikasikan seragam dalam penanganan LC, yaitu
keseragaman transaksi kredit secara internasional dengan maksud meminimalkan perbedaan penafsiran di antara para
pihak yang mengikatkan diri pada UCP dan dapat dijadikan penyelesaian konflik atau sengketa. Kredit merupakan
transaksi terpisah dari underlying contracts dan harus dinyatakan dengan bank mana kredit tersedia atau tersedia
untuk setiap waktu by sight payment atau by deffered payment atau by negotiation atau by acceptance. Tanggal
jatuh tempo penyerahan dokumen harus dinyatakan secara tegas dalam kredit dan presentasi harus dilakukan pada atau
sebelum tanggal jatuh tempo. Dokumen kredit berbentuk LC tunduk kepada peraturan yang mengatur mengenai cara
pembayaran dalam perdagangan internasional. UCP diperlukan mengingat bahwa hukum atau aturan mengenai
LC berbeda di setiap negara, padahal kredit merupakan instrumen perdagangan internasional yang lazim diterapkan.
UCP meskipun bukan Undang-Undang, tapi dapat menjadi sumber hukum bagi para pihak yang mengikatkan diri pada
UCP dan dapat dijadikan dasar penyelesaian sengketa.
Universitas Sumatera Utara
3 Dokumen transportasi transportation documents
a Dokumen Rincian Barang Manifest
Merupakan dokumen sarana pengangkutan yang berupa suatu daftar muatan barang-barang yang diangkut, dengan
rincian: nomor daftar namainisial penerima, tujuan nama pelabuhan, nama negara dan nomor kode harmonized
system HS yang menunjukkan jenis barang yang ada dalam kemasan.
b Dokumen Bukti Tanda Terima Barang Bill of Lading BL
atau BOL dan Airway Bill. BI dan AWB merupakan suatu dokumen kontrak antara
pengangkut dan pengirim barang, terdiri atas 3 tiga original dan lainnya merupakan copy, memuat nama
pengirim shipper, penerima consignee, notify party orang atau badan hukum yang diberikan kuasa untuk
menerima, mengurus, dan membayar kepengurusan barang yang diimpor, nama sarana pengangkut, pelabuhan muat
dan tujuan, jumlah barangcontainer dan berat barang. Dokumen transportasi ini sebenarnya merupakan perjanjian
tertulis, tentang penyerahan barang dari pengirim kepada sarana pengangkut dengan tujuan untuk diangkut ke
pelabuhan tujuan dan memuat mengenai:
Universitas Sumatera Utara
i. Nama pengirim barang dan penerima barang atau notify
party, yaitu orang atau badan hukum yang diberi kuasa oleh penerima barang dan untuk kepentingannya
menerima dan mengurus barang yang dikirimkan oleh eksportir atau supplier. Nama ini dinotifikasikan oleh
perusahaan pengangkutan pada saat barang tiba di pelabuhan.
ii. Nama pengangkut carrier, selain untuk kepentingan
pemenuhan prosedural kepabeanan, juga asuransi dan pembayaranperbankan pelabuhan muat harus sesuai
dengan yang tertulis dalam LC. iii.
BL ditandatangani oleh carrier, master atau agen yang ditunjuk oleh perusahaan sarana pengangkut. Dalam hal
ditandatangani oleh agen, secara khusus harus dinyatakan penandatanganan atas nama carrier atau
master. iv.
Tanggal pemuatan barang selesai dimuat dan tanggal penerbitannya harus sama dengan barang selesai dimuat
date of shipment. v.
BL boleh mengindikasikan bahwa barang akan atau mungkin dilakukan transhipment sepanjang pelayaran
dilindungi dengan BL, jika barang dikapalkan dengan peti kemas, trailer atau LASH barge. BL yang
Universitas Sumatera Utara
diterbitkan oleh perusahaan sarana pengangkut diindikasikan tunduk pada satu charter party,
ditandatangani oleh master; pemilik sarana pengangkut, orang yang mencarter atau agen yang ditunjuk secara
khusus dinyatakan atas nama master, pemilik atau orang yang mencarter. Nama pelabuhan bongkar
menunjuk sebagai rangkaian pelabuhan atau wilayah geografis sebagaimana dinyatakan dalam LC. Selain
itu juga memuat mengenai apakah biaya pengangkut sudah dibayar di pelabuhan muat freight prepaid atau
belum dibayar, sehingga harus dibayar di pelabuhan bongkar freight collect. Perlu diperhatikan oleh
importir adalah persyaratan atau perjanjian yang diterakan dalam BL atau AWB dan keabsahan
dokumen dengan penandatanganan oleh pegawai perusahaan sarana pengangkut di bawah kolom tempat
dan tanggal diterbitkannya. Selain itu diperhatikan juga adalah mengenai kondisi barang, ukuran berat, marks,
jumlah, kualitas, isi, dan harga harus sesuai dengan Commercial Invoice. Terakhir, keabsahan BL dapat
dibuktikan dengan tanda tangan pengangkut. c Dokumen Penyerahan Barang Delivery Order.
Universitas Sumatera Utara
Dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai tanda kepemilikan atas barang yang dipertukarkan dapat diurus
oleh international freight forwarder yang merupakan perorangan atau perusahaanbadan hukum. Perusahaan ini
akan membukukan atau mempersiapkan ruang space untuk pengangkutan barang serta tidak hanya menyediakan
kapal kargo, tetapi juga pengatur angkutan baik dengan pengangkut yang telah menjadi langganan maupun dengan
pengangkut yang lain, memproses dokumen, dan kegiatan lain yang terkait dengan kepentingan perusahaan sarana
pengangkut, seperti penagihan biaya angkutan freight collect atau yang bersifat keagenan. DO adalah dokumen
yang dimiliki oleh penerima, pengirim atau pemilik dari perusahaan sarana pengangkut yang berisi perintah untuk
menyerahkan barang-barang yang diangkut kepada pihak lain atau yang tertera dalam dokumen tersebut. DO dapat
diterimakan dengan menunjukkan atau menyerahkan Bill of Lading. Peraturan yang mengatur mengenai DO secara
internasional adalah UCC atau Uniform Commercial Code. apa yang perlu diperhatikan importir atas DO, yaitu
tanggal dan masa berlakunya. Hal ini menunjukkan bahwa jika waktu pengurusan barang melewati masa berlaku yang
Universitas Sumatera Utara
telah ditentukan, akan dikenakan sewa gudang ditambah dengan denda yang dihitung harian.
c Dokumen Asuransi Cargo Policy
Fungsinya hampir sama dengan Certificate of Insurance, yaitu kesepakatan antara dua belah pihak, dimana satu
pihak menjamin terhadap kejadian occurance yang terjadi atas barang-barang yang diangkut oleh suatu sarana
pengangkut. Di dalam dokumen tersebut dijelaskan mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak dan
mekanisme tuntutan ganti rugi yang harus dilaksanakan. Seperti halnya untuk pengangkutan melalui laut, udara,
dokumen ini juga menyatakan nama sarana pengangkut, ditandatangani oleh pengangkut atau agennya dan tanggal
penerbitan barang untuk dikirim.
4 Dokumen resmi official documents
a Perizinan
Dokumen resmi atau official adalah dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh departemen teknik, yang mempunyai
otoritas untuk lisensi yang harus dimiliki oleh importir maupun eksportir dalam kegiatan kepabeanannya.
Dokumen tersebut misalnya, lisensi atau izin-izin yang diperlukan atau diharuskan oleh departemen tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, izin untuk importasi barang-barang bekas, meskipun pada prinsipnya dilarang, namun jika departemen
perdagangan menganggap dalam batas-batas tertentu dibutuhkan, masih diizinkan untuk diimpor. Izin-izin lain,
seperti untuk impor hewan atau tanaman, masing-masing harus mendapatkan izin Departemen Pertanian.
b Surat Keterangan Asal SKA
Dalam perdagangan internasional dikenal beberapa jenis upaya untuk membatasi ekspor suatu negara, misalnya
melalui sistem kuota. Untuk mengetahui kepastian bahwa negara pengekspor adalah yang mendapatkan jatahkuota,
diperlukan CO. Selanjutnya CO digunakan untuk kepentingan bea cukai dalam menetapkan nilai pabean atau
harga barang. Surat Keterangan Asal SKA atau Certificate of Origin merupakan pernyataan yang
ditandatangani dan menyatakan bahwa barang yang diproduksi seperti yang tersebut dalam dokumen tersebut.
Namun, SKA bukan merupakan pernyataan darimana barang dimaksud dikapalkan. Sebenarnya negara asal
barang ini sudah termuat di dalam commercial invoice. Tetapi beberapa negara SKA dipisahkan dari invoice.
Dengan mengetahui negara asal barang, akan dapat diketahui mengenai kualitas barang dan akan berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
atas harga yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean.
B. Incoterm Incoterm merupakan singkatan dari International Commercial
Terminology diciptakan oleh ICC dan digunakan dalam dunia perdagangan internasional merupakan rangkaian peristilahan
mengenai penjualan dan penyerahan barang. Dalam Incoterm diatur mengenai biaya transaksi dan tanggung jawab masing-
masing pihak penjual dan pembeli. Demikian juga mengenai praktik-praktik transportasi yang didasarkan atas aturan-aturan
United Nations Convention on Contract for the International Sale of Goods. Terminologi ini digunakan sebagai sarana bagi
para pedagang untuk secara bebas melakukan negosiasi mengenai kondisi dalam kontrak yang dibuat meliputi harga,
kuantitas, jenis, dan karakteristik barang. Untuk membedakan tanggung jawab pembayaran atas biaya-biaya, cara penyerahan,
incoterm dibagi atas kelompok-kelompok, yaitu: 1
Kelompok E – Keberangkatan a. Ex work EXW.
2 Kelompok F – Pengangkutan belumtidak dibayar
a. Free Carrier FCA. b. Free Alongside Ship FAS.
Universitas Sumatera Utara
c. Free on Board FOB. 3
Kelompok C – Biaya pengangkutan dibayar a. Cost and Freight CFR.
b. Cost Insurance and Freight CIF. c. Carriage Paid To CPT.
d. Cariage and Insurance Paid To CIP. 4 Kelompok D
a. Delivered at Frontier DAF. b. Delivered ex Ship DES.
c. Delivered Duty Unpaid DDU. d. Delivery Duty Paid DDP.
Pelaksanaan aturan Incoterm diserahkan kepada pihak-pihak yang melakukan perjanjian, tetapi untuk keperluan penetapan nilai
pabean, tetap didasarkan kepada terminologi Cost Insurance Freight.
II. Peranan Pihak Pengangkut dalam kegiatan Perdagangan Internasioanl
Kata pengangkut berasal dari kata “angkut” yang berarti bawa, muat dan kirimkan. Maka dari itu pengangkut dapatlah diartikan sebagai pengangkutan dan
pembawaan barang atau orang, dan pemuatan atau pengiriman barang atau orang dari satu tempat atau wilayah ke tempat atau wilayah yang lain.
Dalam bagian ini yang akan dibicarakan adalah mengenai pengangkutan di laut yang mengandung dua kelompok hukum, yaitu hukum pengangkutan
barang-barang dan pengangkutan orang. Kelompok hukum yang pertama diatur
Universitas Sumatera Utara
dalam KUH Dagang mulai Pasal 466-520-t. Pengangkutan dan pengangkut merupakan istilah yang harus mendapat perhatian.
Pengangkutan memiliki fungsi dalam memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya
guna dan nilai. Jadi, peningkatan daya guna dan nilai merupakan tujuan dari pengangkutan, yang berarti bila daya guna dan nilai barang di tempat baru itu
tidak naik, maka pengangkutan itu merupakan suatu tindakan yang merugikan. Tujuan pengangkutan yang demikian itu tidak hanya berlaku di dunia perniagaan
saja, tetapi juga berlaku di bidang lain nya, misal : bidang pemerintahan, politik, sosial, pendidikan, Hukum dan HAM, dan lain-lain.
25
“Pengangkut adalah orang yang baik karena penggunaan penyediaan kapal menurut waktu atau penggunaan penyediaan kapal menurut perjalanan,
maupun karena perjanjian lainnya, mengikat diri untuk melaksanakan pengangkutan barang-barang seluruhnya atau sebagian menyeberang
laut” Menurut Pasal 466 titel VA Buku II KUH Dagang :
26
“Pengangkut adalah termasuk pemilik kapal atau pihak pengguna penyedia kapal dalam hal kapal di charter yang telah mengadakan
perjanjian pengnagkutan” Menurut The Hague Rules artikel I :
27
Menurut The Hamburg Rules 1978 pasal 1 ;
25
HMN. Purwosucipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 5, Hukum Pelayaran Laut dan Perairan Darat, Djambatan, Jakarta, 1985, Hlm. 187.
26
Wiwoho Soedjono, Op.cit, Hlm. 47
27
Ibid, Hlm. 48
Universitas Sumatera Utara
“Pengangkut carrier itu adalah setiap orang untuk siapa atau atas nama siapa perjanjian pengangkutan barang di laut itu diadakan
dengan pihak mereka yang berkepentingan dengan barang-barang muatan, sedang apa yang diartikan sebagai pengangkut
sesungguhnya actual carrier itu ialah mereka yang melaksanakan pengangkutan barang atau sebagian pengangkutan yang telah
dipercayakan padanya oleh pengangkut carrier dan termasuk pula orang lain terhadap siapa pelaksanaanya telah dipercayakan
padanya ”
28
28
Ibid, Hlm. 48-49
Dari pengertian beberapa sumber mengenai pengertian pengangkut maka dapat disimpulkan bahwa Pengangkut carrier tersebut merupakan pihak yang
merupakan perusahaan yang melaksanakan pengangkutan muatan barang danatau penumpang dari pelabuhan muatan ke pelabuhan tujuannya.
Sebagai pihak yang mengusahakan pengangkutan di laut dengan menggunakan kapal sebagai alat angkutannya, pengangkut dibebani dengan
tanggung jawab tertentu terhadap barang-barang muatan yang diterimanya dari para pengirim untuk diangkut. Kewajiban kepada pengangkut dilakukan melalui
adanya Perjanjian pengangkutan di laut contract of carriage by sea yang memberi kewajiban kepada pengangkut untuk melakukan pengangkutan di laut
dari pelabuhan yang satu ke pelabuhan yang lain dan terhadap terlaksananya pengangkutan barang muatan itu pengangkut berhak atas pembayaranupah
angkutan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun kewajiban pengangkut secara jelas yaitu menyelenggarakan pengangkutan barang atau orang dan menjaganya mulai dari diterimanya dari
pengirim sampai di tempat tujuan untuk diserahkannya kepada penerima Pasal 468 ayat 1 KUH Dagang.
29
29
HMN. Purwosucipto, Op.cit. Hlm. 189
Kewajiban pengangkut juga menjadi tugas pengangkut. Perbedaan antara kewajiban dan tugas ialah tugas adalah pekerjaan yang diberikan oleh orang lain,
sedangkan kewajiban itu pekerjaan yang harus dikerjakan oleh orang yang bersangkutan. Karena tugas dan kewajiban itu mengenai pekerjaan yang sama,
hanya sudut pandangnya saja yang berbeda, maka dua kata itu sering dipersatukan. Dari penjelasan mengenai dari kewajiban ini timbullah tanggung
jawab dari pengangkut, yakni karena kewajiban pengangkut adalah menjaga keselamatan barang atau orang yang diangkutnya, maka segala hal yang
mengganggu keselamatan barang atau orang itu, yang merugikan pengirim atau penerima, menjadi tanggung jawab pengangkut.
Tanggung jawab ini berarti, bahwa pengangkut berkewajiban menanggung segala kerugian yang timbul atas barang atau orang yang diangkutnya selama
dalam jangka waktu pengangkutan. Karena pihak lawan pengangkut dalam perjanjian pengangkutan adalah Pengirim, maka pengangkut dalam hal ini
bertanggung jawab kepada pengirim Adapun mengenai tanggung jawab pengangkut ini diatur dalam Pasal 468
ayat 2 KUH Dagang, yang isinya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Pengangkut wajib mengganti kerugian pengirim, apabila barang yang diangkutnya tidak dapat diserahkan atau rusak;tetapi
b. Pengangkut tidak berkewajiban mengga nti kerugian pengirim, bila tidak dapat diserahkan atau rusaknya barang itu disebabkan karena :
1. Suatu malapetaka yang tidak dapat dihindarkan terjadinya; 2. Sifat, keadaan atau cacat dari barang itu sendiri;
3. Suatu kelalaian atau kesalahan si pengirim sendiri. Pada umumnya Pasal 468 ayat 2 KUH Dagang ini adalah sama dengan
Pasal 1244 dan Pasal 1245 KUH Perdata serta Pasal 91 KUH Dagang. Perbedaan antara pasal-pasal tersebut terletak pada perumusan “Keadaan Memaksa”. Di
dalam Pasal 1244 KUH Perdata dirumuskan sebagai “eene vreemde oorzaak, die hem niet kan worden toegerekend suatu sebab luar biasa, yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan kepadanya”. Dalam Pasal 1245 KUH Perdata dirumuskan sebagai “ overmacht of door
toeval verhinderd is geworden keadaan memaksa atau terhalang karena suatu kejadian yang tak diharapkan ”. Dalam Pasal 91 KUH Dagang Dirumuskan
sebagai “door overmacht, of door schuld of nalatigheid van de afzender of expediteur, veroorzaakt zijn disebabkan karena keadaan memaksa, karena
kesalahan atau kealpaan si pengirim atau ekspeditur”. Sedangkan dalam Pasal 468 ayat 2 dirumuskan sebagai “een voorval, dat hij redelijkerwijze niet heeft
kunnen voorkomen of afwenden suatu malapetaka yang selayaknya tidak dapat dicegah maupun dihindarkan”. Keadaan memaksa sebagaimana dirumuskan
dalam Pasal 468 ayat 2 KUH Dagang itu bersifat Subjektif, artinya kalau orang
Universitas Sumatera Utara
yang tertimpa malapetaka itu telah berusaha sebaik-baiknya untuk mencegah, tetapi malapetaka tidak terhindar, maka keadaan itu termasuk keadaan memaksa.
30
Pada hakekatnya Pasal 468 ayat 3 KUH Dagang ini adalah sama dengan Pasal 1391, 1613 dan 1803 KUH Perdata. Terhadap barang-barang yang bernilai,
misalnya: emas, perak, intan, berlian, surat-surat berharga dan lain-lain, pengangkut hanya bertanggung jawab, bila sifat dan harga barang-barang tersebut
diberitahukan lebih dulu kepada pengangkut. c. Tanggung jawab pengangkut juga ditetapkan dalam Pasal 468 ayat 3
KUH Dagang. Dimana pengangkut juga bertanggung jawab terhadap: 1.Segala perbuatan mereka yang dipekerjakan bagi kepentingan
pengangkutan itu; 2.Segala barang alat-alat yang dipakainya untuk
menyelenggarakan pengangkutan itu.
31
1. Pihak pengirim barang atau disebut dengan ekspenditur Pasal 86
KUH Dagang contohnya EMKL, yaitu sebagai perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKLvoorwaarding agent yang
menyelenggarakan usaha dalam urusan berbagai macam dokumen dan formalitas yang diperlukan guna memasukkan dan
mengeluarkan barang dari kapal atau pelabuhan .
Dalam pengangkutan di laut ada 3 hal yang perlu diketahui yaitu terkait dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan pengangkutan di laut, yaitu:
30
Ibid, Hlm. 190
31
R. Subekti, R.tjitrosudibio Penerjemah, KUHDagang dan Undang-undang kepailitan, PT.Pradnya Paramita, Jakarta, 2003
Universitas Sumatera Utara
2. Pihak penerima barang atau disebut dengan consignee dalam
perjanjian pengangkutan penerima barang mungkin pengirim sendiri mungkin juga pihak ketiga yang berkepentingan. Pihak
penerima barang ini dalam hukum perjanjian pengangkutan di laut telah ditentukan, bahwa siapa yang namanya tertulis didalam
konosemen kepada siapa barang-barang yang diangkut itu harus diserahkan oleh si pengangkut, itulah yang disebut sebagai
penerima atau consignee. Penerima barang tersebut dapat disebutkan namanya op naam, dapat juga disebutkan sebagai
pihak yang ditunjuk oleh pengirim maupun orang ketiga aan order, atau juga disebut sebagai pembawa aan toonder, baik
dengan maupun tanpa menyebutkan nama seseorang tertentu disampingnya Pasal 506 KUH Dagang,dan
3. Barangnya itu sendiri.
32
C. PERAN KEPABEANAN SEBAGAI PENGAWAS ATAS LALU-