berfungsi sebagai zat anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E. Di samping itu kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang
terbuat dari minyak sawit memiliki kemantapan kalor heat stability yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi. Oleh karena itu, minyak sawit sebagai minyak goreng
bersifat lebih awet dan makanan yang digoreng dengan minyak sawit tidak cepat tengik.
2.7.2. Minyak sawit untuk industri nonpangan
Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di industri-industri nonpangan, industri farmasi dan industri oleokimia fatty acids, fatty
alcohol, dan glycerine. Produk non-pangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan
minyak inti sawit diproses melalui proses hidrolisis splitting untuk menghasilkan asam lemak dan gliserin.
a. Bahan baku untuk industri farmasi Kandungan minor dalam minyak sawit berjumlah kurang lebih 1, antara lain
terdiri dari karoten, tokoferol, sterol, alkohol, triterpen, fosfolipida. Kandungan minor tersebut menjadikan minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri
farmasi. Di antara kandungan minor yang sangat berguna tersebut antara lain karoten dan tokoferol yang dapat mencegah kebutaan defisiensi vitamin A dan pemusnahan
radikal bebas yang selanjutnya juga bermanfaat untuk mencegah kanker, arterosklerosis dan memperlambat proses penuaan.
Karoten Karoten dikenal juga sebagai pigmen warna jingga. Kandungannya dalam
minyak sawit mencapai 0,005-0,18. Dari setiap satu ton minyak mengandung kurang lebih 240 gram karoten. Berdasarkan hasil penelitian, karoten dapat
Universitas Sumatera Utara
dimanfaatkan sebagai obat kanker paru-paru dan payudara. Selain sebagai obat anti kanker, karoten juga merupakan sumber provitamin A yang cukup potensial. Karoten
terdiri dari 36 alfakaroten dan 54 betakaroten dan tersimpan dalam daging buah kelapa sawit.
Betakaroten merupakan bahan pembentuk vitamin A provitamin A dalam proses metabolisme dalam tubuh. Betakaroten dimanfaatkan sebagai obat anti kanker.
Beberapa bentuk dari obat yang berasal dari betakaroten adalah kapsul dan sirup. Untuk menghasikan betakaroten dilakukan proses fraksinasi dan ekstraksi betakaroten
sehingga terpisah dari minyak sawit. Tokoferol
Unsur ini dikenal sebagai antioksidan alam dan juga sebagai sumber vitamin E. Kandungan tokoferol dalam CPO berkisar 600-1.000 ppm, dalam olein 800-1.000
ppm, dan dalam stearin hanya 250-530 ppm. Minyak sawit yang bermutu baik mengandung tokoferol berkisar antara 500-800 ppm.
b. Bahan baku oleokimia Oleokimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati,
termasuk di antaranya adalah minyak sawit dan minyak inti sawit. Proses utama minyak yang digolongkan dalam oleokemikal adalah asam lemak, lemak alkohol,
asam amino, metil ester dan glserin. Bahan-bahan tersebut mempunyai spesifikasi penggunan sebagai bahan baku industri termasuk industri kosmetik dan aspal.
Oleokimia juga digunakan dalam pembuatan bahan detergen.
Asam lemak
Universitas Sumatera Utara
Asam lemak minyak sawit dihasilkan dari proses hidrolisis, baik secara kimiawi maupun enzimatik. Proses hidrolisis menggunakan enzim lipase dan jamur
Aspergillus niger dinilai lebih menghemat energi karena dapat berlangsung pada suhu
10-25 C. Selain itu, Proses ini juga dapat dilakukan pada fase padat. Namun, hidrolisis
enzimatik mempunyai kekurangan pada kelambatan prosesnya yang belangsung 2-3 hari. Asam lemak yang dihasilkan dihidrogenasi, lalu didestilasi, dan selanjutnya
difraksinasi sehingga dihasilkan asam-asam lemak murni. Asam-asam lemak tersebut digunakan sebagai bahan untuk detergen, bahan softener pelunak untuk industri
makanan, tinta, tekstil, aspal dan perekat.
Lemak alkohol Lemak alkohol merupakan hasil lanjutan dari pengolahan asam lemak dan
sebagai bahan dasar pembuatan detergen, yang umumnya berasal dari metil ester asam laurat. Minyak inti sawit yang kaya akan laurat merupakan bahan dasar pembuatan
lemak aklohol. Lemak alkohol dibuat dari asam lemak melalui proses hidrogenasi :
O H
2
RC OH +
H
2
RC OH +
H
2
O Asam lemak lemak alkohol
Lemak amina Industri lemak amina menggunakan asam lemak sebagai bahan dasar :
- H
2
O H
2
, NH
3
RCOOH + NH
3
RCN RCH
2
NH
2
250 Bar RCOOH + NH
3
+ H
2
RCH
2
NH
2
- H
2
O RCH
2
OH + NH
3
RCH
2
. NH
2
Universitas Sumatera Utara
RCH
2 2
NH
3
RCH
2 3
N
Lemak amina digunakan sebagai bahan dalam industri plastik, sebagai bahan pelumas dan pemantap. Selain itu, digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam
industri tekstil, surfaktan dan lain-lain Lubis, A.U., 1995.
Metil ester Metil ester dihasilkan melalui proses waterfikasi pada lemak yang diberi
metanol, dengan katalisator Nametoksi. Unsur ini merupakann hasil antara asam lemak pada pembuatan lemak alkohol. Metil ester dapat digunakan sebagai bahan
pembuat sabun. Reaksi pembentukan metil ester yaitu :
H
+
RCOOH + CH
3
OH RCOOCH
3
+ H
2
O Asam lemak
metanol metil ester
air Glserin
Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak . Gliserin terutama digunakan dalam industri kosmetika, antara lain sebagai bahan pelarut dan pengatur kekentalan
shampoo , obat kumur dan pasta gigi. Selain itu, gliserin berfungsi sebagai hemaktan
pada industri rokok, permen karet, minyak pelicin, cat, adesif, plester dan sabun.
Gliserin
2.7.3. Minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif palm biodiesel.