23
keuangan. Untuk membantu manajemen keuangan di dalam membuat keputusan- keputusan keuangan, informasi yang berasal dari disiplin ilmu lainnya;
manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen personalia serta metode kuantitatif, juga sangat diperlukan.
2.3 Teori Keagenan agency theory
Chinn 2000 menyatakan ada dua teori utama yang berkaitan dengan corporate governance, yaitu stewardship theory dan agency theory. Stewardship
theory dibangun melalui asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada dasarnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh
tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Hubungan fidusia inilah yang dikehendaki oleh para pemegang saham. Stewardship theory
memandang manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik – baiknya bagi kepentingan publik maupun stakeholder.
Agency theory yang dikembangkan oleh Michael Johnson memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agen bagi para pemegang saham, akan
bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham.
Agency theory merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa hubungan
keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer agent dengan investor principal. Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena terdapat
kemngkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan agency cost. Contoh yang umum adalah audit
24
akuntansi pada laporan keuangan perusahaan. Pemilik mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk melihat apakah agen telah bertindak sesuai
kepentingan principal dengan melaporkan secara akurat. Sundjaja dan Barlian 2003 menyatakan terdapat empat biaya yang
dapat digolongkan pada agency cost : 1.
Biaya pengawasan Biaya pengawasan adalah biaya untuk mengawasi pengeluaran, untuk
mencegah pihak manajemen berperilaku tidak terbatas pada hasil yang memuaskan saja, melainkan juga memaksimalkan harga saham. Biaya
yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya audit. 2.
Biaya perlindungan Biaya perlindungan adalah biaya untuk melindungi pengeluaran
perusahaan, dengan maksud melindungi kemungkinan adanya ketidakjujuran manajer perusahaan mengeluarkan biaya untuk pihak ketiga
sebagai perusahaan penjamin. 3.
Biaya kesempatan opportunity cost Biaya kesempatan timbul karena kesulitan perusahaan besar untuk
merespon kesempatan baru sehinggan kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
4. Biaya penyusunan kompensasi manajemen.
Biaya ini merupakan pengeluaran untuk menyusun rencana kompensasi bagi manajemen. Biaya ini merupakan agency cost yang paling mahal.
Bertujuan memberikan insentif pada manajemen untuk bertindak yang
25
terbaik bagi kepentingan pemilik dan memberikan kompensasi kepada manjer atas tindakan tersebut.
Eisenhardt 1989 menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu :
1. Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri self interest
2. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai presepsi masa mendatang
bounded rationality 3.
Manusia selalu menghindar resiko risk averse Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia, agen sebagai manusia akan
bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya. Agen sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik pemegang saham. Agen berkewajiban memberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Informasi akuntansi yang diungkapkan terkadang tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada, agen memiliki informasi yang lebih banyak full information dibandingkan dengan principal, sehingga menimbulkan asimetry information.
Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh agent dapat memicu untuk melakukan tindakan – tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk
memaksimumkan keuntungannya. Investornya akan sulit untul mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit
informasi yang ada. Kebijakan – kebijakan tertentu terkadang dilakukan oleh manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor.
26
Asimetri informasi antara manajemen agent dengan pemilik principal dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba
earnings management. Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik principal dan sebagai
imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan dimana
masing – masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki Ali,2002.
Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan teori keagenan, diharapkan bias befungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan
kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para
investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri menggelapkan atau menginvestasikan ke
dalam proyek – proyek yang tidak mnguntungkan berkaitan dengan dana yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor
mengontrol para manajer Shleifer dan Visnhy,1997 dengan kata lain corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan biaya
keagenan agency cost
2.3.1 Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar
27
perusahaan. Agency theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer agen dengan pemilik principal.
Jensen dan Meckling 1976 dalam Rahmawati,dkk 2006 menyatakan bahwa jika kedua kelompok agen dan prinsipal tersebut adalah orang – orang
yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan
principal. Prinsipal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen dan melakukan monitoring yang didesain untuk membatasi aktivitas
agen yang menyimpang. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik pemegang saham. Oleh karena itu sebagai pengelola,
manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat melalui pengungkapan informasi akuntansi
seperti laporan keuangan. Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak,
termasuk manajemen perusahaan itu sendiri. Namun yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna eksternal diluar
manajemen. Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar
ketidakpastiannya Ali, 2002. Para pengguna internal para manajemen memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahaan dan mengetahui peristiwa –
28
peristiwa signifikan yang rerjadi, sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal.
Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi information asymmetry. Yaitu kondisi dimana ada
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi prepaper dengan pihak pemegang saham dan stakeholder
pada umumnya sebagai pengguna informasi user. Menurut Scott 2000, terdapat dua macam asimetri informasi yaitu :
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang – orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut
tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham. 2. Moral hazard, yaitu kegiatana yang dilakukan oleh seorang manajer tidak
seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang
saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
Dalam penyajian informasi akuntansi, khususnya penyusunan laporan keuangan, agen juga memiliki informasi yang asimetri sehingga dapat lebih
fleksibel mempengaruhi laporan keuangan untuk memaksimalkan kepentingannya. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
29
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Namun dengan adanya kondisi yang
asimetri, maka agen dapat mempengaruhi angka – angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba.
2.4 Manajemen Laba