BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penilitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan yag dapat dipakai sebagai bahan pengkajian
berkaitan dengan penilitian ini adalah:
- Nasution dan Setiawan 2007, melakukan penelitian tentang pengaruh
corporate governance terhadap manajemen laba di industry perbankan di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan
variabel dewan komisaris, ukuran dewan komisaris dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba.
- Midiastuty dan Machfoedz 2003 melakukan penelitian mengenai analisis
hubungan mekanisme corporate governance dan indikasi manajemen laba. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang negatif terhadap manajemen laba. Dan ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap
manajemen laba.
2.2 Manajemen Keuangan
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Sinuraya 1999:2, pengertian keuangan lazimnya dikatakan Pembelanjaan Perusahaan, dijabarkan dalam artian yang luas sebagai “Meliputi
semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana
10
11
yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin guna memaksimalkan nilai pasar value market perusahaan“.
Sedangkan menurut Sartono 2001:1, mengatakan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu bidang pengetahuan yang menyenangkan sekaligus
menantang. Seorang yang ahli di bidang manajemen keuangan akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan seperti : corporate
finance managers, bank, real estate, perusahaan asuransi dan sektor pemerintahan yang lain ; yang sangat memungkinkan untuk mengembangkan karirnya.
2.2.2 Deskripsi Manajemen
Keuangan
Untuk memahami manajemen keuangan secara mendalam dan menyeluruh, maka harus dipahami ruang lingkup manajemen keuangan terlebih
dahulu. Secara garis besar, ruang lingkup manajemen keuangan meliputi keputusan-keputusan di bidang investasi, pembelanjaan, dan kebijakan dividen.
Dengan memahami ruang lingkup manajemen keuangan tersebut secara mendalam, akan diketahui latar belakang perlunya manajemen keuangan dalam
perusahaan. Manajemen keuangan merupakan bagian dari seri manajemen umum yang
menitikberatkan pada fungsi keuangan perusahaan. Sebagai bagian dari manajemen umum, penerapan manajemen keuangan tidak berdiri sendiri
melainkan memerlukan berbagai disiplin ilmu lain, seperti manajemen pemasaran, manajemen produksi, akuntansi, ekonomi mikro, ekonomi makro, metode
kuantitatif, dan sebagainya.
12
Hampir sebagian besar usaha, baik yang berskala besar maupun kecil, baik yang mempunyai profit motif maupun nonprofit motif, akan mempunyai perhatian
besar di bidang keuangan. Demikian juga dengan usaha pemerintah dalam melaksanakan otonomi daerah saat ini. Untuk itu, para pejabat daerah pada posisi
tertentu harus memahami keuangan daerah. Keberhasilan maupun kegagalan usaha hampir sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan keuangan, baik
yang menyangkut investasi, pembelanjaan, maupun kebijakan dividen sehingga dapat dikatakan bahwa hampir setiap masalah yang timbul di dalam perusahaan
akan berimplikasi pada bidang keuangan Moeljadi, 2006:7.
2.2.3 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan harus bertindak sebagai perantara yang berdiri di antara operasi perusahaan dan pasar modal, tempat surat-surat berharga
perusahaan diperdagangkan. Dengan demikian, peranan manajemen keuangan yakni menelusuri aliran kas dari para investor ke perusahaan dan kembali ke para
investor Moeljadi, 2006:24.
2.2.4 Tujuan Manajemen Keuangan
Kita tahu bahwa tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham
diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan
dividen. Oleh karena itu kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan
13
sebagai dasar analisis dan tindakan rasional dalam proses pembuatan keputusan. Kadang-kadang, memaksimumkan laba dicanangkan sebagai tujuan perusahaan,
akan tetapi hal itu tidak dapat mencapai sasaran memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham. Yang lebih penting bukanlah laba, melainkan laba per
lembar saham earning per share. Laba didapatkan dengan mengurangkan penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga untuk meningkatkan
keuntungan bisa dengan menarik modal baru mengeluarkan saham baru, dan menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang bebas risiko
misalnya deposito atau obligasi pemerintah, tetapi apakah dengan cara semacam ini akan meningkatkan nilai saham, tentu saja tidak, karena pemegang saham tidak
mau menerima imbalan sebesar bunga deposito yan relatif lebih kecil, sementara mereka harus menanggung risiko. Jika hal ini terjadi keuntungan memang
meningkat, tapi nilai saham justru akan menurun. Demikian pula halnya, memaksimumkan laba per lembar saham bukan merupakan tujuan utama, karena
tidak memperlihatkan waktu maupun lamanya laba yang diharapkan, dan juga tidak memperhatikan faktor risiko maupun ketidakpastian di masa yang akan
datang, serta tidak mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membagi
dividen.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan memaksimumkan laba per lembar saham tidak sama dengan
memaksimumkan harga pasar saham. Harga pasar saham mencerminkan nilai riil perusahaan. Harga pasar saham sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni :
1 laba per lembar saham, 2 tingkat bunga bebas risiko, dan 3 tingkat
14
ketidakpastian operasi perusahaan. Misalnya perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif, ada kecenderungan harga saham akan turun karena risiko
usahanya menjadi semakin besar Sutrisno, 2001:4
2.2.5 Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno 2001:5, fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan : keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen. Masing-masing keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan. Kombinasi dari
ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga keputusan keuangan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari
untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya saham, sehingga
kemakmuran para pemegang saham dengan sendirinya akan semakin bertambah. 1
Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam dan
komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan. Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari
investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan
15
dari investasi itu sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan.
2 Keputusan Pendanan
Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan
menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya. 3
Keputusan Dividen Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan
kepada para pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan dividen
merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan : 1 besarnya prosentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash
dividend, 2 stabilitas dividen yang dibagikan, 3 dividen saham stock dividend, 4 pemecahan saham stock split, serta 5 penarikan kembali saham
yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
2.2.6 Prinsip – prinsip Keuangan
Menurut Atmaja 2008:5 untuk dapat memahami transaksi-transaksi keuangan serta pembuatan keputusan keuangan, kita perlu mempelajari prinsip-
prinsip keuangan. Prinsip-prinsip keuangan terdiri atas himpunan pendapat-
16
pendapat yang fundamental yang membentuk dasar untuk teori keuangan dan pembuatan keputusan keuangan.
1 Prinsip “Self Interest Behavior”
Prinsip ini mengatakan “People act in their own financial self interest”. Inti prinsip ini adalah : orang akan memilih tindakan yang memberikan
keuntungan secara keuangan yang terbaik bagi dirinya. 2
Prinsip “Risk Aversion” Prinsip ini mengatakan “When all else is equal, people prefer higher
return and lower risk”. Inti prinsip ini adalah : orang akan memiih alternatif dengan rasio keuntungan return dan risiko risk terbesar.
3 Prinsip “Diversification”
Prinsip ini mengatakan “Diversification is beneficial”. Prinsip ini mengajarkan bahwa tindakan diversifikasi adalah menguntungkan karena dapat
meningkatkan rasio antara keuntungan dan risiko. 4
Prinsip “Two Sided Transactions” Prinsip ini mengatakan “Each financial transaction has at least two
sides”. Prinsip ini mengingatkan kita bahwa dalam mempelajari dan membuat keputusan keuangan kita tidak hanya melihat dari sisi kita, tetapi juga mencoba
melihat dari sisi lawan transaksi kita. Jika dalam transaksi kita untung Rp 100,- dan lawan kita rugi sejumlah yang sama, kondisi ini disebut “zero-sum game”.
Tidak semua transaksi keuangan merupakan zero-sum game, ada pula transaksi yang bernilai total positif karena kondisinya menang-menang win-win, bukan
menang-kalah win-loss.
17
5 Prinsip “Incremental Benefit”
Prinsip ini mengatakan “Financial decisions are based on incremental benefit”. Prinsip ini mengajarkan bahwa keputusan keuangan harus didasarkan
pada selisih antara nilai dengan suatu alternatif dan nilai tanpa alternatif tersebut. Incremental dapat diterjemahkan sebagai tambahan. Incremental benefit adalah
keuntungan tambahan yang harus dibandingkan dengan incremental cost atau biaya tambahan.
6 Prinsip “Signaling”
Prinsip ini mengatakan “Actions convey information”. Prinsip ini mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi.
7 Prinsip “Capital Market Efficiency”
Prinsip ini mengatakan “Capital market are efficient”. Capital market atau pasar modal yang efisien adalah pasar modal dimana harga aktiva finansial
yang diperjual-belikan mencerminkan seluruh informasi yang ada dan dapat menyesuaikan diri secara cepat terhadap informasi baru. Jadi yang dimaksud
efisien disini adalah efisien secara informasi informational efficiency. Agar pasar modal dapat efisien secara informasi, pasar modal tersebut harus efisien
secara operasi operational efficiency, misalnya kemudahan dalam berjual-beli sekuritas.
8 Prinsip “Risk-Return Trade-Off”
Prinsip ini mengatakan “There is a trade-off between risk and return”. Orang menyukai keuntungan tinggi dengan risiko rendah prinsip Risk Aversion.
Kondisi “high return, low risk” ini tidak akan tercapai karena semua orang
18
menginginkannya prinsip Self-Interest Behavior. Dengan kata lain, prinsip ini mengatakan “jika anda menginginkan keuntungan besar, bersiaplah untuk
menanggung risiko yang besar pula” atau “high risk, high return”. 9
Prinsip “Option” Prinsip ini mengatakan “Option is valuable”. Option atau opsi adalah
suatu hak tanpa kewajiban untuk melakukan sesuatu. 10
Prinsip “Time Value of Money” Prinsip ini mengatakan “Time has a time value”. Prinsip ini sederhana,
mudah dimengerti namun memainkan peranan penting dalam ilmu keuangan. Prinsip ini mengajarkan bahwa uang Rp 100,- yang kita terima hari ini tidak sama
nilainya dengan uang Rp 100,- yang kita terima bulan depan. Banyak orang tidak menyadari implikasi dari pertumbuhan majemuk compound growth atau bunga-
berbunga pada keputusan keuangan.
2.2.7 Konsep – konsep Manajemen Keuangan
1 Perencanaan dan Pengawasan Keuangan Hal ini sejalan dengan fungsi manajemen keuangan yaitu bertugas melakukan
pengamatan waktu yang tepat dalam usaha perencanaan keuangan di perusahaan sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang benar dan
konsisten dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dana pada bagian-bagian organisasi perusahaan, misalnya keputusan investasi atau keputusan
pembiayaan, penerbitan saham baru atau pinjaman kredit dan berperan sebagai pengawas untuk melihat bahwa dana telah dipergunakan secara efisien
untuk masing-masing bagian di dalam perusahaan.
19
2 Lingkungan Keputusan Keuangan Keputusan keuangan pada dasarnya selalu dihadapkan keadaan ketidakpastian
uncertainty dengan demikian dalam pengambilan keputusan melalui pendekatan informasi data historik yang relevan dan tidak mengabaikan faktor-
faktor risiko dan pengukuran hasilnya. Secara teoritis keputusan keuangan yang dilakukan para manajer meliputi 4 empat bidang : Sinuraya, 1999:6
a Financing Mix
Yaitu manajer keuangan dalam organisasi perusahaan bertugas untuk mengombinasikan dengan tepat antara dana sendiri dan dana dari pinjaman
untuk membiayai suatu kegiatan tertentu. b
Penjagaan Likuiditas Menyangkut kemampuan perusahaan untuk membiayai berbagai kegiatan
rutin atau membayar utang-utang jangka pendeknya kurang dari 1 tahun pada saat jatuh tempo.
c Pemanfaatan Pendanaan
Pendapatan yang diperoleh perusahaan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk konsumsi atau investasi yang menguntungkan antara umur aktiva dengan
jangka waktu penyediaan dana yang digunakan untuk membiayai aktiva tersebut.
d Fleksibilitas
Yaitu keputusan keuangan harus selalu disesuaikan dengan perubahan- perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan sehingga pembuat
20
keputusan selalu harus peka terhadap perkembangan lingkungan sekitarnya, yaitu : Sinuraya, 1999:6
1 Lingkungan persaingan.
2 Lingkungan makro ekonomi.
3 Lingkungan pasar modal, undang-undang, dan lain-lain.
3 Fungsi Manajer Keuangan Berdasarkan uraian tentang konsep-konsep manajemen keuangan di atas,
seorang manajer keuangan harus dapat berperan mengembangkan beraneka fungsi keuangan, terutama : Sinuraya, 1999:6
1 Fungsi Pengendalian Likuiditas
Fungsi ini menyangkut beberapa aspek, antara lain : Sinuraya, 1999:6
a Perencana aliran kas, hal ini sangat berperan dalam menyusun
rencana terperinci aliran kas cash flow masuk dan keluar. Untuk itu perlu memperhatikan berbagai sumber aliran kas masuk serta
tujuan atau penggunaan kas sebagai aliran keluar yang perlu dirancang keseimbangannya dengan baik.
b Pencarian dana, dalam hal ini manajer keuangan berperan dalam
memiliki sumber dana yang akan dipakai untuk membelanjai kegiatan perusahaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari
luar perusahaan harus diingat bukan berarti dana dari dalam sama dengan dana dari luar perusahaan.
21
c Penjagaan hubungan baik dengan para pemilik dana baik secara
individu maupun lembaga, hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan kebutuhan dana yang mendadak untuk suatu
kepentingan usaha. 2
Fungsi Pengendalian Laba Perusahaan Fungsi pengendalian laba merupakan gabungan dari 4 fungsi
manajemen yang menjadi satu, yakni : Sinuraya, 1999:7 a
Perencanaan laba berkaitan dengan penetapan harga dan pengendalian biaya, dalam hal ini laba yang diharapkan tidak
selalu harus sebesar-besarnya, yang terpenting dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Sebagai perusahaan
menyukai relatif keuntungan kecil per unitnya untuk meningkatkan permintaan yang besar atau sebaliknya
menginginkan laba per unitnya besar meskipun berakibat volume permintaan kecil, kebijakan ini dipilih tergantung pada sifat
ketahanan barang atau tingkat perputaran yang dikehendaki dan sebagainya.
b Penetapan atau penentuan harga, manajer keuangan turut serta
dalam menetapkan suatu harga yang layak bagi produk yang dihasilkan.
c Pengendalian biaya, manajer keuangan dapat mengatur segala hal
yang berkenaan dengan biaya produksi dan harga pokok barang agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dan wajar.
22
3 Fungsi Manajemen Keuangan
Manajer keuangan harus siap untuk membuat keputusan yang tepat dan konsisten dan harus mengetahui konsep-konsep manajemen
keuangan yang meliputi : Sinuraya, 1999:7 a
Keputusan tentang penentuan besarnya modal yang dibutuhkan menyangkut pembelanjaan kuantitatif.
Keputusan tentang penentuan jenis modal pembelanjaan kualitatif yang akan ditarik, hal ini dihadapkan kepada lama modal yang diperlukan dari sudut
rentabilitas sehingga persoalan ini sangat menentukan baik atau buruknya keadaan perusahaan
2.2.8 Kaitan Manajamen Keuangan dengan Disiplin Ilmu Lainnya
Menurut Lukviarman 2006:3 manajemen keuangan berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lainnya, terutama ilmu akuntansi. Akuntansi akan
menghasilkan laporan keuangan yang akan bermanfaat bagi manajemen di dalam mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu, dan di dalam pembuatan keputusan
tentang arah perkembangan perusahaan di masa datang. Disamping itu, karena manajemen keuangan tidak terlepas dari aspek perpajakan, maka laporan
keuangan akan menyediakan informasi akuntansi yang bermanfaat untuk menentukan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
Manajemen keuangan juga berhubungan dengan berbagai topik ekonomi makro, seperti sistem perbankan serta mekanisme pasar barang dan pasar modal.
Perkembangan manajemen keuangan juga tidak terlepas dari bahasan teori ekonomi mikro yang merupakan landasan penting di dalam membuat keputusan
23
keuangan. Untuk membantu manajemen keuangan di dalam membuat keputusan- keputusan keuangan, informasi yang berasal dari disiplin ilmu lainnya;
manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen personalia serta metode kuantitatif, juga sangat diperlukan.
2.3 Teori Keagenan agency theory