4. Melunakkan daging buah untuk mempermudah pengadukan di ketel pengadukan.
5. Memudahkan buah lepas dari tandan pada penebahan. 6. Merenggangkan buah inti dengan cangkang untuk memudahkan pemecahan
biji pada mesin pemecah cracker 7. Menurunkan kadar air daging buah.
8. Memperbaiki proses penjernihan minyak.
2.3.3. Penebahan Thresher
Lori yang berisi TBS yang telah direbus, ditarik keluar dengan menggunakan hoisting crane
yang digerakkan oleh motor dan dapat bergerak di atas lintasan rel. Hoisting crane
digunakan untuk mengangkat lori yang berisi TBS, melintangkan lori lalu membalikkannya ke atas mesin penebah thresher dengan tujuan melepaskan
buah dari tandannya. Dalam proses ini kadang-kadang masih ada buah yang melekat dalam tandan
kosong katte kopen. Keadaan katte koppen dapat disebabkan beberapa faktor sebagai berikut :
1. Adanya buah abnormal dari kebun. 2. Waktu perebusan yang terlalu singkat.
3. Proses bantingan yang tidak tepat. 4. Adanya buah mentah dari kebun.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Pencacahan digester dan pengempaan Presser 2.3.4.1. Pencacahan digester
Digester adalah alat untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji serta memudahkan pengeluaran minyak pada tahap pengepressan.
Buah yang lepas dari thresher langsung dimasukkan ke dalam ketel adukan digester. Ketel ini merupakan bejana tegak dengan dinding rangkap dan as putar yang
dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk. Dalam ketel adukan, buah dihancurkan dengan pisau-pisau pengaduk yang berputar pada as, sehingga daging buah pericarp
pecah dan terlepas dari bijinya nut. Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk
pengempan pressing sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian sekecil-kecilnya.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan sebagai berikut : 1. Pelumatan buah harus berjalan baik, berarti daging buah lepas dari bijinya
secara sempurna. 2. Hasil adukan tidak boleh terlalu lumat seperti bubur.
3. Serat-serat buah harus masih jelas kelihatan. 4. Minyak yang terbentuk pada ketel adukan harus dikeluarkan.
5. Temperatur massa buah diupayakan lebih rendah dari 90
o
C dan tidak boleh sampai mendidih.
6. Ketel adukan sedikitnya berisi ¾ adukan tetapi tidak boleh terlalu penuh, karena pengadukan akan menjadi tidak maksimal.
Universitas Sumatera Utara
7. Waktu pelumatan dalam digester diupayakan selama 20 25 menit Sunarko 2006.
2.3.4.2. Pegempaan presser
Pada proses ini minyak pertama sekali diambil dari brondolan dengan cara melumat dan mengempa, proses ini sangat mempengaruhi efisiensi pengutipan
minyak. Alat ini terdiri dari satu buah silinder press cylinder dan di dalamnya terdapat dua buah ulir screw yang berputar berlawanan arah.
Pada pabrik kelapa sawit, umumnya digunakan screw press sebagai alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak
terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlwanan tertahan oleh slidding cone. Screw dan sliding cone ini berada di dalam
sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang diseluruh permukaannya. Dengan demikian, maka minyak dari bubur buah yang
terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cone Iyung Pahan, 2006.
Hasil minyak kasar yang keluar dari screw press akan dialirkan ke sand trap tank
pada stasiun klarifikasi sedangkan ampas dan biji akan dibawa menuju ke stasiun pabrik biji. Secara umum proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar
dengan kadar 50 minyak, 42 air, dan 8 zat padat. Pada proses pengempaan dilakukan penambahan air yang bertujuan untuk pengenceran dillution sehingga
massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses
pemisahan sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Penambahan air suplesi dilakukan pada suhu 90
C 95
o
C sebanyak 20 25 .
Universitas Sumatera Utara
2.3.5. Pemurnian clarifier
Minyak yang keluar dari crude oil tank segera di klasifikasi di instalasi- instalasi penjernihan yang tahapannya sebagai berikut :
1. Continous Settling Tank
Minyak dalam tank ini masih bercampur dengan sludge lumpur, air dan kotoran lainnya. Di sini minyak dipisahkan dengan sludge berdasarkan perbedaan berat jenis
minyak berada di bagian atas. Minyak bersih dari continous tank dialirkan ke top oil tank
, sedangkan sludge dialirkan ke sludge tank. 2. Top Oil Tank
Top Oil Tank berfungsi untuk mengedapkan kotoran dan sebagai bak
penampungan sebelum minyak masuk ke oil purifier. Temperatur pada tank ini mencapai 90-95
o
C sehingga air menguap. Karena minyak masih mengandung air dan kotoran, maka perlu diolah lagi sampai kadar air dan kotorannya sekecil mungkin.
3. Oil Purifier Proses ini merupakan pembersihan lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis dan
gaya - gaya sentrifugal. Dengan gerakan 7.500 putaran per menit, kotoran dan air yang berat jenisnya lebih berat dari minyak akan berada di bagian luar. Minyak yang ada
dibagian tengah dapat ke luar menuju ke vacum drier. 4. Vacum Drier
Di vacum drier, minyak diuapkan dengan sistem pengabutan minyak. Minyak yang sudah bebas air dipompakan ke tangki penimbunan melalui flow meter.
Universitas Sumatera Utara
5. Sludge Tank Sludge yang keluar dari continous tank masih mengandung minyak dan diolah lagi
untuk diambil minyaknya dengan cara memanaskan hingga mencapai temperatur 80 90
o
C. proses ini berlangsung dalam sludge tank. 6. Vat Pit
Sludge yang keluar dari sludge centrfuge masih mengandung minyak. Sludge ini
bersama air pencuci mesin centrifuge dikumpulkan dalam vat pit untuk diambil minyaknya.
2.3.6. Pemisahan biji dan kernel kernel plant