47
1. Pengurus Ketua, Sekretaris, Bendahara = 3 orang
2. Kepegawaian Staff, Administrasi = 11 orang
= 14 orang
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data primer
Data yang diperoleh dari kuesioner yang berupa daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari para manajer
pemilik perusahaan kecil dan menengah sebagai responden. b. Data sekunder
Adalah data yang diperoleh atau bersumber dari literatur serta sumber-sumber lain yang diperlukan sebagai landasan teoritis dalam pembahasan penelitian
dan sehubungan dengan kegiatan operasional perusahaan
3.3.2. Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data dimana sumber data dalam penelitian ini diambil dari intern Koperasi Pegawai Swadharma Surabaya,
Jalan Raya Pasar Kembang Grand Flower No.4
3.3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok yaitu:
48
1. Wawancara Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
wawancara langsung dengan pihak perusahaan 2. Kuesioner
Memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk kemudian diberikan nilai atau skor. Kuesioner tersebut dibagikan kepada pihak yang
berkepentingan yang secara langsung berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3. Observasi Mengadakan pengamatan langsung ke dalam perusahaan untuk mengetahui
gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Kualitas Data
Ada dua konsep mengukur kualitas data, yaitu realibilitas dan validitas. Artinya, suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang biasa jika data yang
diperoleh kurang reliable dan kurang valid.
3.4.1.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur kuesioner mengukur apa saja yang diinginkan. Valid tidaknya alat ukur tersebut
dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-
49
masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua pertanyaan.
Suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat dilihat dari kolom corrected item total correlation r
hitung .
Koefisien masing-masing item kemudian dibandingkan dengan nilai r
kritis
dengan kriteria pengujian sebagai berikut : - Jika
nilai r
hitung
0,30 berarti pernyataan valid. - Jika
nilai r
hitung
≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid. Azwar, 1997:158
3.4.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas disini digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan, dengan perkataan lain
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan pengukur yang sama. Sedangkan menurut Nazir 1998:161.
Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur itu mantap dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil dapat
diandalkan dependability dan dapat diramalkan predictability suatu alat ukur yang mantap tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan karena
penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali dan memberikan hasil yang serupa. Sedangkan ukuran yang akurat adalah ukuran yang cocok dengan yang ingin
diukur sehingga error atau kesalahan yang terjadi yaitu error pengukuran yang
50
random sifatnya dapat ditolerir, makin besar error yang terjadi maka makin kecil reliabilitas pengukuran dan sebaliknya
Menurut Ghozali 2001:133 suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60.
3.4.2. Uji Normalitas
Uji normalitas disini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diberikan responden mengikuti normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah suatu
data mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode kolmogorov smirnov Sumarsono, 2004:40.
Menurut Sumarsono, 2004:43 pedoman dalam mnegambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah:
1. Jika signifikan nilai probabilitas lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal
2. Jika signifikan nilai probabilitas lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum diuji persamaan regresi berganda sesuai dengan pengujian secara simultan maupun parsial, maka akan dilihat terlebih dahulu apakah persamaan :
Y
1,2,….
= β
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ e Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas atau regresi
bersifat BLUE, maka harus dipenuhi tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar:
51
1. Tidak ada Multikolinieritas 2. Tidak ada Autokorelasi
3. Tidak ada Heterokedastisitas Artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul-betul linier dan atau
tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang berarti, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji T menjadi tidak bias. Dibawah ini akan dijelaskan
masing-masing asumsi BLUE tersebut yaitu:
1. Multikolinieritas
Uji Multikolinier artinya antara variabel independen yang satu dengan yang lain dalam regresi berhubungan secara sempurna atau mendekati
sempurna. Hal ini dapat diidentifikasi secara statistik ada atau tidak, gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung varience inflation factor
VIF = 11-R
2
VIF menyatakan tingkat pembengkakan variance, apabila VIF 10, maka hal ini berarti terdapat Multikolinieritas pada persamaan linear Ghozali,
2006:95
2. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pada penggaggu pada periode t-1
sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Nilai autokorelasi dapat dilihat dari
besarnya nilai pada table kriteria Durbin Watson DW-test.
52
Pendektesian autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak berdasarkan
waktu urut time series.
3. Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas artinya antara salah satu pertanyaan yang harus dipenuhi varian dan komponen pengganggu dianggap konstan dari
pengamatan yang satu ke pengamatan lain. Hal ini bisa diidentifikasikan dengan cara menghitung korelasi Rank Spermans Gujarati, 1995:177 antara
residual dengan seluruh variabel independen atau yang menjelaskan. Adapun uji heterokedastisitas sebagai berikut:
a. Apabila nilai signifikan hitung sig tingkat signifikan 0,05 maka Ho diterima berarti tidak terjadi heterokedastisitas
b. Apabila nilai signifikan hitung sig tingkat signifikan 0,05 maka Ho ditolak berarti terjadi heterokedastisitas
3.4.4. Teknik Analisis Regresi Berganda
Adapun bentuk umum dari regresi linear berganda secara sistematis adalah sebagai berikut :
Y =
b + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
3
x
3
+ b
3
x
3
+ e Keterangan :
Y : Variabel terikat Penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi pada perusahaan
b : Konstanta
b
1
: Koefisien regresi x
1
b
2
: Koefisien regresi x
2
b
3
: Koefisien regresi x
3
53
b
4
: Koefisien regresi x
4
X1 : Tingkat pendidikan X2 : Pelatihan yang diikuti
X3 : Tingkat pemahaman X4 : Tingkat investasi
3.4.5. Uji Hipotesis 3.4.5.1. Uji Kesesuaian Model Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan yang diikuti,
tingkat pemahaman dan tingkat investasi terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.
a. Hipotesis : H
: β1 = β2 = β3 = β4 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan
tidak cocok guna melihat pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan yang diikuti, tingkat pemahaman dan tingkat investasi terhadap penggunaan
informasi akuntansi berbasis teknologi. H
1
: β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan
cocok guna melihat pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan yang diikuti, tingkat pemahaman dan tingkat investasi terhadap penggunaan
informasi akuntansi berbasis teknologi. b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05.
c. Kriteria keputusan 1. Jika nilai probabilitas 0,05, maka Ho diterima dan H
1
ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh tingkat
54
pendidikan, pelatihan yang diikuti, tingkat pemahaman dan tingkat investasi terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.
2. Jika nilai probabilitas 0,05 maka Ho ditolak dan H
1
diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh tingkat
pendidikan, pelatihan yang diikuti, tingkat pemahaman dan tingkat investasi terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.
3.4.5.2. Uji t Uji Parsial
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel tingkat pendidikan, pelatihan yang diikuti, tingkat pemahaman dan tingkat investasi
terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi. a. Hipotesis :
H :
βi = 0, menunjukkan variabel tingkat pendidikan, pelatihan yang diikuti, tingkat pemahaman dan tingkat investasi secara parsial tidak
berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.
H
1
: βi ≠ 0, menunjukkan variabel tingkat pendidikan, pelatihan yang
diikuti, tingkat pemahaman dan tingkat investasi secara parsial berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis
teknologi. Dimana : i = 1, 2, 3, 4
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05. c. Kriteria keputusan
55
1. Jika nilai probabilitas 0,05, maka Ho diterima dan H
1
ditolak yang berarti variabel tingkat pendidikan, pelatihan yang diikuti, tingkat pemahaman dan
tingkat investasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.
2. Jika nilai probabilitas 0,05 maka Ho ditolak dan H
1
diterima yang berarti variabel tingkat pendidikan, pelatihan yang diikuti, tingkat pemahaman dan
tingkat investasi secara parsial berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian
Letak kantor Koperasi “Swadharma” Surabaya, yang beralamat dijalan Raya Pasar Kembang No. 4 Surabaya, Telp. 031-5457724 -, 5354527, dengan
Nomor Badan Hukum SK. Menkop dan UKM No.30BH436.4.132005, dengan klasifikasi A. Koperasi “Swadharma” sangat strategis karena berada di
pnggir jalan raya yang mudah dijangkau dengan semua jenis kendaraan. Hal ini sangatlah membantu jalannya kegiatan perkoperasian. Koperasi “Swadharma”
Surabaya buka setiap hari kerja dari jam 8.00 sampai jam 14.00, kecuali hari Jum’at sampai jam 11.00.
4.1.2. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Koperasi Swadharma Surabaya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi
Adapun tugas dan wewenang adalah sebagai berikut : 1.
Ketua : -
Bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh anggota pengurus dan menangani tugas pengurus yang berhalangan, memimpin rapat dan
mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan, -
Berfungsi sebagai pengurus, selaku pimpinan, -
Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota, Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus dalam mengambil
keputusan tentang hal-hal yang prinsip, serta menandatangani surat-surat bersama Sekretaris, serta surat-surat berharga bersama Bendahara,
- Bertanggungjawab pada Rapat Anggota
2. Sekretaris
- Bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan dibidang
kesekretariatan, keanggotaan dan pendidikan. -
Berfungsi sebagai Pengurus selaku Sekretaris. Pengawas
Penasehat Ketua
Sekretaris Bendahara
- Berwenang menentukan kebijaksanaan dan melakukan segala perbuatan
yang berhubungan dengan bidangnya sesuai keputusan rapat pengurus, serta menandatangani surat bersama unsur Ketua.
3. Bendahara
- Bertugas mengelolan keuangan menerima, menyimpan dan melakukan
pembayaran, membina administrasi keuangan dan pembukuan. -
Berfungsi sebagai Pengurus, selaku Bendhara. -
Berwenang menentukan kebijakan dan melakukan segala perbuatan yang berhubungan dengan bidangnya, serta menandatangani surat-surat
berharga bersama unsur Ketua. -
Bertanggungjawab kepada rapat pengurus lengkap melalui ketua. 4.
Penasehat -
Bertugas memberikan pertimbangan dan nasehat baik diminta maupun tidak diminta untuk kepentingan dan kemajuan Koperasi,
- Berfungsi sebagai penasehat,
- Dapat menghadiri Rapat Anggota, Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus.
5. Pengawas
- Bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-kurangnya
tiga bulan sekali atas tata kehidupan Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen, Usaha, Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan Pengurus.
- Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan Pemeriksa.
- Berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau harta
kekayaan koperasi. -
Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.
4.1.3. Komposisi Keanggotaan
Berdasarkan data Tahun 2010, Koperasi “Swadharma” Surabaya mempunyai jumlah anggota 581 orang, dan menurut data jumlah anggota
menurut jenis kelamin yaitu jumlah laki-laki 147 serta jumlah perempuan 434 jiwa. Berikut ini jumlah anggota menurut usia pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 : Jumlah Anggota Menurut Usia di Koperasi Swadharma No
Anggota Menurut Usia Jumlah
1 20 – 25 tahun
47 orang 2
26 – 30 tahun 98 orang
3 31 – 35 tahun
132 orang 4
35 – 40 tahun 216 orang
5 40 tahun ke atas
88 orang Jumlah
581 orang Sumber : Data Anggota Koperasi Swadharma Akir Tahun 2010
Berdasarkan Tabel 4.1 jumlah anggota yang terbanyak yaitu pada usia 35 – 40 Tahun, sedangkan jumlah anggota yang terendah yaitu pada usia 20 – 25
Tahun.
4.1.4. Pendidikan
Berdasarkan komposisi anggota koperasi Swadharma menurut pendidikan, dari tingkat Sekolah Dasar SD, sampai jenjang Perguruan Tinggi
PT. Tingkat pendidikan anggota dilihat sebagi berikut :
Tabel 4.2 : Tingkat Pendidikan Anggota Koperasi Swadharma
No Tingkat Pendidikan
Jumlah
1 Perguruan Tinggi
246 orang
2 Diploma 3
142 orang
3 SMA 167
orang
4 SMP 26
orang
5. SD -
Jumlah 581 orang
Sumber : Data Anggota Koperasi Swadharma Tahun 2010 Berdasarkan Tabel 4.2 menyebutkan bahwa tidak ada anggota koperasi
pada tingkat Sekolah Dasar SD, anggota koperasi pada tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP sebanyak 26 orang, anggota koperasi pada tingkat
Sekolah Menengah Umum SMU sebanyak 167 orang, anggota koperasi pada tingkat Diploma 3 D3 sebanyak 142 orang dan anggota koperasi pada tingkat
sarjana sebanyak 246 orang.
4.1.5. Mata Pencaharian
Dari mata pencarihan diketahui bahwa pekerjaan anggota sangat bervariasi, meliputi : pedagang, PNS, pegawai swasta dari sekian banyak
pekerjaan anggota koperasi Swadharma, yang paling banyak adalah pegawai swasta. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 4.3
Tabel 4. 3 : Mata Pencaharian Anggota Koperasi Swadharma No Mata
Pencaharian anggota
Jumlah 1 Pedagang
41 orang
2 PNS 115
orang 3
Pegawai swasta 425 orang
Jumlah 581 orang
Sumber : Data Monografi Koperasi Swadharma Tahun 2010 Berdasarkan Tabel 4.3 menyebutkan bahwa anggota koperasi yang
memiliki mata pencaharian sebagai pedagang sebanyak 41 orang, anggota koperasi yang memiliki mata pencaharian sebagai PNS sebanyak 11 orang dan
anggota koperasi yang memiliki mata pencaharian sebagai pegawai swasta sebanyak 425 orang.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Tabulasi Jawaban Responden