Kesejahteraan Psikologis LANDASAN TEORI

24

C. Kesejahteraan Psikologis

1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis. Kebahagiaan merupakan komponen yang penting dalam dalam konsep seseorang untuk hidup yang baik dan menjadi bagian dari masyarakat yang baik Ed Diener, Richard E.Lucas, dan Shigehiro Oishi,2008. Setiap orang memiliki tujuan untuk dapat mencapai kebahagiaan karena menurut Richard Layard, 2003, kebahagiaan dapat membuat seseorang merasa dalam keadaan yang baik, menikmati hidup dan merasa segala sesuatunya luar biasa. Kebahagiaan Eudamonic atau yang biasa disebut dengan Psychological Wellbeing merupakan kesejahteraan psikologis jangka panjang dihasilkan dari keterlibatan pengembangan individu dan tantangan eksistensial dalam makna kehidupan dan refleksi diri. Keyes et al., 2002; Ryan and Deci, 2001; Waterman, 1993 dalam John Maltby, Liza Day and Louise Barber, 2005. Kesejahteraan psikologis melihat kebahagiaan sebagai self- realization realisasi diri dengan cara merealisasikan potensi yang ada dalam diri. Kesejahteraan psikologis memiliki kesamaan dengan psikologi humanistik yang memiliki konsep aktualisasi diri dan orang yang berfungsi penuh sebagai kriteria perkembangan yang sehat dan fungsi yang optimal Maslow dan Roger dalam Ryff dan Keyes, 1995 Orang yang sehat secara mental merupakan individu yang berfungsi secara penuh. Hal tersebut berarti bahwa individu tersebut 25 adalah orang yang bahagia menurut teori Euadamonic atau kesejahteraan psikologis. 2. Nilai Penting Kesejahteraan Psikologis. Orang dengan Kesejahteraan psikologis yang tinggi akan terhindar dari kemungkinan depresi. Kesejahteraan psikologis yang rendah dapat meningkatkan faktor risiko untuk penyakit jiwa. Kesejahteraan psikologis sangat berkorelasi dengan depresi. Kesejahteraan psikologis yang rendah dapat mengakibatkan munculnya depresi. Hal tersebut memperlihatkan bahwa Kesejahteraan psikologis yang tinggi dapat menjadi faktor protektif dari depresi Joseph dan Wood, 2010. 3. Aspek Kesejahteraan Psikologis Ryff membuat enam dimensi dari Kesejahteraan psikologis Ryff, 1989; Ryff dan Keyes, 1995, yaitu: a. Penerimaan Diri Evaluasi positif pada diri dan diri masa lalu. Orang dinyatakan dapat menerima diri dengan baik apabila ; 1. Memiliki sikap positif terhadap diri 2. Menerima kualitas diri yang buruk 3. Merasa positif terhadap kehidupan masa lalu 26 b. Penguasaan Lingkungan Memiliki kompetensi dalam mengatur hidup dan lingkungannya. Orang dinyatakan memiliki kemampuan dalam menguasai lingkungannya apabila ; 1. Memiliki pemahaman dalam penguasaan dan kompetensi mengatur lingkungan. 2. Dapat mengontrol aktfitas eksternal 3. Dapat mengefektifkan kesempatan yang ada di sekelilingnya 4. Dapat menciptakan ataupun memilih konteks yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai dalam dirinya c. Hubungan Positif Memiliki hubungan yang berkualitas dengan orang lain Orang dapat memiliki relasi yang positif apabila ; 1. Memiliki kehangatan dan dapta dipercaya dalam hubungannya dengan orang lain 2. Berkonsentrasi terhadap kesejahteraannya dan orang lain 3. Memiliki empati yang kuat, afeksi dan intimasi 4. Mengerti aturan dalam hubungan dengan sesama manusia 27 d. Tujuan dalam Hidup Memiliki pengertian terhadap makna dan tujuan hidup Orang yang memiliki tujuan hidup adalah orang; 1. Memiliki cita-cita dalam kehidupan dan pemahaman tentang keberlangsungannya 2. Memahami pengertian masa depan dan masa lampau 3. Mempunyai keyakinan terhadap tujuan hidup 4. Memiliki tujuan dan objektif untuk kehidupan e. Pertumbuhan Pribadi Memahami keberlanjutan pertumbuhan dan perkembangan sebagai individu Orang yang memiliki pertumbuhan pribadi adalah orang yang ; 1. Memiliki pemikiran mengenai keberlanjutan perkembangan 2. Melihat dirinya sebagai pribadi yang bertumbuh dan berkembang 3. Terbuka pada pengalaman baru 4. Memilki pehamaman mengenai potensi yang dimiliki diri 5. Melihat kemajuan dalam diri dan tingkah laku sepanjang waktu 28 f. Otonomi Memahami diri sebagai keberlangsungan dan penentuan aksi maupun pilihan. 1. Dapat menentukan dirinya sendiri dan mandiri 2. Dapat menghadapi tekanan sosial 3. Dapat meregulasi diri dari dalam 4. Dapat mengevaluasi diri dengan standar personal. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurut perspektif kesejahteraan psikologis, kesejahteraan merupakan konsep untuk memenuhi potensi seseorang dalam suatu proses realisasi diri yang memperlihatkan keberberfungsian penuh seseorang, kebermaknaan, aktualisasi diri dan vitalitas. Kesejahteraan psikologis memiliki fokus yang menyangkut potensi manusia dan kekuatan pribadi Ryff Singer, 1996 sehingga kesejahteraan psikologis yang tinggi dapat menjadi faktor protektif dari depresi. Ryff membuat enam dimensi kesejahteraan psikologis meliputi penerimaan diri, penguasaan lingkungan, hubungan positif, tujuan dalam hidup, pertumbuhan pribadi, dan otonomi Ryff, 1989; Ryff dan Keyes, 1995. 29 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis. a. Status Sosial Ekonomi Ryff dkk., dalam Ryan Decci, 2001 mengemukakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan dan pertumbuhan diri. Banyak efek negatif dari status sosial ekonomi yang rendah pada dimensi ini. Hal tersebut tampaknya hasil dari proses perbandingan sosial, di mana individu miskin merasa dirinya kurang beruntung dibandingkan dengan orang lain dan individu tersebut merasa tidak mampu untuk mendapatkan sumber daya yang bisa menyesuaikan kesenjangan yang dirasakan. b. Usia Ryff 1989 menemukan adanya perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis pada orang dari berbagai kelompok usia. Dalam dimensi penguasaan lingkungan terlihat profil meningkat seiring dengan pertambahan usia. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin mengetahui kondisi yang terbaik bagi dirinya. Oleh karenanya, individu tersebut semakin dapat pula mengatur lingkungannya menjadi yang terbaik sesuai dengan keadaan dirinya. Individu yang berada dalam usia dewasa akhir memiliki skor kesejahteraan psikologis yang lebih rendah dalam dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan diri; individu yang berada dalam usia dewasa madya 30 memiliki skor kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi dalam dimensi penguasaan lingkungan; individu yang berada dalam usia dewasa awal memiliki skor yang lebih rendah dalam dimensi otonomi dan penguasaan lingkungan dan memiliki skor kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi dalam dimensi pertumbuhan diri. Dimensi penerimaan diri dan dimensi hubungan positif dengan orang lain tidak memperlihatkan adanya perbedaan seiring dengan pertambahan usia Ryff dalam Ryan Deci, 2001. c. Budaya Christopher 1999 mengatakan bahwa sistem nilai individualisme- kolektivisme memberi dampak terhadap kesejahteraan psikologis yang dimiliki suatu masyarakat. Budaya yang menganut sistem nilai individualisme memiliki skor yang tinggi dalam dimensi penerimaan diri dan dimensi otonomi, sedangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai kolektivisme, memiliki skor yang tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang lain. d. Jenis Kelamin Ryff 1989 mengemukakan bahwa pada dimensi kesejahteraan psikologis, perempuan memiliki hubungan positif dengan orang lain dan memiliki kecenderungan skor yang lebih tinggi pada pertumbuhan 31 pribadi. Perempuan menunjukkan kekuatan pada dimensi interpersonal, sebagai pusat perkembangan konsepsi perempuan. e. Agama Agama diasosiasikan dengan kesehatan mental. Pengalaman hidup keagamaan dapat memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari. Ritcher 2006 mengungkapkan bahwa tingkat kegamaan yang tinggi pada individu berasosiasi dengan karakteristik kepribadian yang sehat ditunjukkan dengan kesejahteraan psikologis yang tinggi.

D. Dinamika Kesejahteraan Psikologis pada Orang Tua yang Hidup dalam