Dinamika Kesejahteraan Psikologis pada Orang Tua yang Hidup dalam

31 pribadi. Perempuan menunjukkan kekuatan pada dimensi interpersonal, sebagai pusat perkembangan konsepsi perempuan. e. Agama Agama diasosiasikan dengan kesehatan mental. Pengalaman hidup keagamaan dapat memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari. Ritcher 2006 mengungkapkan bahwa tingkat kegamaan yang tinggi pada individu berasosiasi dengan karakteristik kepribadian yang sehat ditunjukkan dengan kesejahteraan psikologis yang tinggi.

D. Dinamika Kesejahteraan Psikologis pada Orang Tua yang Hidup dalam

Kemiskinan Kemiskinan dapat diartikan sebagai kondisi hidup baik pada laki-laki maupun perempuan yang serba kekurangan dari segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan seseorang menjadi tidak bahagia. Orang yang tidak bahagia memiliki pandangan yang negatif mengenai dirinya, lingkungan, dan masa depan. Ketidakbahagiaan tampak pada rendahnya kesejahteraan psikologis pada diri seseorang sehingga dapat meningkatkan faktor risiko untuk penyakit jiwa. Kebahagiaan eudamonic atau kesejahteraan psikologis sangat berkorelasi dengan depresi. Kesejahteraan psikologis yang rendah dapat mengakibatkan munculnya depresi Joseph dan Wood, 2010. 32 Depresi merupakan gangguan mental yang dapat terjadi pada anak- anak, remaja, dewasa, dan orang yang sudah tua. Orang yang mengalami depresi memiliki perasaan sedih, kesepian, marah, tidak berharga, putus asa, agitasi, dan rasa bersalah yang mungkin disertai dengan gejala fisik yang ditandai dengan kesehatan yang memburuk Sharp, dan Lipsky, 2002. Masalah ini dapat menjadi kronis dan mengarah pada ketidakmampuan individu menjalankan kehidupan sehari-harinya sehingga berdampak pada penurunan kualitas hidup seseorang dan keluarga. Depresi yang terjadi pada orang tua dapat mengakibatkan sejumlah anak akan terpengaruh dalam perkembangannya dan adanya penyesuaian diri yang buruk pada anak Santrock, 2002. Penting bagi orang tua untuk sehat secara mental agar dapat menjalankan fungsi keluarga secara penuh sehingga keluarga menjadi sejahtera. Depresi dapat diantisipasi dengan adanya faktor protektif. kesejahteraan psikologis yang tinggi merupakan faktor protektif dari depresi Joseph dan Wood, 2010. Kesejahteraan psikologis merupakan kesejahteraan psikologis jangka panjang dihasilkan dari keterlibatan pengembangan individu dan tantangan eksistensial dalam makna kehidupan dan refleksi diri. Keyes et al., 2002; Ryan and Deci, 2001; Waterman, 1993 dalam Maltby, Day and Barber, 2005. Kesejahteraan psikologis melihat kebahagiaan sebagai self-realization realisasi diri dengan cara merealisasikan potensi yang ada dalam diri. Ryff 1989 membuat enam dimensi dari kesejahteraan 33 psikologis meliputi penerimaan diri, penguasaan lingkungan, hubungan positif, tujuan dalam hidup, pertumbuhan pribadi, dan otonomi. Kondisi ekonomi yang buruk dapat berpengaruh pada kesejahteraan psikologis pada orang yang hidup dalam kemiskinan. Orang yang hidup dalam kemiskinan memiliki kondisi hidup yang serba kekurangan dari segi ekonomi menyebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar sehingga orang yang hidup dalam kemiskinan tersebut mengalami keterbatasan dalam kehidupannya dan dapat mengakibatkan rendahnya penerimaan diri, tidak adanya tujuan hidup, penguasaan lingkungan yang kurang dan pertumbuhan diri yang terhambat. Meskipun demikian, pada orang yang hidup dalam kemiskinan yang menganut budaya kolektivisme, kemiskinan belum tentu mengakibatkan kesejahteraan psikologis yang rendah karena budaya yang menganut nilai kolektivisme memiliki skor yang tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang lain Ryff, 1995. Selain itu, orang yang hidup dalam kemiskinan juga dapat memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi karena ada faktor usia yang mempengaruhinya dimana semakin bertambah usia seseorang maka semakin mengetahui kondisi yang terbaik bagi dirinya Ryff, 1989. Hal tersebut dikuatkan juga oleh faktor agama spiritualitas. Orang yang hidup dalam kemiskinan dengan tingkat spiritualitas yang tingi akan membuat pribadi yang sehat mental karena agama membantu seseorang untuk menemukan makna kehidupan sehari-hari sehingga akan menemukan kebermaknaan hidup. 34 Uraian diatas menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis seseorang dapat berbeda satu sama lain tergantung pada bagaimana individu tersebut dapat mengembangkan diri dan menghadapi tantangan eksistensial dalam mencapai makna kehidupan dan refleksi diri sehingga menjadi individu yang berfungsi secara penuh. Maka penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana kesejahteraan psikologis pada orang tua yang hidup dalam kemiskinan. Apakah orang tua yang hidup dalam kemiskinan dengan segala keterbatasannya dapat memiliki kesejahteraan psikologis. 35

E. Skema Penelitian