33
Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak Poedjiadi, 1999: 63 adalah sebagai berikut: 1 tujuan pendidikan menurut teori
belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi, 2
kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta
didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan 3
peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan
teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
2.4. Pengaruh Pelatihan yang Diikuti Terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Teori Belajar Menurut Thorndike Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan
peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakantindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat
berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran,
34
tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme
Slavin, 2000. Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni 1 hukum
efek; 2 hukum latihan dan 3 hukum kesiapan Bell, Gredler, 1991. Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.
2.5. Pengaruh Tingkat Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Thong and Yap 1996; Horrison et al. 1997; Mc Gowan and Madey, 1998 dikutip oleh Rifqi, 2009, pemilik dan manajer perusahaan yang
memiliki pemahaman Teknologi informasi yang baik akan bersifat positif terhadap Teknologi informasi dan kemungkinan mengadopsi dan menggunakan
Teknologi informasi secara ekstensif di dalam kegiatan usahanya. Agar individu dalam hal ini para pemilik industri kecil dan rumah tangga
dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan dapat bekerja sama dengan baik, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman disini berarti pemahaman akan
pentingnya suatu pencatatan akuntansi yang didasri dari suatu sistem informasi akuntansi, sebab informasi akuntansi digunakan sebagai pedoman dalam
pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha serta semakin tinggi tingkat pemahaman para pemilik IKRT maka akan semakin luas
pandangan mereka terhadap berbagai bentuk penerapan pencatatan akuntansi dalam bisnis usaha kecil mereka.
35
Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara tingkat pemahaman terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Karena
pemahaman dibidang teknologi informasi meningkatkan efisien dan efektifitas kegiatan usahanya serta dapat menerapkan teknologi di dalam kehidupan bisnis
mereka. Menurut
Kitahara 1995 berteori tentang penggunaan TI sebagai “hidden desire” untuk mengontrol birokrasi dalam rangka demokrasi. Hague
dan Loader 1999 mengaitkan dua hal dengan kemunculan digital democracy: persepsi tentang proses politik yang dianggap sudah harus
berubah, dan harapan penggunaan TI dalam meningkatkan partisipasi politik rakyat
Pada proses akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu proses akuntansi secara manual dan proses secara
komputer. Pada umumnya untuk perusahaan yang sudah maju dan besar dalam menerapkan sistem informasi akuntansinya sudah menggunakan komputer untuk
memproses transaksi akuntansinya dan mungkin perusahaan skala kecil dan menengah yang menggunakannya atau masih secara manual.
Sistem secara manual merupakan suatu proses transaksi yang meliputi penjumlahan dari dokumen dan memindahkannya ke dalam buku besar kemudian
menyiapkan neraca saldo untuk penyajian laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi secara manual kemungkinan besar terjadi pengulangan pencatatan data
karena tidak adanya hubungan suatu data dan dirasakan sangat lambat, cenderung terjadi kesalahan dan terbatas.
36
Sistem informasi akuntansi berdasarkan komputer merupakan semua transaksi yang ada diintegrasikan menjadi suatu pool yang disimpan dalam suatu
alat penyimpanan storage dan dapat diakses langsung kepada para pemakainya. Hasil dari proses akuntansi dengan komputer akan menghasilkan suatu informasi
laporan keuangan dan laporan lainnya yang akurat, cepat, tepat dan relevan yang berguna bagi para pemakai yang berkepentingan langsung.
Perusahaan yang
menggunakan SIA
berdasarkan komputer disebut Fully Computerized, dimana sistem ini membutuhkan dana yang sangat besar dan
perangkat teknologi komputer yang canggih. Dan tujuan utama perusahaan dengan menggunakan komputer pada SIA adalah membantu pengolahan data
akuntansi menjadi sistem informasi akuntansi berguna bagi perusahaan dalam mengambil keputusan.
2.6. Pengaruh Tingkat Investasi Terhadap Teknologi Industri