FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik ).

(1)

(Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik )

SKRIPSI

Diajukan Oleh : JOKO PERMANA PUTRA

1013010080/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(2)

(Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS

Progdi Akuntansi

Diajukan Oleh : JOKO PERMANA PUTRA

1013010080/FE/EA Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(3)

USAHA KECIL DAN MENENGAH

(Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik )

Yang diajukan

JOKO PERMANA PUTRA 1013010080/FE/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak Tanggal : …………... NIP. 19510807 198303 1001

Mengetahui, Ketua Progdi Akuntansi

Dr. Hero Priono, SE, Msi, Ak, CA NIP. 19611011 199203 1001


(4)

USAHA KECIL DAN MENENGAH

(Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik )

Yang diajukan

JOKO PERMANA PUTRA 1013010080/FE/EA Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak Tanggal : …………... NIP. 19510807 198303 1001

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis

DRS. H. RAHMAN A. SUWAIDI, MS NIP. 19600330 1986031003


(5)

Gresik) Disusun Oleh :

Joko Permana Putra

1013010080/FE/AK telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal April 2014

Pembimbing: Tim Penguji:

Pembimbing Utama Ketua

Drs. Ec. Sjafi’i, MM, Ak Drs. Ec. Saiful Anwar. M.si Sekretaris

Dra. Ec. Sjafi’i, MM, Ak Anggota

Dr.Gideon Setyo B, M.Si

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(6)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan judul : “FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH” (Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik ). dengan baik.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. H. Rahman A. Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(7)

6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Ibu tercinta, Ayah, Kakak dan seluruh keluarga yang telah memberi doa restu, kasih sayang, dukungan moril dan materiil selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

8. Septi, Bunga, dita, Rejaa, Atus, Agil, Ragil, Ndu, Able serta sahabat-sahabat lainnya yang telah menjadi sahabat seperjuangan, teman diskusi dan banyak memberikan dukungan, doa dan perhatian kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh Pemilik UKM di Kabupaten Gresik telah membantu meluangkan waktunya untuk mengisi kuisioner dan memberikan data-data yang dibutuhkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(8)

“Veteran” umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.

Surabaya, April 2014


(9)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... 10

2.2.1.1 Pengertian Sistem ... 10

2.2.1.2 Pengertian Informasi ... 11

2.2.1.2.1 Siklus Pengolahan Data ... 12

2.2.1.2.2 Sifat-sifat Informasi ... 13


(10)

2.3 Kriteria Usaha Kecil ... 19

2.4 Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pemilik Usaha ... 20

2.4.1 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 22

2.4.2 Faktor-faktor Penyebab Perlunya Pelatihan ... 24

2.5 Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha ... 26

2.5.1 Macam Pendidikan ... 28

2.5.2 Tujuan Pendidikan ... 29

2.6 Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi Informasi ... 29

2.7 Tingkat Investasi Pada Bidang Teknologi Informasi ... 31

2.8 Kerangka Pikir ... 32

2.8.1 Pengaruh Pelatihan Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 32

2.8.2 Pengaruh Pendidikan Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 33

2.8.3 Pengaruh Pemahaman Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 34

2.8.4 Pengaruh Tingkat Investasi Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 36


(11)

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 40

3.2.2 PengukuranVariabel ... 42

3.3 Teknik Penentuan Sampel ... 45

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.4.1 Jenis Data ... 46

3.4.2 Sumber Data ... 46

3.4.3 Pengumpulan Data ... 46

3.5 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 47

3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

3.5.2 Uji Normalitas ... 49

3.6 Pendekatan Asumsi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) ... 49

3.7 Teknik Analisis ... 50

3.8 Uji Hipotesis ... 52

3.8.1 Uji Kesesuaian Model ... 52

3.8.2 Uji t... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54


(12)

Pemahaman ... 56

4.1.4 Hasil Penelitian Variabel Bebas Tingkat Investasi Dibidang Teknologi ... 57

4.1.5 Hasil Penelitian Variabel Terikat penggunaan system informasi akuntansi ... 58

4.2 Teknis Analisis Dan Uji Hipotesis ... 59

4.2.1 Uji Validitas ... 59

4.2.2 Uji Realibilitas... 63

4.2.3 Uji Normalitas Data ... 64

4.2.3.1 P-P Plot ... 64

4.2.3.2 Uji Kolmogorov-Smrinov ... 65

4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 66

4.2.4.1 Uji Multikolinearitas ... 67

4.2.4.2 Uji Heteroskedastistas ... 68

4.2.5 Uji Regresi Linier Berganda ... 70

4.2.6 Pengujian Hipotesis ... 73

4.2.6.1 Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 73

4.2.6.2 Uji Parcial (Uji t) ... 74


(13)

5.2 Saran ... 82 5.3 Keterbatasan ... 83 5.4 Implikasi ... 84 DAFTAR PUSTAKA


(14)

Joko Permana Putra

Abstrak

Munculnya komputer sebagai alat pengolahan data yang dapat bekerja dengan tingkat kemampuan dan ketelitian yang sangat mengagumkan dan telah dapat menghasilkan suatu lompatan jauh dalam kecepatan, ketepatan dan kelengkapan. Penerapan komputer dalam sistem informasi akuntansi adalah langkah yang tepat terutama jika dihubungkan dengan pengolahan data transaksi. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat pelatihan, pendidikan, pemahaman, dan tingkat investasi mempengaruhi penggunaan system informasi akuntansi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari responden melalui kuisioner. Pengambilan sampel sebanyak 10 responden dengan metode pengambilan sampel sampling jenuh. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan menggunakan metode asumsi klasik, koefisien determinasi, uji kesesuaian model dan uji t parsial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan model regresi yang dihasilkan adalah cocok untuk melihat pengaruh tingkat pelatihan, pendidikan, pemahaman, dan tingkat investasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Sedangkan secara parsial tingkat pelatihan, pendidikan, dan pemahaman pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Tingkat investasi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi secara parsial.

Keyword : penggunaan Sistem Informasi Akuntansi, pelatian, pendidikan, pemahaman, investasi.


(15)

1.1. Latar Belakang Masalah

Usaha kecil dan menengah di Indonesia merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis. Selain memberikan pendapatan pada masyarakat, usaha kecil juga membuka lapangan kerja. Ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat akan menjadi masalah di masa mendatang. Jutaan angkatan kerja, baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik, akan membutuhkan lapangan usaha dan pekerjaan dengan segera. Telah terbukti selama ini, bahwa usaha kecil dan menengah merupakan salah satu alternative untuk membantu memecahkan masalah tersebut, baik dipedesaan maupun diperkotaan.

Meski memiliki peran strategis, mengembangkan UKM bukan hal yang mudah. UKM memiliki permasalahan yang cukup kompleks, (Najib,2006) mengungkapkan factor yang menghambat perkembangan UKM antara lain ;

1) kurang pengetahuan tentang pasar, 2) bargaining power lemah,


(16)

4) rendahnya teknologi.

Menurut Small and Medium Enterprises Developmnet Center (SMEDC) UGM memberikan konsep pemberdayaan UKM yang dimanifestasikan dalam sepuluh kelompok pengembangan UKM (ProRistand, 2006 : 40), yaitu :

1) Pemanfaatan hasil-hasil riset IPTEK untuk penyempurnaan teknologi usaha guna menigkatkan mutu produk dan efisiensi operasi.

2) Pengembangan desain produk baru menyesuaikan dengan trend pasar kini.

3) Penataan manajemen usaha secara menyeluruh meliputi bidang pemasaran, operasi, keuangan, dan organisasi melalui kegiatan pendampingan.

4) Perluasan pasar ekspor melalui internet marketing dan penigkatan kemampuan manajemen ekspor.

5) Penyusunan business plan dan sekaligus penyusunan proposal kelayakan pengembangan usaha sebagai acuan pengambilan keputusan.

6) Pembentukan networking maupun aliansi antara UKM dengan usaha besar untuk memperluas akses material, akses modal, akses teknologi, dan akses pasar guna mendorong pertumbuhan pasar.


(17)

8) Pengembangan infrastruktur wilayah setempat oleh pemerintah daerah guna memfasilitasi kegiatan-kegiatan operasi UKM.

9) Penyusunan perundang-undangan yang melindungi UKM dari segaa bentuk persaingan pasar yang tidak sehat.

10) Pengembangan networking antara lembaga pemerintah, swasta, maupun LSM yang melaksanakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan UKM guna meningkatkan efektivitas dan pemerataan.

Dengan adanya pemahaman, pelatihan serta investasi pada bidang teknologi informasi dalam kegiatan sector usaha kecil dan menengah para pemilik diharapkan mampu untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dalam pengembangan usahanya. Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi hanya perusahaan yang memiliki berbagai keunggulan yang kompetitif yang akan mampu memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah keandalan mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerepan teknis, system pemasaran, dengan adanya keunggulan ini manajemen perusahaan yang professional dapat memenuhi tuntutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan perusahaan secara baik.

Munculnya komputer sebagai alat pengolahan data yang dapat bekerja dengan tingkat kemampuan dan ketelitian yang sangat mengagumkan dan telah dapat menghasilkan suatu lompatan jauh dalam


(18)

kecepatan, ketepatan dan kelengkapan. Penerapan komputer dalam sistem informasi akuntansi adalah langkah yang tepat terutama jika dihubungkan dengan pengolahan data transaksi.

Fungsi system informasi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapain tujuan informasi, baik sebagai Decision Suport System (DSS) maupun sebagai pemasaran melalui internet dan E-Commerce. Semakin banyak memakai teknologi informasi (TI) maka kesempatan memasarkan produk kita terbuka lebar baik dalam ataupun luar negeri. Hal tersebut menunjukan bahwa Pengembangan system informasi menjadi satu hal yang sangat penting, perkembangan dunia saat ini sudah berkembang sangat pesat dibidang industry barang atau jasa dan akan menimbulkan problem pada kalangan manajemen local yang harus segera diatasi dan dipecahkan.

Pada penelitian ini terdapat 10 UKM dibidang penjualan perlengkapan olahraga di Kabupaten Gresik. Dari 10 UKM tersebut hanya terdapat 3 UKM saja yang menggunakan laporan keuangan, sedangkan sisanya tidak menggunakan laporan keuangan. Hal ini perlu diteliti factor apa yang menyebabkan banyak para pengusaha yang tidak menggunakan laporan keuangan. Sumber data tersebut diperoleh peneliti dari survey lapangan langsung, karena UKM tersebut masih berskala kecil dan belum terdaftar pada DISKOPERINDAG Kabupaten Gresik.


(19)

Dari survey lapangan dan wawancara yang telah peneliti lakukan pada salah satu UKM penjualan perlengkapan olahraga di Kabupaten Gresik, laba pada periode 2013 terdapat sedikit penurunan dimana pada bulan agustus laba perbulannya turun sebesar 30%, hal ini disebabkan karena banyaknya pesaing dengan usaha yang sama, keuntungan yang diterima berkurang dari bulan-bulan sebelumnya.

Berdasarkan deskripsi diatas maka dilakukan penelitian dengan

judul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik ). 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan :

Apakah tingkat pelatihan yang diikuti oleh pemilik usaha, tingkat pendidikan pemilik usaha, tingkat pemahaman dibidang teknologi informasi, dan tingkat investasi dibidang teknologi berpengaruh terhadap penggunaan system informasi akuntansi pada usaha kecil menengah di Kabupaten Gresik ?


(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

Untuk mengkaji adanya pengaruh antara tingkat pelatihan yang diikuti oleh pemilik usaha, tingkat pendidikan pemilik usaha, tingkat pemahaman dibidang teknologi informasi, dan tingkat investasi dibidang teknologi berpengaruh terhadap penggunaan system informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kabupaten Gresik

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran atau hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan system informasi akuntansi pada sentra industry usaha kecil.

2. Bagi Universitas

Sebagai tambahan informasi mengenai factor-faktor penggunaan system informasi akuntansi pada usaha kecil dan bahan penelitian bagi mahasiswa dimasa yang akan dating.

3. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menetapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh dari sumber-sumber lain sehingga bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.


(21)

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penulis mengadakan penelitian ini dengan terlebih dahulu menelaah dan berupaya membandingkan penelitian skripsi terdahulu. Sebagai dasar untuk melengkapi landasan teori, berikut ini disajikan hasil penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Soedewi Soerowerdi (2008), dengan judul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Pada Kinerja Keuangan Usaha Kecil”. Alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil uji regresi secara simultan maupun partial kemampuan wirausaha frekwensi membuat perencanaan, frekwensi keserasian berorganisasi dan frekwensi memotivasi bawahan tidak berpengaruh terhadap EAT kinerja keuangan usaha kecil. Kesimpulan : 1. Kemampuan manajer wirausaha dalam dalam perencanaan, keserasian berorganisasi dan motivasi kemampuan manajerial wirausaha tidak mempengaruhi kinerja keuangan usaha kecil kerajinan kulit dan imitasi di jawa timur. Pada umunya menjadi wirausaha melanjutkan usaha orangtua, profesionalisme pengelola kecil masih rendah. 2. Para wirausaha


(22)

diharapkan mengikuti program-program pendampingan secara intensif. Diharapkan mampu memberikan perubahan kearah peningkatan kinerja dan daya saing produk, akses permodalan, akses pengembangan pasar dan pengembangan kewirausahaan kearah yang lebih professional.

Penelitian yang dilakukan oleh Grace Tianna Solovida (2010) dengan judul “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan Dan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Kecil Dan Menengah Di Jawa Tengah”. Alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda. Kesimpulan : Terdapat pengaruh positif semua variabel independen yaitu skala usaha, masa memimpin perusahaan, umur perusahaan, pendidikan pemilik/manajer, sector industry, pelatihan akuntansi, serta budaya organisasi secara bersama-sama terhadap penyiapan dan peenggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah dijawa tengah.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdulah Arsyad Zulkarnain (2011) dengan judul “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Bebasis Teknologi Pada Usaha Kecil Dan Menengah”. Alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda. Kesimpulan : Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi, sehingga hipotesis 1 teruji kebenarannya. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan sangat penting bagi para pemilik usaha. Pelatihan yang diikuti tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi, sehingga hipotesis 2 tidak teruji


(23)

kebenarannya, hal ini menunjukan relative rendahnya karyawan dalam menerapkan pelatihan yang sudah didapat. Tingkat pemahaman berpengaruh terhadap penggunaan informasi berbasis teknoogi, sehingga hipotesis 3 teruji kebnarannya. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman dibidang teknologi informasi meningkat efisien dan efektif kegiatan usahanya. Tingkat investasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi bebasis teknologi, sehingga hipotesis 4 tidak teruji kebenarannya. Hal ini menunjukan bahwa relative sedikitnya perusahaan terutama perusahaan di segmen usaha kecil dan menengah (UKM).

Penelitian yang dilakukan oleh Anike Dwi Noviantaka (2011) dengan

judul “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi

Akuntansi Pada Koperasi Kelompok Tani”. Alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda. Kesimpulan : Berdsarkan hasil uji f menunjukan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok untuk mengetahui pengarruh komunikasi pemakai (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas system (X3), struktur organisasi (X4), secara bersama-sama terhadap penggunaan system informasi akuntansi (Y) pada koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk. Pengujian hipotesis menggunakan uji t meunjukan bahwa komunikasi pemakai (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas system (X3), struktur organisasi (X4), secara bersama-sama terhadap penggunaan system informasi


(24)

akuntansi (Y) pada koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti kebenarannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Grace Rosita (2013) dengan judul “Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Penggunaan System Informasi Akuntansi Pada UKM (Studi Empiris Pada UKM Di Kabupaten Karanganyar)”. Alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda. Kesimpulan : Harapan kinerja kerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penggunaan SIA pada UKM di kabupaten karanganyar. Harapan usaha mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penggunaan SIA pada UKM di kabupaten karanganyar. Factor sosial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penggunaan SIA pada UKM di kabupaten karanganyar.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.2.1.1. Pengertian Sistem

Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli : Menurut Widjajanto (2001:2), system adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan output. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:2), “suatu system pada


(25)

dasarnya adalah sekelompok unsure yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dari kedua definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa system adalah sekelompok komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. 2.2.1.2. Pengertian Informasi

Para ahli memiliki banyak arti lain tentang informasi. Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti tergantung pada konteksnya. Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data, menurut Chusing dan Romey (1986:3) “data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang diterima sebagai input terhadap suatu system informasi dan disimpan serta diolah. Informasi diartikan sebagai output pengolahan data yang diorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya”. Sedangkan menurut Wilkinson (1993:3) “data adalah fakta, angka, bahkan symbol mentah. Secara bersama-sama mereka merupkan masukan bagi suatu system informasi. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah ditrasformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan. Idealnya, informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran”.


(26)

2.2.1.2.1. Siklus Pengolahan Data

Untuk mengubah data menjadi informasi, dilakukan proses pengolahan data. Dalam system informasi akuntansi proses pengolahan ini dilakukan dengan berbagai tahapan tertentu. Yaitu system informasi akuntansi yang diproses secara manual dan system informasi akuntansi yang diproses dengan computer.

Gambar 1 : Siklus pengolahan data secara manual

Sumber : Zaki Baridwan 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPFE Yogyakarta, Edisi kedua, hal 4

BUKTI

TRANSAKSI

JURNAL BUKU

BESAR

LAPORAN

KEUANGAN

BUKU PEMBANTU


(27)

Gambar 2 : Siklus pengolahan data dengan computer Input pengolahan Output

Sumber : Zaki Baridwan 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPFE Yogyakarta, Edisi kedua, hal 4

2.2.1.2.2. Sifat-sifat Informasi

Suatu informasi dikatakan baik harus memiliki sifat-sifat yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan dan dapat pula digunakan sebagai pedoman untuk pengambilan sebuah keputusan. Menurut Wilkinson (1993:121), sifat-sifat informasi yang penting meliputi hal-hal berikut :

1. Relevansi

Hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan.

BUKTI

TRANSAKSI

JURNAL

BUKU BESAR

FILE TRANSAKSI

LAPORAN KEUANGAN DAN


(28)

2. Kuantibilitas

Sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam bentuk numerik).

3. Akurasi

Keandalan dan kepresisian informasi. 4. Kepadatan

Sejauh mana informasi diringkaskan atau didapatkan. 5. Ketepatan waktu

Kekinian waktu. 6. Cakupan

Rentang yang dicakup oleh informasi. 2.2.1.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen, informasi akuntansi terutama berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan. System informasi yang sekarang perannya tidak hanya sebagai pengumpul data mengolahnya menjadi informasi berupa laporan keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yang lebih penting didalam menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi-fungsi perancanaan, pengukuran atau pengendalian.

Laporan-laporan dari system informasi akuntansi akan memberikan kepada manajemen mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi


(29)

didalam organisasi untuk menjadi menjadi suatu bukti yang berguna didalam menentukan tindakan yang diambil. Informasi yang dihasilkan oleh system informasi akuntansi akan digunakan dalam semua tingkatan manajemen, muka dari pimpinan untuk pengambilan keputusan sampai pada manajer perusahaan yang menggunakan informasi untukmenyusun perencanaan, mengawasi jalannya perusahaan dan mengevaluasi prestasi para karyawannya. Sedangkan pihak-pihak luar perusahaan juga memerlukan informasi seperti pembeli, investor, kreditor, pemasok. System informasi akuntansi merupakan sumber utama tetapi bukan satu-satunnya sumber informasi bagi manajemen. Sebagai mana fungsi-fungsi bisnis lainnya, akuntansi membutuhkan disiplin ataupun kontrol dan memanfaatkan sebagai dasar untuk pengembalian keputusan.

Menurut H. Simamora (2000:176), system akuntansi akuntansi bertanggung jawab atas :

1. Pengidentifikasian sumber-sumber daya organisasi.

2. Penelusuran transformasi sumber daya kedalam barang-barang yang dijual oleh pelanggan

3. Penentuan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh sumber daya. 4. Pelaporan informasi ikhwal aktivitas-aktivitas tersebut kepada para

pemakai internal dan eksternal dan system informasi akuntansi bisa bersifat manual ataupun elektronik.


(30)

Menurut Sutabri (2004:12), agar data keuangan yang ada dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan, maka data tersebut perlu dalam bentuk-bentukyang sesuai. Diperlukan suatu system yang mengatur arus dan pengolahan data akuntansi dalam perusahaan untuk dapat menghasikan informasi yang sesuai dan daam bentuk yang sesuai juga, dan informasi yang dihasilkan dibeakan menjadi dua macam :

1. Informasi akuntansi keuangan

Akuntansi keuangan disusun untuk menghasilkan informasi yang biasanya dalam bentuk laporan keuangan yang ditujukan pada pihak-pihak luar perusahaan. Umumnya berisi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan perubahan posisi keuangan, oleh karena itu ditujukan kepada pihak luar perusahaan maka cara penyajiannya dan isinya diatur oleh prinsip akuntansi umum.

2. Informasi akuntansi manajemen

Dalam kaitanya dengan hal ini akuntansi manajemen biasanya mempunyai tiga fungsi utama yaitu :

a. Memilih data dan membuat catatan b. Menganalisis data


(31)

Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

2.2.1.4. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi System Informasi Akuntansi Seperti halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik akuntansi beserta pengungkapan informasi finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terdapat beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam menyusun system informasi akuntansi. Factor-faktor itu merupakan hal diluar system akuntansi, tetapi menentukan keberhasilandari suatu system. Factor-faktor itu, antara lain perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif, dan juga penggunaan computer sebagai alat bantu.

Perilaku manusia dalam organisasi perlu dipertimbangkan dalam menyusun system informasi akuntansi karena system informasi itu


(32)

tidak akan berjalan tanpa manusia. Faktor psikologi karyawan, baik yang melaksanakan proses data dalam system itu, maupun pihak-pihak yang menerima keluaran (output) dari prose situ dipertimbangkan.

Metode kuantitatif, seperti analisa regresi, metode-metode statistic lainnya merupakan alat bantu yang penting bagi manajemen dalam rangka melaksanakan tugas dan mkengambil keputusan. Metode ini akan lebih baik Nampak manfaatnya bila proses dat menggunakan computer, hal ini terjadi karena kemempuan computer yang tinggi untuk memanipulasi data. Kutipan tersebut diambil dari buku karangan (Zaki Baridwan, 1994:7).

2.2.2. System Informasi Berbasis Komputer

Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Tugas pengelolahan data perusahaan dilaksanakan oleh system informasi akuntansi yang mengumpulkan data kegiatan perusahaan lalu memprosesnya menjadi informasi yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Dengan jenis kegiatan demikian dapat diketahui beberapa karakteristik system informasi akuntansi yaitu melaksanakan tugas yang diperlukan, berpegang pada prosedur standart, mengenai data yang rinci, berfokus


(33)

pada data masa lampau dan menyediakan informasi pemecah masaah yang minimal (Tata, 2003:13)

2.3. Kriteria Usaha Kecil

Yang dimaksud Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1000.000.000,- (satu milyar rupiah).

c. Milik warga negara Indonesia.

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anaka perusahaan atau cabang peusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafilitas baik langsung maupun tidak langsungdeenngan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

e. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hokum, atau badan usaha yang beradap hokum termasuk koperasi. (Sumber : undang-undang RI No.9 tahun 1995 Tentang Usaha Kecil).


(34)

2.4. Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pemilik Usaha

Setiap pemilik perusahaan yang meninginkan agar perusahaanya dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien maka tidak boleh mengabaikan masalah pelatihan. Bagi para pemilik ada yang mampu memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kemapuan dirinya tanpa campur tangan dari pihak lain, tetapi daam kenyataannya sedikit saja yang mampu memotivasi diri disamping itu kemungkinan keahlian yang dimiliki individu-individu tersebut tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi perusahaan.

Training atau pelatihan merupakan upaya pembinaan ketrampilan dasar yang diperlukan pemilik usaha untuk melaksanakan pekeerjaannya (Dessler, 1997:263). Training dapat berupa mengajarkan cara menjual produk, atau bahkan dapat berupa menunjukan cara mewawancarai dan menilai pegawai. Training meruapakan salah satu usaha untuk membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien (Flippo. 1985:226), dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan cara-cara berfikir dan berbuat, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan dating (Nitisemito, 1996:53) dikutip dari (Johannes, 2002:227).


(35)

Menurut Amstrong (1994:15), bahwa latihan adalah untuk mengisi kesenjangan antara apa yang dapat dikerjakan seseorang dan siapa yang seharusnya mampu mengerjakannya. Latihan akan membanetuk dasar dengan menambah keteampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan yang sekarang atau mengembangkan potensinya untuk masa yang akan dating.

Sebagai pemilik perusahaan seorang pemimpin harus dapat memahami semua aspek yang ada dalam perusahaan salah satunya adalah pelaporan akuntansi. Kita ketahui pendidikan akuntansi yang kita kenal dalam pendidikan menengah atas tetapi tetapi yang kita kenal hanya sebagian kecil akuntansi itu sendiri, lain lagi apabila kita belajar dalam perguruan tinggi kita dapat mengenal lebih dalam mengenai akunansi dan pengetahuan tentang teknologi informasi yang sangat dalam, oleh karena itu /dalam penelitian ini tentang sector usaha kecil dan menengah (UKM) yang dimana pemilik perusahaan sebagian besar hanya berpendidikan sekolah menengah atau SMA. Oleh karena itu pelatihan yang diikuti oleh pemilik perusahaan kecil dan menengah dapat memberikan saran bagi kegiatan perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.

Menurut S. Notoatmojo (2003:28), pelatihan adalah merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang .


(36)

dalam suatu pelatihan orientasinya atau penekanan harus pada tugas yang dilaksanakan (job orientasi) dan lebih ditekankan kepada kemampuan meskipun didasari pengetahuan dan sikap

Dengan pelatihan yang pernah diikuti oleh para pemilik usaha kecil dan menengah maka, kelangsungan kegiatan perusahaan akan lebih terencana dan lebih professional dalam menghadapi tantangan global yaitu era perdagangan bebas.

2.4.1. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan, organisasi, lembaga. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat.

1. Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan yang dicapai oleh perusahaan yang melaksanakan program pelatihan antara lain (Nitisemito, 1983:87)

a) Pekerjaan diharapkan oleh lebih cepat dan lebih baik b) Pemakaian bahan diharapkan lebih cermat

c) Peralatan dan mesin diharapkan lebih tahan lama d) Kemungkinan kecelakaan lebih kecil

e) Tanggungjawab diharapkan lebih besar f) Biaya produksi diharapkan lebih kecil


(37)

g) Kelangsungan perusahaan lebih terjamin 2. Manfaat Pelatihan

Ada banyak manfaat yang dapat dihasilkan dari kegiatan pelatihan bagi organisasi, terutama dalam kaitanya dengan proses penciptaan nilai tambah peningkatan produktivitas kerja (Mulyono, 1993:90), adapun manfaat pelatihan antara lain :

a) Peningkatan produktifitas

Peningkatan prestasi kerja dan produktifitas yang disebabkan oleh adanya program pelatihan paling terbukti pada pekerja yang sama sekali belum pernah mengiuti adanya program pelatihan dan belum sepenuhnya menyadari akan cara-cara paling efisien dan efektif dari pelaksanaan kerjanya.

b) Penigkatan kualitas

Pengembangan latihan dirancang dan dilaksanakan dengan baik akan membantu pegawai untuk memperbaiki hasil lebih tinggi kualitasnya.

c) Mempermudah perencanaan sumber daya manusia

Program latihan yang baik dapat membantu organisasi perusahaan dalam hal pelaksanaan program bahan yang baik, tidak akan mengalami perubahan yang drastic bila menghadapi penggantian karyawan secara mendadak.


(38)

d) Memperbaiki etika kerja

Reaksi-reaksi yang positif akan tumbuh dari program pelatihan dan akan membentuk sikap dan etika keja yang lebih baik dan pada gilirannya akan membentuk sikap dan etika kerja yang lebih baik. e) Mencegah keausan

Program pelatihan akan semakin mendorong lebih berinisiatif da kreatif, sehingga dapat mencegah keausan pengetahuan dan keterampilan.

f) Pengembangan pribadi

Kegiatan pelatihan bagi pemilik sebenarnya tidak saja meningkatkan proses tambah dan member keuntungan bagi perusahaan melainkanjuga kepada pegawai merupakan pengembangan nilai tambah pribadi secara individu dan sekaligus sebagai pengembangan pribadi karena berbagai pengalaman yang diperoleh selam mengikuti pelatihan.

2.4.2. Factor-faktor Penyebab Perlunya Pelatihan

Sering kali terjadi diperusahaan bahwa pemilik meskipun mempunyai latar belakang pendidikan formal yang cukup tinggi, namun ternyata belum dapat menyesuaikan diri dengan beban tugas yang harus dikerjakan.

Pelatihan itu sangat diperlukan agar perusahaan dapat tetap bertahan hidup dalam pasar modern dimana persaingan antar perusahaan sangat


(39)

ketat. Menurut (Tjiptono, dkk, 1994:213) ada lima factor diperlukannya pelatihan yaitu :

1. Kualitas angkatan kerja yang ada

Angkatan kerja yang berkualitas tinggi adalah angkatan kerja yang mengenyam pendidikan dengan baik dan memiliki keterampilan intelektual dasar seperti membaca, menulis, mendengarrkan, berbicara dan memecahkan masalah. Orang-orang seperti ini potensial untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat terhadap pekerjaanya.

2. Persaingan global

Perusahaan harus menyadari bahwa mereka mengahadap persaingan pasar global yang sangat ketat. Agar dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu mengahsilkan produk yang lebih murah dari pada pesaingannya. Untuk itu diperlukan pelatihan agar tetap bertahan dan memiliki dominasi pasar.

3. Masalah ahli teknologi

Alih teknologi adalah perpindahan dari teknologi dari satu obyek ke obyek yang lainnya. Ada dua tahap dalam proses alih teknologi, tahap pertama yaitu komersialisasi teknologi yang baru dikembangkan dilaboraturium riset oleh penemu, tahap ini tidak perlu pelatihan, tahap kedua adalah difusi teknologi yaitu proses pemindahan teknologi yang baru dikomersialkan ke dunia kerja untuk meningkatkan produktifitas, daya saing dan kualitas ini memerlukan pelatihan.


(40)

4. Perubahan cepat dan terus menerus

Di dunia ini tidak ada satu hal yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan terjadi dengan cepat dan berlangsung terus menerus, pengetahuan ini mungkin akan tidak berguna pada hari esok dan menjadi uang. Dalam lingkungan kerja seperti ini sangaat penting memperbarui kemampuan pemilik perusahaan secara konsisten.

5. Perubahan keadaan demografi

Perubahan keadaan demografi menyebabkan pelatihan menjadi semakin penting dewasa ini. Oleh karena itu kerja sama tim merupakan umur pokok maka pelatihan dibutuhkan untuk melatih pemilik dan pekerjanya yang berbeda latar belakang agar dapat bekerja sama secara harmonis.

2.5. Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam arti kata sangat umum, bukan hanya menyangkut latar belakang pendidikan formal melainkan juga pendidikan non-formal.

Pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non-formal dengan diberikan diluar pendidikan formal yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontrak antara manusia da lingkungannya. Lemampuan


(41)

seorang manajer pemilik atau pemilik perusahaan pun sangat tergantung pada kemepuan belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain dituntut untuk menguasai aneka keterampilan teknis, seorang manajer atau pemilik juga dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat menguasaibidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi. (Kiryanto, dkk, 2001:203).

Dari hasil pendidikan yang dijalankan ini pula informasi yang diperoleh seorang manajer mempunyai arti dan makna dalam proses pemilihan tindakan yang tepat bagi perusahaannya baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pemecahan permasalahan diperusahaannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan pengertian yang mencakup pengembangan mental, keterampilan seseorang untuk pemecahan masalah yang dihadapi efektif, pendidikan selalu berhubungan erat dengan belajar, apabila seseorang mau belajar maka akan bertambah pengetahuannya. Dalam hal ini pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang ditempuh oleh seorang pemilik, meskipun pada dasarnya pendidikan tidak hanya diperoleh melalui tempat kerja. Dengan


(42)

pendidikan dan pengetahuan yang tinggi akan meningkatkan pemahaman kinerja kerjaperusahaan.

menurut Notoatmojo (2003:27), yang dimaksud dengan pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia terutama untuk pengembangan aspek intelektual dan kepribadian manusia.

Dengan demikian pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa latar belakang pendidikanmerupkana cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajr formal yang biasanya dilakukan ddibangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non-formal dengan diberikan diluar pendidikan formal yaitu seegala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontak antara manusia dan lingkungannya agar nantinya dapat menguasai bidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi.

2.5.1. Macam Pendidikan

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia diluar fungsi lain yang dilaksanakan, karena sebagai tanggung jawab atas pengembangan sumber daya manusia, khususnya menyangkut kualitasnya.

Menurut Sastrohadiwiryo (2003:200), menyatakan bahwa menurrut sifatnya pendidikan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :


(43)

1. Penndidikan umum

Pendidikan yang dilaksanakan dalam dan luar sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan pengetahuan umum.

2. Pendidikan kejuruan

Pendidikan umum yang direncanakan untuk memepersiapkan para peserta pendidikan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya.

2.5.2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan tujuan yang sangat umum dan memerlukan jangka waktu yang lama untuk mencapainya, melalui jenjang persekolahan, baik melalui pendidikan formal ataupun non formal, dan informal.

Tujuan pendidikan yaitu mewujudkan pribadi-pribadi yang mampu menolong diri sendiri maupun orang lain, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu kehidupan manusia yang sejahtera (Soemanto, 1992:28).

2.6. Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi Informasi

Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sedemikian pesat dan tersedianya teknologi informasi pelaku usaha sector kecil dituntut


(44)

untuk dapat memahami teknologi informasi itu sendiri agar apa yang telah direncanakan dan diprogamkan dapat berjalan.

Usaha kecil dan menengah dengan kadar pemahaman teknologi yang tinggi mempunyai kemungkinan mengadopsi dan memanfaatkan teknologi informasi secara efektif. Hanya saja tindakan yang dilakukan oleh para pemilik usaha daam memobilisasi keterampilan staff dipandang lebih penting dibanding latar belakang teknis yang dimiliki oleh staff perusahaan kebanyakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dikelola sebagai perusahaan bebas denga pola bisnis keluarga maka sikap positif yang kuat dari pemilik perusahaan terhadap inovasi teknologi akan berpengaruh terhadap penggunaan dan penyediaan informasi akuntansi dalam perusahaan.

Menurut Kian W (1991:13), pada umunya usaha kecil dan menengah di negara sedang berkembang menghadapi masalah serius dalam pengembangan suatu usaha mereka karena terbatasnya kemampuan teknologi yang mereka dapat, salah satu alas an penting mengapa tingkat teknologi usaha kecil dan menengah rendah adalah pemilik yang cenderung hanya memiliki keterampilan teknis dan produksi yang sempit.


(45)

2.7. Tingkat Investasi Pada Bidang Teknologi Informasi

Dalam lingkungan kompetisi, penentuan prioritas investasi teknologi informasi (TI) harus selaras dan mendukung strategi bisnis sehingga nilai bisnis dapat dimaksimalkan dan ancaman kompetisi dapat diminimalkan.

Investasi diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemmampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia didalam perekonomian (Sakirno, 1994:74).

Perubahan teknologi merupakan salah satu factor utama pendorong persaingan, perubahan teknologi berperan pentingdalam mendorong perubahan struktur industry serta mendorong terciptanya industry baru dan menghasikan keunggulan bersaing lebih kedepan. Walaupun perubahan teknologi memiliki arti penting seperti itu hubungan antara perubahan teknologi dan persaingan banyak di salah tafsirkan. Setiap perubahan teknologi yang dapat dipelopori perusahaan manapun yang diyakini sebagai sesuatu yang baik. Bersaing dalam industry teknologi yang tinggi dianggap sebagai suatu yang mampu akan membuahkan laba / keuntungan yang tinggi dan teknologi rendah sering kai dipandang sebagai cemohan.

Beberapa atribut penting dalam teori penyebaran inovasi yang mempengaruhi keyakinan para pengusaha dalam meningkatkan investasi


(46)

dibidang teknologi informasi terutama dibidang akuntansi mencakup keunggulan relative, kompabilitas, kemampuan yang diuji, dan kemampuan untuk diamati hasilnya. Apabila investasi teknologi informasi dipandang sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan perusahaan bersaing mudah dilaksanakan memungkinkan untuk di uji cobakan, dan hasilnya bisa diamati dengan jelas, maka ada kemungkinan bagi UK untuk terus melakukan investasi dibidang inovasi serta dibidang teknologi serta dibidang akuntansi (Roger (1995) dikutip Utomo, 2001:161).

Pemanfaatan produk dan aplikasi teknologgi informasi (TI) masih didomonasi segmen kalangan menengah ke atas, padahal segmen usaha kecil dan menengah (UKM) membutuhkan aplikasi teknologi informasi dalam proses produktif, financial, distribusi, dan telekomunikasi.

Menurut M.E Porter (1992:164), teknologi bisa mengubah hakekat dan landasan persaingan dikaangan pesaing, peran teknologi daam deferensiasi produk dan biaya beralih juga memiliki arti penting bagi persaingan.

2.8. Kerangka pikir

2.8.1. Pengaruh Pelatihan Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Training atau pelatihan merupakan upaya pembinaan ketrampilan dasar yang diperlukan pemilik usaha untuk melaksanakan pekeerjaannya


(47)

(Dessler, 1997:263). Training dapat berupa mengajarkan cara menjual produk, atau bahkan dapat berupa menunjukan cara mewawancarai dan menilai pegawai. Training meruapakan salah satu usaha untuk membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien (Flippo. 1985:226), dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan cara-cara berfikir dan berbuat, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan dating (Nitisemito, 1996:53).

Dari penjelasan diatas menunjukan adanya pengaruh yang positif antara pelatihan terhadap penggunaan system informasi akuntansi. Karena semakin sering diadakan pelatihan maka tingkat pengetahuan pemilik usaha semakin meninngkat.

2.8.2. Pengaruh Pendidikan Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non-formal dengan diberikan diluar pendidikan formal yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontrak antara manusia da lingkungannya. Lemampuan seorang manajer pemilik atau pemilik perusahaan pun sangat tergantung


(48)

pada kemepuan belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain dituntut untuk menguasai aneka keterampilan teknis, seorang manajer atau pemilik juga dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat menguasaibidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi. (Kiryanto, dkk, 2001:203).

Penjelasan diatas menunjukan adanya pengaruh yang positif antara pendidikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi. Karena tingkat pendidikan sangat penting bagi para pemilik usaha, semakin tinggi pendidikan maka lebih memahami dan mengerti dalam mendaami system informasi akuntansi.

2.8.3. Pengaruh Pemahaman Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Sukmadinata (2004:215), pemahaman individu pada dasarnya merupakan pemahaman seluruh kepribadiannya dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Ada dua komponen besar yang sudah lazim dikenal orang banyak tentang kepribadian, yaitu komponen fisik atau jasmania atau psikis atau batiniah. Kedua komponen ini juga meliputi banyak aspek yang dapat dikelompokan atas empat aspek utama yaitu aspek intelektual, social, dan


(49)

bahasa, emosi dan moral serta aspek psikomotor. Aspek intelektual meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan, hasil beajar dan kreatifitas.

Menurut Thong and Yap (1996); Harrison et al. (1997); McGowan and Madey, 1998, pemilik dan manajer perusahaan yang memiliki pemahaman teknologi informasi yang baik akan bersifat positif terhadap teknologi informasi dan kemungkinan mengadopsi dan menggunakan teknologi informasi secara ekstensif didalam kegiatan usahanya.

Agar individu, dalam hal ini pemilik usaha kecil menengah dalam malaksanakan tuugas-tugasnya dan dapat bekerja sama dengan baik, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman disini berarti pemahaman terhadap pentingnya informasi akuntansi, sebab informasi akuntansi digunakan sebagai pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha serta semakin tinggi tingkat pemahaman para pemilik UKM maka akan semakin luas pandangan mereka terhadap berbagai bentuk penerapan teknologi didalam kehidupan bisnis.

Dari penjelasan diatas menunjukan adanya pengaruh yang positif antara tingkat pemahaman terhadap penggunaan system informasi akuntansi. Karena pemahaman dibidang teknologi informasi meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usahanya serta dapat menerapkan teknologi di dalam kehidupan bisnis mereka.


(50)

2.8.4. Pengaruh Tingkat Investasi Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Investasi diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemmampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia didalam perekonomian (Sakirno, 1994:74).

Hanna et al. (1996), Kinggundu (1997), ketersediaan investasi dibidang infrastruktur teknologi merupakan prasyarat minimal bagi penyebaran teknologi informasi secara ekstensif dalam suatu kegiatan usaha.

Berbagai atribut penting dalam teori penyebaran inovasi yang mempengaruhi keyakinan para pengusaha dalam meningkatkan investasi dibidang teknologi informasi terutama dibidang akuntansi mencakup keunggulan relative, kommpatibilitas, kompleksitas, kemampuan yang diuji, dan kemampuan untuk di uji hasilnya. Apabila investasi teknologi informasi dipandang sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan perusahaan bersaing, mudah dilaksanakan, memungkinkan untuk di uji cobakan, dan hasilnya bisa diamati dengan jelas, maka ada kemungkinan bagi UKM untuk terus melakukan investasi di bidang inovasi teknologi serta dibidang akuntansi (Roger (1995) dikutip Utomo, 2001:161).


(51)

Dari penjelsan diatas menunjukan adanya pengaruh yang positif antara tingkat investasi terhadap penggunaan system informasi akuntansi, karena tingkat investasi dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain.


(52)

Gambar 3 : Bagan Kerangka Pikir

Peatihan Yang Diikuti oleh Pemilik Usaha

(X1)

Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha

(X2)

Tingkat Pemahaman DIbidang Teknologi

(X3)

Tingkat Investasi Pada Bidang Teknologi

Informasi (X4)

Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Pada

UKM (Y)

Uji Statistik Regresi Linier Berganda


(53)

2.9. HIPOTESIS

1. Diduga ada pengaruh positif antara pelatihan pemilik usaha, tingkat pendidikan pemilik usaha, tingkat pemahaman dibidang teknologi informasi, tingkat ivestasi pada bidang teknologi informasi terhadap penggunaan system informasi akuntansi pada (UKM) Usaha Kecil dan Menengah.


(54)

3.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Obyek yang akan menjadi penelitian ini adalah toko penjualan perlengkapan olahraga di Kabupaten Gresik. barang yang dijual rata-rata perlengkapan sepakbola.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1. Definisi opersaional

Definisi operasional dalam proses penelitian merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan petunjuk bagaimana suatu penelitian diukur.

Penelitian ini menggunakan model persamaan Regresi Linier Berganda yang terdiri 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat pola kedua variabel tersebut adalah hubungan sebab akibat yaitu variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.

a. Variabel-variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :


(55)

1. Variabel bebas (X1) : pelatihan yang diikuti pemilik usaha.

Pelatihan adalah upaya pembinaan dasar yang diperlukan oleh pemilik yang merangkap sebagai manjer dan karyawan, caraq berfikir dan berbuat, cara menjual produk. Dimaksudkan agar dapat menguasai dalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. 2. Variabel bebas (X2) : tingkat pendidikan pemilik usaha.

Pendidikan merupakan proses pengembangan pribadi, cara belajar dan beradaptasi dalam lingkungannya. Dimana fungsi pendidikan memberikan kondisi yang menunjang perkembangan segala aspek kepribadian manusia sehingga tercipta kehidupan yang sejahtera. 3. Variabel bebas (X3) : tingkat pemahaman di teknologi informasi. Pemahaman dalam teknologi informasi yang dimaksud adalah dimana para pemilik yang merangkap sebagai manajer dan karyawan diharapkan mampu dalam memahami di bidang teknologi, seperti cara menggunakan dan mengoperasikan kmputer atau memasarkan produk lewat internet.

4. Variabel bebas (X4) : investasi pada bidang teknologi

Investasi pada teknologi merupakan cara untuk mendapatkan modal untuk kebutuhan suatu perusahaan dalam membeli barang-barang modal dan jasa yang nantinya target perusahaan bisa tercapai.


(56)

b. Variabel terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adaah : 1. variabel terikat (Y) : penggunaan informasi akuntansi.

Penggunaan informasi akuntansi meupakan suatu system komponen organisasi mengumpulkan, mengklasifikkasikan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak-pihak diluar dan diluar perusahaan.

3.2.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang mengambil sumber data dari DISKOPERINDAG pengusaha kecil dan menengah.

Skala pengukuran yang digunakan dalam mengukur variabel tersebut, baik itu variabel bebas maupun variabel terikat adalah menggunakan skala semantic differensial. Dimana setiap variabel mempunyai empat pertanyaan, yang dimana variabel (X1) sampai (X3) bertanya tentang SDM si pemilik dan variabel (X4) bertanya tentang investasi pada suatu teknologi. Skala ini tersusun dalam suatu garis kontinu yang jawabannya sangat positif di bagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negative terletak dibagian kiri atau sebaliknya. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Dengan pengukuran intervalnya di mulai dari angka 1 sampai 7 yang menunjukan nilai tertinggi.


(57)

1. Variabel X1 : berkaitan dengan pertanyaan mengenai pelatihan dan dikembangkan oleh (Yogi:2007) yang terdiri dari 4 pertanyaan.

Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah : a. Pelatihan dalam bidang akuntansi atau non akuntansi b. Pelatihan dalam kebutuhan pemilik

c. Pelatihan dalam kegiatan membantu perusahaan d. Pelatihan untuk menunjukan perusahaan

2. Varibel X2 : berkaitan dengan pertanyaan mengenai tingkat pendidikan dan dikembangkan oleh (Yogi:2007) yang terdiri dari 5 pertanyaan.

Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah : a. Pendidikan dalam memimpin perusahaan

b. Pendidikan berperan dalam kegiatan usaha c. Pendidikan formal bagi kegiatan usaha d. Pendidikan non formal dalam kegiatan usaha e. Pendidikan daam pemanfaatan informasi akuntansi

3. Variabel X3 : berkaitan dengan pertanyaan mengenai pemahaman bidang teknologi dan dikembangkan oleh (Yogi:2007) yang terdiri dari 5 pertanyaan.

Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah : a. Peemahaman penggunaan teknologi informasi


(58)

b. Pemahaman pentingnya teknologi informasi

c. Pemahaman keterampilan teknologi dalam efisiensi dan efektifitas d. Pemahaman bidang teknologi khususnya computer

e. Pemhaman dalam pengolahan dat informasi

4. Variabel X4 : berkaitan dengan pertanyaan mengenai tingkat investasi bidang teknologi dan di kembangkan oleh (Yogi:2007) yang terdiri dari 5 pertanyaan.

Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah : a. Invesasi dalam perangkat teknologi

b. Investasi dalam pemanfaatan teknologi c. Investasi dalam teknologi mahal dan canggih d. Investasi penyediaan perangkat teknologi

e. Investasi dalam penggunaan system informasi akuntasi

5. Variabel Y : berkaitan dengan pertanyaan mengenai penggunaan informasi akuntansi dan dikembangkan (Yogi:2007) yang terdiri dari 4 pertanyaan.

Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah : a. Informasi yang disajikan tepat waktu

b. Informasi akuntansi dalam mengintregasikan dan mempercepat penyajian data

c. Informasi dalam membantu kegiatan usaha


(59)

3.3. Teknik Penentuan Sampel

Pada penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan adalah : 1. Populasi

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10 respoden yaitu pengelola atau pemilik usaha yang merangkap sebagai manager dan karyawan toko penjual perlengkapan olahraga yang tersebar di wilayah Kabupaten Gresik.

2. Sampel

Sampel adalah bagaian dari sebuah populasi, yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:45). Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian. Untuk itu teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering digunakan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono, 2006:96).

Berdasarkan teknik penentuan sampel tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 responden (pengelola atau pemilik yang merangkap sebagai manager dan


(60)

karyawan toko penjual perlengkapan olahraga yang tersebar di wilayah Kabupaten Gresik).

3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data

Data Primer

Yang dimaksud data primer adalah data yang diperoleh pada penelitian secara langsung berdasarkan atas jawaban yang diberikan oleh pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini atau kuesioner yang terstruktur.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa hasil dari rangkuman kuesioner yg di sebarkan pada 10 respoden yaitu pengelola atau pemilik usaha yang merangkap sebagai manager dan karyawan toko penjual perlengkapan olahraga yang tersebar di wilayah Kabupaten Gresik.

3.4.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : 1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku-buku, literature, serta tulisan ilmiah yang digunakan sebagai landasan teori yang mendukung pellaksanaan peneitian.


(61)

2. Studi Lapangan a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian langsung pada obyek yang diteliti, (Nazir, 2005:212). Pada penelitian ini observasi dilakukan di toko penjualan perlengkapan olahraga yang tersebar di Kabupaten Gresik.

b. Wawancara

Proses pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan mengadakan Tanya jawab terhadap pihak-pihak yang berhubungan dengan obyek penelitian.

c. Kuesioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk kemudian diberikan nilai atau scoring. Kuesioner tersebut diberikan kepada pihak yang berkepentingan secara langsung berhubungan dengan pokok permasalahan yang diteliti.

3.5. Tekni Anallisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (Kuesioner mengukur apa saja yang diinginkan). Valid tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkoreasikan antara


(62)

skor yang diperoleh pada masing – masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua pertanyaan.

Suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak bila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat dilihat dari kolom corrected item total correlation (rhitung). Koefisien masing-masing item kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis dengan kriteria pengujian sebagai berikut (Azwar, 1997:158):

a. Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pertanyaan valid. b. Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pertanyaan tidak valid. 2. Uji Realiabillitas

Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat ukur yang sama (Sumarsono, 2004:4).

Reabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden daam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun daam bentuk kuesioner. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nugroho, 2005:72).


(63)

3.5.2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak (Sumarsono, 2002:40). Untuk mengetahui data tersebut mengikuti sebaran normal maka dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Snirov. Fungsi pengujian suatu data dikategorikan berdistribusi normal atau tidak adalah sebagai aat kesimpulan populasi berdasarkan data sampel.

Sampel yang diteliti dikatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika nilai probabilitas atau signifikan (sig) lebih besar dari pada tingkat kesalahan yang ditetapkan (a = 0,05) jika nilai probabilitas atau signifikan (sig) ebih kecil dari pada tingkat kesalahan yang ditetapkan (a = 0,05), maka sampel yang diteliti berasal dari sampel yang tidak berdistribusi normal.

3.6. Pendeteksian Asumsi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) 1. Multikolinieritas

Multikoliner adalah terjadinya hubungan linier antara variabel bebas daam persamaan regresi linier berganda. Apabila ternyata ada hubungan linier antara variabel bebas, maka persamaan regresi linier berganda tersebut terjadi multikolinier. Menurut Santoso (2002:206),


(64)

untuk mendeteksi atau pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas dapat dilihaat cirri-cirinya sebagai berikut :

a. Mempunyai nilai VIF kurang dari angka 10 b. Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1 2. Heteroskedastistas

Uji heterokedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Sallah satu cara mendeteksi ada atau tidak adanya heterokedastistas adalah dengan menggunakan uji rank spearman yaitu dengan membandingkan antara residu degan seluruh variabel bebas.

Menurut Santoso (2002:301), deteksi adanya heterokedastistas adalah :

a. Niai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heterokedastistas b. Nilai probabilitas < 0<05 berarti terkena heterokedastistas

3.7. Teknik Analisis

Dana yang diperoleh kemudian disusun kembai, dikelompokan dengan tujuan analisis. Setelah dikelompokan kemudian diolah sesuai dengan diagram kerangka pikir. Anaisis regresi dihasikan dengan cara memasukan input data variable kedaalm fungsi regresi. Anaisis regresi


(65)

linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabell bebas terhadap satu variabel terkait.

Berdasarkan pertanyaan diatas, maka model persamaan yang digunakan adalah :

Regresi Linier Berganda

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e (Anonim, 2003:L-21) Keterangan :

Y : Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UKM

X1 : Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pemilik

X2 : Tingkat Pendidikan Pemilik

X3 : Tingkat Pemahaman Dibidang Teknologi

X4 : Tingkat Investasi Dibidang Teknologi

α : Konstanta

β1 - β4 : Koefisien Regresi


(66)

3.8. Uji Hipotesis

3.8.1. Uji Kesesuaian Model

Uji ini diakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang digunakan model mampu untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. Ho : β = β2 = β3 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel

X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y)

H1 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y)

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 Criteria pengujian sebagai berikut :

1. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y. 2. Jika nilai probabilitas ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima , berarti

ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y 3.8.2. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y

Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y)


(67)

H1 : βi ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y)

Ket : I = X1, X2, X3, dan X4

Daalm penelitian ini digunakan tingkat signifikan (α) 0,05 Criteria pengujian sebagai berikut :

1. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y

2. Jika nilai probabilitas ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y


(68)

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 10 manager atau karyawan penjual perlengkapan olahraga yang tersebar di wilayah Kabupaten Gresik tersebut untuk mengetahui pengaruh tingkat pelatihan, pendidikan yang diikuti, tingkat pemahaman dibidang teknologi informasi, dan investasi dibidang teknologi informasi pada usaha kecil tersebut.

Pernyataan – pernyataan didalam kuesioner disusun dan dikelompokan sedemikian rupa sehingga kelompok pertanyaan akan mnejelaskan suatu variabel. Pernyusunan dan pengelompokan pernyataan dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.1 : jumlah pernyataan dibawah dalam kuesioner berdasarkan variabel

Variabel Yang Digunakan Nomor

Pernyataan

Jumlah Pernyataan

Tingkat pelatihan pengerajin 1 – 4 4

Tingkat pendidikan pengerajin 1 – 5 5

Tingkat pemahaman di bidang teknologi 1 – 5 5 Tingkat investasi pada bidang teknologi 1 – 5 5

Penggunaan informasi akuntansi 1 – 4 4

Total pernyataan 23


(69)

Setiap pemilik usaha hanya diperbolehkan memilih salah satu angka dalam setiap pernyataan dengan memberi angka pada kotak yang telah disediakan, masing-masing angka mempunyai jarak yang sama antara satu dengan yang lain. Angka-angka hasil pilihan tersebut kemudian diberi bobot dan diolah. Pembobotan dilakukan sebagai berikut :

Setiap angka 1 diberi bobot 1, setiap angka 2 diberi bobot 2, dan seterusnya sampai angka 7 diberi bobot 7.

4.1.1. Hasil Penelitian Variabel Bebas Tingkat Pelatihan

Hasi penelitian terhadap variabel bebas yaitu tingkat pelatihan dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.2 : Table Frekuensi Jawaban Variabel Tingkat Pelatihan (X1)

Sumber : lampiran 9

Berdasarkan hasil jawaban pada tabel 4.2 diatas maka, dapat diketahui ternyata 10 responden mayoritas jawaban responden adalah, yang menunjukan sikap setuju terhadap pernyataan mengenai tingkat tingkat pelatihan. Hal ini menandakan bahwa tingkat pelatihan yang diikuti oleh pemilik usaha kecil diwilayah kabupaten Gresik dinilai cukup baik.

1 % 2 % 3 % 4 % 5 % 6 % 7 %

x1.1 1 10% 1 10% 2 20% 0 0% 1 10% 5 50% 0 0%

x1.2 1 10% 1 10% 0 0% 1 10% 2 20% 3 30% 2 20%

x1.3 0 0% 0 0% 0 0% 2 20% 1 10% 2 20% 5 50%


(70)

4.1.2. Hasil Penelitian Variabel Bebas Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian terhadap variabel bebas yaitu tingkat pendidikan dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.3 : Table Frekuensi Jawaban Variabel Tingkat Pendidikan (X2)

1 % 2 % 3 % 4 % 5 % 6 % 7 %

x2.1 0 0% 0 0% 0 0% 2 20% 2 20% 2 20% 4 40%

x2.2 0 0% 0 0% 0 0% 1 10% 2 20% 5 50% 2 20%

x2.3 0 0% 0 0% 0 0% 1 10% 3 30% 1 10% 5 50%

x2.4 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 2 20% 4 40% 4 40%

x2.5 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 3 30% 2 20% 5 50%

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan hasil jawaban pada tabel 4.2 diatas maka, dapat diketahui ternyata 10 responden mayoritas jawaban responden adalah, yang menunjukan sikap setuju terhadap pernyataan mengenai tingkat pendidikan. Hal ini menandakan bahwa tingkat pendidikan yang diikuti oleh pemilik usaha kecil diwilayah Kabupaten Gresik dinilai cukup baik. 4.1.3. Hasil Penelitian Variabel Bebas Tingkat Pemahaman Di Bidang

Teknologi

Hasil penelitian terhadap variabel bebas yaitu tingkat pemahaman di bidang teknologi informasi dapat dilihat pada table dibawah ini.


(71)

Tabel 4.4 : Table Frekuensi Jawaban Variabel Tingkat Pemahaman (X3)

1 % 2 % 3 % 4 % 5 % 6 % 7 %

x3.1 0 0% 0 0% 0 0% 2 20% 1 10% 4 40% 5 50%

x3.2 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 2 20% 2 20% 6 60%

x3.3 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 2 20% 2 20% 6 60%

x3.4 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 10% 5 50% 4 40%

x3.5 0 0% 0 0% 1 10% 0 0% 1 10% 5 50% 3 30%

Sumber : lampiran 9

Berdasarkan hasil jawaban pada tabel 4.2 diatas maka, dapat diketahui ternyata 10 responden mayoritas jawaban responden adalah, yang menunjukan sikap setuju terhadap pernyataan mengenai tingkat pemahaman teknologi informasi. Hal ini menandakan bahwa tingkat pemahaman teknologi informasi yang diikuti oleh pemilik usaha kecil diwilayah Kabupaten Gresik dinilai cukup baik.

4.1.4. Hasil Penelitian Variabel Bebas Tingkat Investasi Di Bidang Teknologi

Hasil penelitian terhadap variabel bebas yaitu tingkat investasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(72)

Tabel 4.5 : Table Frekuensi Jawaban Variabel Tingkat Investasi Dibidang Teknologi (X4)

1 % 2 % 3 % 4 % 5 % 6 % 7 %

x4.1 0 0% 0 0% 0 0% 1 10% 3 30% 3 30% 3 30%

x4.2 0 0% 0 0% 0 0% 1 10% 2 20% 4 40% 3 30%

x4.3 1 10% 0 0% 0 0% 2 20% 3 30% 1 10% 3 30%

x4.4 1 10% 0 0% 0 0% 1 10% 1 10% 3 30% 4 40%

x4.5 0 0% 1 10% 0 0% 1 10% 1 10% 4 40% 3 30%

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan hasil jawaban pada tabel 4.5. diatas maka, dapat diketahui ternyata 10 responden mayoritas jawaban responden adalah, yang menunjukan sikap setuju terhadap pernyataan mengenai tingkat investasi teknologi informasi. Hal ini menandakan bahwa tingkat investasi teknologi informasi yang diikuti oleh pemilik usaha kecil diwilayah Kabupaten Gresik dinilai cukup baik.

4.1.5. Hasil Penelitian Variabel Terikat Penggunaan Informasi Akuntansi Hasil penelitian terhadap variabel terikat yaitu penggunaan informasi akuntansi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 : Tabel Frekuensi Jawaban Variabel Terikat Yaitu Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Y)

1 % 2 % 3 % 4 % 5 % 6 % 7 %

y1.1 0 0% 0 0% 1 10% 0 0% 1 10% 2 20% 6 60%

y1.2 0 0% 0 0% 1 10% 0 0% 2 20% 5 50% 2 20%

y1.3 0 0% 0 0% 0 0% 1 10% 1 10% 3 30% 5 50%

y1.4 0 0% 0 0% 0 0% 1 10% 1 10% 2 20% 6 60%


(73)

Berdasarkan hasil jawaban pada tabel 4.6. diatas maka, dapat diketahui ternyata 10 responden mayoritas jawaban responden adalah, yang menunjukan sikap setuju terhadap pernyataan mengenai tingkat pemahaman dibidang teknologi. Hal ini menandakan bahwa penggunaan yang dilakukan oleh pemilik usaha kecil diwilayah Kabupaten Gresik dinilai cukup baik.

4.2. Teknis Analisis Dan Uji Hipotesis 4.2.1. Uji Validitas

Suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak bila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat dilihat dari kolom corrected item total correlation (rhitung). Koefisien masing-masing item kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis dengan kriteria pengujian sebagai berikut (Azwar, 1997:158):

1. Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pertanyaan valid. 2. Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pertanyaan tidak valid

Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika memiliki nilai rhitung > rkritis. Ringkasan hasil uji validitas disajikan pada tabel-tabel di bawah ini, dimana hasil uji validitas secara lengkap dapat pula dilihat pada lampiran 3 sampai dengan lampiran 7.


(1)

pelatihan, pendidikan, pemahaman dan investasi dibidang teknologi informasi agar disesuaikan dengan kebutuhan, agar nantinya informasi akuntansi dapat digunakan dengan baik sebagai pedoman pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha.

2. Bagi penelitian mendatang, hendaknya memperluas jangkauan

populasi dan jenis usaha yaitu tidak terbatas pada UKM penjualan perlengkapan olahraga di wilayah Kabupaten Gresik saja.

5.3. Keterbatasan

Penelitian ini idrasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimaluntuk mendukung tujuan penelitian, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penellitian ini masih ada beberapa keterbatasan antara lain :

1. Keterbatasan dalam obyek penelitian. Obyek penelitian ini hanya pada UKM penjualan perlengkapan olahraga di wilayah Kabupaten Gresik sehingga hasil penelitian berlaku diwilayah tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini bisa berlaku pada UKM yang sejenis meskipun kemungkinan tersebut kecil. Sehingga dapat dikatakan tingkat pelatihan, tingkat pendidikan, tiingkat pemahaman, tingkat investasi dibidang teknologi informasi dari hasil penelitian ini cukup rendah.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuesioner tersebut yang dapat


(2)

84

mempengaruhi cara menjawab, yang memungkinkan jawaban responden tidak jujur karena jawaban responden tidak dapat dikontrol oleh peneliti.

5.4. Implikasi

Pengaruh tidaknya tingkat pelatihan tidak berdampak pada penggunaan system informasi akuntansi. bertolak dari hal tersebut semakin sering seorang manajer atau pemilik UKM mengikuti pelatihan akuntansi maka proposi perusahaan tersebut untuk menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi akan semakin tinggi. Namun disamping itu partisipasi aktif manajer atau pemilik perusahaan untuk mengikuti pelatihan akuntansi merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar tujuan pelatihan tersebut tercapai.

Seperti halnya dengan tingkat pemahaman, dalam hasil penelitian ini tingkat pendidikan pengaruhnya juga tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi. hal ini bertolak belakang dengan dengan Grace (2010) yang mengungkapkan bahwa tingkatan pendidikan formal pemilik atau manajer ini sangat berpengaruh penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Bahkan pada penelitian Muniarti (2002) pendidikan pemilik / manajer lah yang paling besar pengaruhnya terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi.

Dalam tingkat pemahaman informasi akuntansi pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi. Hal ini


(3)

menunjukan bahwa para manajer atau pemilik UKM masih belum memahami seberapa pentingnya pengetahuan dibidang teknologi informasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebagai pedoman pengambilan keputusan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Namun dengan berkembangnya teknologi informasi yang sedemikian pesat dan tersedianya teknologi informasi pelaku usaha sector kecil dituntut untuk dapat memahami teknologi informasi itu sendiri agar apa yang telah direncanakan dan diprogamkan dapat berjalan.

Pada variabel investasi teknologi informasi ini lah yang pengaruhnya signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi karena para manajer atau pemilik UKM merasa diperlukan perangkat teknologi informasi dalam menjalankan kegiatan usaha. Berpengaruhnya investasi dibidang teknologi informasi terhadap penggunaan system informasi akuntansi kemungkinan karena semakin majunya daya saing penjualan, fungsi Pengadaan teknologi informasi selain untuk membantu mengolah data-data tentang keuangan informasi akuntansi juga untuk membantu proses kegiatan penjualan secara online. Meskipun tingkat investasi berdampak baik terhadap penggunaan system informasi akuntansi, hal tersebut tidak berarti para manajer atau pemilik UKM tidak mengembangkan atau meningkatkan tingkat pelatihan, pendidikan, dan pemahaman akan teknologi informasi karena itu bermanfaat untuk membantu mengolah data-data tentang keuangan informasi akuntansi dan


(4)

86

sebagai pedoman pengambilan keputusan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha.


(5)

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usaha Penelitian Dan Skripsi Jurusan

Akuntansi,. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur.

Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Wilkinson, Joseph W, 1993, Sistem Informasi dan Akuntansi, Edisi ketiga, Jilid satu Binarupa Aksara, Jakarta.

Gujarati, 1995, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sinamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat , Jakarta.

Sutabri, Tata, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Andi Yogyakarta. Baridwan, Zaki, 1994, System Informasi Akuntansi, Edisi Kedua. BPFE,

Yogyakarta.

Amstrong, Michael, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT. Elex Coomputindo, Jakarta.

Nitisemito, Alex S, 1983, Manajemen Personalia, Cetakan Ketiga, Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Mulyono, 1993, Penerapan Produktifitas Dalam Organisasi, Edisi 1, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Tjiptono, Fandy, Diana, Anastia, 1994, Total Quality Manajement, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sastrohadiwiryo, B Siswanto, 22003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,

Pendekatan Administrasi Dan Operasional, Cetakan Kedua, Penerbit

PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Porter, E Michael, 1992, Keuanggalan Bersaing, Menciptakan Dan


(6)

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit Fakultas Ekonomi UPN, Surabaya

Soemanto, Warsity, 1992, Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Widarjono, 2005, Ekonometrika Teori dan Aplikasinya, Ekonisia, Yogyakarta.

Jurnal :

Soerowerdi, Soedewi, 2008, Pengaruh Kemampuan Wirausaha Pada Kinerja

Keuangan Usaha Kecil, Majalah Ekonomi Tahun XVIII, No. 2

Agustus 2008.

Solovida, Grace, T, 2010, Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan Dan

Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Kecil Dan Menengah Di Jawa Tengah, ISSN 1411-1497 Prestasi Vol 6

No.1-Juni 2010

Rosita, 2013, Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Penggunaan System Informasi Akuntansi Pada UKM.(Studi Empiris Pada UKM Di Kabupaten Karanganyar). ISSN 2088-6594

GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013.

Skripsi :

Noviantaka, Anike, D, 2011, Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan

Informasi Akuntansi Pada Koperasi Kelompok Tani,.

Zulkarnain, Abdulah, A, 2011, Factor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Pada Usaha Kecil Dan Menengah,


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MENENGAH KABUPATEN JEMBER

2 34 17

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN (Studipada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra KerajinanTas Kain Kabupaten Kendal)

2 16 133

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS INFORMASI AKUNTANSI

1 14 152

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi kasus di Koperasi Pegawai “Swadharma” Surabaya).

0 0 99

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM).

0 1 86

(ABSTRAK) FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS INFORMASI AKUNTANSI (Studi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara).

0 0 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN WONOSOBO.

0 2 2

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

0 2 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi kasus di Koperasi Pegawai “Swadharma” Surabaya)

0 0 18

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik ) SKRIPSI

0 0 20